Mizhrael Alexander berbagi sebuah foto ke dalam grup AKHIR ZAMAN
7 jam ·
| BOM BUNUH DIRI YANG GAGAL |
Nama (samaran) saya adalah Monica
Saya seorang gadis yang berasal dari daerah di Indonesia bagian Timur yang terdiri dari 6 orang bersaudara dan saya adalah anak perempuan satu-satunya.
Pada umur 7 tahun, saya diserahkan ke Tempat Pembelajaran Al quran (TPA) di daerah Kertosono - Jawa Timur oleh orang tua saya dengan harapan akan menjadi anak yang saleh. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Pada umur 12 tahun saya menjadi ‘orang yang terpilih’ untuk berjihad melawan orang-orang Kristen untuk melakukan bom bunuh diri. Saya diisolasi dalam wilayah bangunan dimana orang luar tidak bisa masuk dan sayapun tidak bisa keluar, tetapi saya dapat melihat kegiatan orang-orang yang belajar di luar.
Katanya saya dipilih oleh nabi Muhammad dari sorga, sehingga saya memiliki sorga, jika mati langsung masuk sorga. Saya senang sekali, karena saya kalau mati langsung ke sorga. (akhirnya saya tahu bahwa saya ditipu, karena saya pernah pergi ke neraka dan bertemu nabi muhammad yang memang tinggal di neraka)
Saya tidak merasa sedih jika ada teman yang meninggal dalam tugas, tetapi saya merasa senang karena tugas dia berhasil dan pasti masuk sorga.
Di tempat itu kami memakai baju tertutup berwarna serba hitam dari atas kepala sampai ke tangan dan kaki ... yang terlihat hanya mata saja.
TEMPAT PEMBELAJARAN AL QURAN (TPA)
Di tempat ini banyak orang-orang yang dididik seperti saya untuk jihad, yang terdiri dari beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 orang, ada laki-laki dan perempuan, tetapi lebih banyak anak laki-laki. Orang-orang yang dipilih adalah anak-anak yang masih kecil, karena mereka belum tahu apa-apa sehingga mudah untuk dicuci otak.
Dana mereka langsung dari organisasi islam dari negara-negara islam, seperti Arab, Pakistan dll. Tempat-tempat seperti ini banyak sekali tersebar di Indonesia. Salah satunya di daerah Banten, Jawa Barat yang menjadi tempat pelatihan favorit, karena orang asing tidak dapat masuk ke daerah Banten, sehingga dapat melakukan pelatihan dengan leluasa.
Organisasi ini tidak seperti FPI (Front Pembela Islam) yang dapat disuap dengan uang, karena organisasi mereka cari uang. Ketika target untuk membunuh orang kristen atau membom suatu tempat ditentukan, maka itu harus terlaksana. Target-target tersebut dari pusat, kami hanya pelaksana.
Di halaman TPA banyak sekali saya melihat tuyul, jin, genderuwo, dll yang memang sengaja dipelihara. Ada petugas khusus yang menyusui para tuyul, saya lihat petugas itu badannya sampai kurus kering, karena harus menyusui ratusan tuyul. Ada juga yang khusus memberi makan para jin yaitu dengan larva undur-undur (Antlion larva) … para jin sangat suka dengan makanan ini.
Para tuyul tersebut dijual kepada orang-orang yang ingin kaya, dimana para identitas pembelinya sangat dirahasiakan, hanya ustad dan orang itu yang tahu. Di desa itu, banyak penduduknya yang menikah dengan para jin, yang kata mereka cantik-cantik atau ganteng-ganteng, padahal saya melihat wajah aslinya itu sangat jelek.
Kalau sudah malam, desa itu terlihat seperti desa tak berpenduduk, hanya terlihat lampu remang-remang.
HAL-HAL YANG DIPELAJARI DI TPA
Ketika menjadi ‘orang yang terpilih’ saya belajar :
- Bela diri karate (tetapi karena tidak cocok untuk saya, akhirnya saya dilatih ilmu bela diri Tae Kwon Do sampai tingkat sabuk hitam)
- Merakit berbagai macam senjata api.
- Membuat bom.
- Anatomi tubuh manusia (dengan maksud mengetahui titik lemah manusia)
- Menggunakan senjata tajam.
- Meracik bermacam-macam racun untuk meracuni target.
- Cara menggambar daerah/orang yang akan menjadi sasaran.
- Bela diri karate (tetapi karena tidak cocok untuk saya, akhirnya saya dilatih ilmu bela diri Tae Kwon Do sampai tingkat sabuk hitam)
- Merakit berbagai macam senjata api.
- Membuat bom.
- Anatomi tubuh manusia (dengan maksud mengetahui titik lemah manusia)
- Menggunakan senjata tajam.
- Meracik bermacam-macam racun untuk meracuni target.
- Cara menggambar daerah/orang yang akan menjadi sasaran.
Saya disiksa SETIAP HARI dan ditanamkan kebencian kepada orang-orang Kristen dengan dikatakan bahwa kamu menderita karena orang-orang Kristen sambil dipukul, ditampar, ditendang, diinjak-injak, direndam dalam air dengan posisi badan memeluk es balok dan tangan diikat dengan keadaan telanjang selama berjam-jam – diangkat, lalu di rendam lagi bahkan sampai keesokan harinya (saya pernah mati karena hal ini, tetapi saya bangkit kembali), diberi makan nasi yang sudah basi, tidur di lantai tanpa alas dan bantal, disuruh makan kotoran manusia, dicambuk, disundut api rokok (ketika api rokok mau mati, rokok tersebut dihisap kembali, lalu disundut kembali, sampai rokok tersebut habis), kepala dipukul pakai tangkat kayu dan besi - sampai kepala saya harus dijahit, kepala dibenturkan ke tembok dll.
Kalau dipukul, lalu menangis atau mengeluarkan air mata, maka akan semakin keras dipukulnya.
Kami hanya boleh bertemu dengan ustad yang mengajar, dan kami tidak boleh melihat mata ustad tersebut, jika melanggar, langsung dicambuki … jadi kami hanya menunduk terus.
Kami disuruh menonton tentang film-film teroris, jika kami menunduk, maka langsung dipukuli.
Badan saya sampai penuh bekas luka dari atas kepala sampai ujung kaki, otot-otot tubuh saya banyak yang cacat, bahkan otot mata sayapun cacat karena pukulan-pukulan benda tumpul yang sangat keras pada kepala.
Saya jarang sholat, toh kalau mati kami pasti masuk surga, karena kami adalah ‘orang yang terpilih’ langsung oleh nabi Muhammad dari surga.
Kami tidak tahu apa itu KASIH !
STRATEGI MENGHANCURKAN ORANG-ORANG KRISTEN
1. Membom Gereja-gereja
Sejak umur 10 tahun, saya banyak membom gereja-gereja di daerah Wonosobo, karena daerah tersebut banyak orang-orang Kristen.
Sejak umur 10 tahun, saya banyak membom gereja-gereja di daerah Wonosobo, karena daerah tersebut banyak orang-orang Kristen.
Pada umur 12 tahun saya pernah saya melempar sebuah bom ke sebuah gereja, tetapi bom tersebut tidak meledak, karena mereka sedang berdoa …. Pulangnya saya disiksa, dipukuli dan diperkosa oleh ustad yang menjadi guru saya.
2. Merusak Orang Kristen
Hanya mencari orang Kristen dari dalam gereja :
- Jika perempuan, diajak minum minuman keras, lalu jika mabuk, diserahkan ke laki-laki untuk diperkosa.
- Jika laki-laki, diberi narkoba.
Hanya mencari orang Kristen dari dalam gereja :
- Jika perempuan, diajak minum minuman keras, lalu jika mabuk, diserahkan ke laki-laki untuk diperkosa.
- Jika laki-laki, diberi narkoba.
BERTEMU TUHAN YESUS
Pada umur 30 tahun, saya mendapat tugas untuk membom sebuah gereja di daerah Kepunton - Solo, Jawa Tengah. Gereja tersebut adalah Gereja Bethel Injil Sepenuh.
Bom saya letakkan di tempat anak-anak sekolah minggu, dengan harapan jika anak-anak generasi penerus orang-orang Kristen ini mati, maka orang-orang Kristen ini menjadi lemah.
Tetapi ketika saya menaruh bom yang saya masukkan ke dalam boneka di ruangan sekolah minggu tempat anak-anak itu berada … tiba-tiba saya melihat cahaya yang sangat terang sekali sehingga saya takut dan bom itu tidak jadi diledakkan.
Ketika saya pulang, saya disiksa, karena tugas saya tidak berhasil. Dan saya ditugaskan kembali untuk meledakkan gereja tersebut dan saya harus ikut didalamnya, artinya saya mati sahid.
Saya kembali lagi ke gereja tersebut dan ketika saya meletakkan kembali boneka tersebut di tempat sekolah minggu, tiba-tiba muncul orang dengan cahaya yang sangat terang dengan menggendong boneka yang sudah saya beri bom sambil menyanyi Domba kecil, domba kecil … Hilang di atas bukit … Datanglah gembala … Angkat domba kecil.
Saya ketakutan dan saya lari, tetapi saya berpikir, kalau saya pulang, saya pasti mati, akhirnya saya pilih lari ke kota Sabang, daerah Aceh.
Akhirnya tugas itu berhasil diselesaikan oleh orang lain yang akhirnya ikut mati dalam pengeboman Gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton – Solo, Jawa Tengah pada hari Minggu, tanggal 25 September 2011.
DI SABANG, ACEH
Ketika saya berdiri di pelabuhan kota Sabang, saya melihat seseorang berdiri dengan pakaian yang putih sekali dan modelnya aneh dengan rambut yang putih semuanya tetapi berumur sekitar 30 tahunan dan disampingnya ada 4 tandan buah pisang. Saya mendekat dan menolongnya untuk membawakan 4 tandan buah pisang tersebut ke mobil pikup. Ketika saya hendak pergi, pria tersebut menggandeng saya untuk naik mobil pikup tersebut, saya ikut dan saya duduk di belakang.
Saya dibawa ke sebuah rumah yang besar sekali dan harum bunga mawar, dan saya di beri tempat sebuah kamar di atas. Pria tersebut tidak pernah berbicara kepada saya. Dia berkomunikasi dengan saya dengan memberi kertas yang berisi tulisan dan tulisan itu bagus sekali.
Saya diberi sebuah alkitab dan saya disuruh membaca. Ada perasaan yang senang ketika berada di dekat orang ini. (sampai saat ini saya masih menyimpan alkitab tersebut, tetapi tulisan orang itu tidak saya simpan).
Saya diberi makan oleh orang itu sehari 3 kali dengan makanan yang enak-enak sekali dan dengan jumlah yang banyak ….
Orang itu datang pagi, membuka gorden, mematikan lampu, lalu menyiapkan makanan, kemudian pergi lagi. Siangnya datang lagi, menyiapkan makanan lalu pergi. Sorenya datang, menutup gorden, menyalakan lampu dan menyiapkan makanan, lalu pergi lagi. Hal ini berlangsung terus selama 6 bulan.
Setelah 6 bulan, saya diberi kertas yang bertuliskan bahwa saya sudah waktunya kembali ke Jakarta dan menjadi terang.
DI JAKARTA
Di Jakarta, saya datang ke gereja untuk menjadi pelayan di gereja, tetapi saya selalu ditolak bahkan dihina-hina.
Saya kepahitan dengan hamba-hamba Tuhan. Saya difitnah, dihina, dijelek-jelekkan. Sehingga saya pernah ingin kembali ke tempat saya dahulu, tetapi Tuhan melarang saya untuk kembali. Setiap saya ingin kembali, Tuhan hajar saya dengan keras. Saya selalu dikuatkan oleh lagu Domba Kecil yang dinyanyikan oleh Tuhan Yesus.
Puji Tuhan, akhirnya sekarang saya ketemu anak Tuhan, dan kami sering melayani bersama-sama. Meskipun saya tidak bekerja, tetapi Tuhan selalu mencukupkan segala kebutuhan saya.
Saya pernah mati, tetapi saya teringat akan keluarga saya yang belum mengenal kasih dan juga teman-teman serta guru saya di Kertosono …. Saya bilang, Tuhan saya ingin kembali, saya ingin mereka juga boleh mengenal kasih yang selama ini mereka tidak pernah mengenal kasih. Akhirnya saya tidak jadi mati dan kembali ke dunia ini.
Sudah 3 orang teman saya 'orang yang terpilih' yang sudah bertobat ... Haleluya !
Ayah saya sebelum meninggal sudah menerima Tuhan Yesus sebagai JuruSlamat pribadinya.... Puji Tuhan !
Saya pernah didoakan oleh tim doa pelepasan yang dipimpin oleh Pdt. A*****s S*****a dan ketika terjadi manifestasi, 4 orang saya banting semuanya.
Akhirnya saya ketemu seorang anak Tuhan dan didoakan pelepasan, saya muntah selama 2 jam dan dalam alam roh, badan saya ada mantera tulisan-tulisan dalam tulisan arab dan itu sudah dihancurkan dan puji Tuhan, saya sudah dibebaskan oleh kuasa Darah Tuhan Yesus.
PENUTUP
Saat saya bertemu seorang hamba Tuhan pada tanggal 29 Mei 2014, saya diminta untuk bersaksi dan direkam, tetapi saya menolak, akhirnya saya bersaksi tanpa direkam. Sepanjang bersaksi, saya menangis terus, karena saya tidak ingin, masa lalu saya yang kelam diungkit kembali.
Selesai bersaksi, saya didoakan agar tubuh, jiwa dan roh saya menjadi kuat, segala kutuk dan rancangan iblis serta orang-orang jahat dipatahkan. Saat berdoa, saya diserang oleh roh orang kuat (orang itu berpakaian seperti orang suku Badui), saya dicekik sehingga saya tidak bisa bernafas. Hamba Tuhan itu memberi minyak urapan pada leher saya dan saya terbebas.
Karena sudah malam dan saya capai, akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan doanya pada keesokan harinya. Keesokan harinya kami didoakan kembali dan saya berjumpa dengan Tuhan Yesus dan saya mencium bau wangi yang sama ketika saya berada di kota Sabang …. Haleluya !!! Amin.
Sumber : Monica
JUMAT, 01 FEBRUARI 2013
Kronologi Kejadian Peledakan Bom di Solo di Gedung Gereja
“Tidak ada satupun korban jiwa, itu adalah karena campur tangan Tuhan semata-mata”
Bom bunuh diri di GBIS kepunton solo-jawa tengah
A. Jam 10:45
B. Bom Meledak
C. Mujizat
D. Iman Di Atas Batu Karang
E. We Love, We Forgive
A. Jam 10:45
Minggu 25 September 2011 jam 10:45. Ibadah baru saja usai. Doa berkat telah selesai disampaikan. Jemaat sedang berjalan keluar dari dalam gedung Gereja. Pemuji dan pemusik sedang menaikkan puji-pujian.
Baru saja, Pdt. Sigit Purbandoro dari Surabaya menyampaikan Firman Tuhan mengenai “Pertolongan Tuhan” yang terambil dari Mazmur 121:1-8. Semuanya kelihatannya berjalan dengan lancar sepereti biasanya.
Tiba-tiba terdengar ledakan keras. Puji-pujian langsung berhenti. Saya berpikir speaker sound system yang meledak. Saya langsung berlari ke tengah mimbar dan dari atas mimbar terlihat ada asap putih mengepul dari pintu depan. Asap cukup tebal sehingga pandangan ke luar pintu tidak terlihat. Saya langsung berpikir “Wah bom!” Langsung saya berlari seperti melompat dari mimbar ke tempat kejadian.
Pikiran saya cuma satu, “Tuhan jangan sampai ada korban jiwa dari jemaat” dan kalau ada korban luka, itu yang harus secepatnya ditolong. Tidak kepikiran kalau ada bom susulan atau hal lain. Hanya satu perkara yang ada di pikiran “Selamatkan secepatnya yang terluka!”
Pada waktu itu, jemaat berteriak-teriak panik dan berlarian. Apalagi asap putih cukup tebal menghalangi pandangan. Bau mesiu menyengat dan darah berceceran di lantai.
Sampai di dekat kejadian, saya melihat hanya ada seorang yang tergeletak dengan perut hancur. Saya langsung berpikir, “Itu pasti pelakunya”. Secara sekilas saya tidak menemukan korban lain yang tergeletak, spontan saya langsung berkata dalam hati, “Syukur Tuhan, tidak ada korban jiwa jemaat”.
Lalu saya lihat beberapa jemaat yang terluka. Saya pegang tangan salah satunya dan saya katakan “Kamu pasti tertolong. Jangan takut! Tuhan melindungimu.” Tapi saya tidak boleh hanya berkutat di situ. Sekarang, ada beban di pundak saya sebagai gembala untuk mengendalikan situasi yang kacau dan menenangkan jemaat yang panik. Langsung saya berteriak “Semuanya keluar lewat pintu samping”. Sekarang, prioritas utama adalah melarikan korban yang terluka secepat-cepatnya ke rumah sakit. Tidak usah memanggil ambulan, karena pasti butuh waktu cukup lama. Sedangkan korban, harus secepatnya dibawa ke rumah sakit.
Terdengar teriakan dari Pdm. Joko Sembodo yang mengatur keamanan di tempat kejadian perkara. Dia berteriak kepada petugas parkir di luar “Tutup pintu gerbang cepat!” agar jangan sampai ada orang luar masuk.
“Bawa semua korban lewat kantor. Pakai mobil Gereja untuk membawa korban ke rumah sakit” teriak saya. Langsung beberapa jemaat dengan sigap tanpa rasa takut menggendong para korban ke kantor. Mereka ini betul-betul orang-orang yang siap melayani seperti Kristus. Tidak mempedulikan resiko bom ke dua ataupun kengerian yang muncul, mereka sigap untuk memberikan pertolongan kepada korban-korban yang berjatuhan.
Sayapun segera berlari ke kantor. Di kantor, saya menyuruh Bapak Yohanes dan Bapak Yulianto untuk mengatur parkir agar kendaraan di parkir yang tidak berkepentingan bisa langsung cepat keluar. Begitu kosong, ada dua kendaraan yang siap dipakai, milik Bapak Budi dan Bapak Gideon. Langsung para korban diangkat dinaikkan ke mobil Bapak Budi. Namun ada kesulitan untuk menaikkan korban ke mobil Bapak Gideon, karena pintunya terhalang mobil lain. Tidak menunggu waktu, saya langsung naik ke belakang setir dan memajukan mobil Bapak Gideon, sehingga pintu bisa terbuka lebar.
Begitu korban dimasukkan, mobil segera melaju dengan cepat ke Rumah Sakit Dr. Oen. Ada yang sempat bertanya, “Nanti kalau di tanya siapa yang menanggung dan bertanggungjawab, bagaimana jawabnya?” Saya langsung berteriak “Gereja yang akan bertanggungjawab untuk semua biayanya. Yang penting, korban harus segera ditolong!” (Biaya pengobatan dan rumah sakit ditanggung oleh pemerintah dan oleh pihak Rumah Sakit Dr. Oen). Dalam waktu kira-kira lima belas menit sejak ledakan, semua korban sudah bisa sampai ke Rumah Sakit Dr. Oen.
Setelah sebentar membagi tugas di kantor, saya dan Pdm. Wim Agus Winarno langsung menyusul ke Rumah Sakit Dr. Oen. Urusan peledakan dan korban tewas biarlah urusan polisi dan orang lain yang sudah saya serahi tugas untuk itu. Sedangkan tugas saya adalah gembala. Saya harus berada di dekat domba-domba yang terluka secepatnya.
Di luar, masa yang begitu banyak sudah memadati jalan di sekitar Gereja, sehingga kendaraan saya sukar untuk bergerak. Sesampainya di rumah sakit, ruang UGD sudah penuh dengan korban-korban yang terluka dan keluarganya. Suasana hiruk pikuk. Langsung saya usahakan untuk mendekati mereka satu per satu. Saya berikan kata-kata kekuatan dan yang paling penting saya doakan mereka satu per satu. Itulah tugas saya sebagai gembala.
Korban pertama yang saya jumpai adalah Bapak Sugiyono dan anaknya Defiana. Secara sepintas mereka kelihatannya tidak terluka parah, karena mereka masih bisa tersenyum. Namun kemudian saya baru tahu bahwa luka Defiana cukup parah, di mana ada 3 mur yang bersarang di tempurung kepalanya. Saya doakan mereka dan saya kuatkan.
Lalu saya jumpai Bapak Go Sing Gwan yang terluka dibahunya. Sebuah metal besi telah menghantam tulang bahunya sehingga hancur. Bapak Go Sing Gwan harus menjalani operasi untuk mengganti tulang bahunya yang hancur dengan sebuah plat.
Dikamar sebelah saya menjumpai Olivia Putri yang terluka di kakinya. Urat kakinya putus dan dia menangis. Pasti rasanya sangat menyakitkan sekali dan hati saya turut tersayat melihat gadis remaja ini menangis kesakitan. Saya pegang tangannya dan saya doakan.
Berlari keluar saya masuk ke kamar di samping dan di situ saya melihat Noviyanti tergeletak di atas ranjang dengan kepala yang bercucuran darah begitu banyak. Terlihat sepintas lukanya cukup parah dan dia hanya diam saja tanpa respon. Hati saya kuatir melihatnya. Tapi saya meneguhkan iman dan berdoa. Saya bisikkan kata-kata kekuatan dan saya doakan dia. Luar biasanya, nanti terlihat bahwa pemulihannya begitu cepat dan dia termasuk yang cepat pulang dari Rumah Sakit.
Septiana saya jumpai sedang terbaring kesakitan. Benda tajam telah menembus salah satu kakinya sampai berlubang dan mencucurkan darah. Tidak berhenti sampai di situ, benda tajam itu masih melaju dan bersarang di kaki yang satunya lagi. Ke dua kakinya terluka parah.
Selanjutnya saya berlari ke kamar sebelah dan saya melihat Ibu Feriana yang terluka parah, ada pecahan metal yang menembus dan merobek kandung kemihnya. Pendarahan terjadi dan harus segera dihentikan sebelum menjadi fatal. Segera dia diprioritaskan untuk menerima tindakan operasi lebih dahulu untuk menghentikan pendarahan. Dalam operasi itu, dokter juga harus memotong usus halusnya sebanyak dua cm. ketika didoakan sebelum masuk ke kamar operasi, dia masih bisa tersenyum sekalipun terluka parah.
Selesai mendoakan Ibu Feriana, saya keluar kamar dan di lorong saya menjumpai Ferdianta dan Boris yang terbaring di ranjang. Luka mereka berada di tangan, perut dan kaki, karena ada paku dan benda-benda lain yang menancap. Saya doakan dan saya teguhkan iman mereka. Mereka mengangguk lemah tanda percaya dan saya senang karena mereka tetap kuat.
Saat itu, saya melihat ada korban yang sedang didorong tergesa-gesa oleh petugas medis ke kamar operasi. Ternyata dia adalah Bapak Ristiyono yang punggungnya hancur karena ada dua belas paku yang menancap di punggungnya. Saya tidak sempat mendoakannya secara khusus, tapi saya berdoa dalam hati agar kemanapun dia dibawa, Tuhan menyertainya.
Dengan setengah berlari, saya masuki kamar selanjutnya. Di situ terbaring Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun. Dia merasakan sakit di kepalanya yang berdarah-darah dan berkata dengan suara memelas “Pak, kepalaku sakit sekali. Tolong Pak Yo, ndak kuat rasanya. Kepala ini sakit sekali!” Saya tidak bisa melakukan apa-apa untuk meringankan penderitaannya, kecuali hanya dengan doa. Telinga Ibu Yulianti telah robek terhantam serpihan benda tajam dan mengucurkan banyak darah. Saya pegang tangannya dan dia menggenggam tangan saya erat-erat. Saya katakan, “Tante jangan kuatir. Tante pasti bisa sembuh total. Tetap kuat dan panggil nama Tuhan Yesus ya Tante.” Dia mengangguk dan saya doakan dia sambil kita ber dua berpegangan tangan.
Keluar dari kamar itu, saya melihat korban lain, yaitu Bapak Stefanus yang terbaring di ranjangnya tepat di tengah ruang UGD. Dia berusaha bangun. Saya tenangkan dia dan saya suruh tidur kembali. Saya lihat lengannya atas berdarah-darah. Saya pegang tangannya dan saya doakan dia di tengah-tengah ruangan UGD itu.
Sekalipun jatuh korban tiga puluh orang terluka, saya masih bisa bersyukur bahwa tidak ada satupun yang meninggal dunia. Dari tiga puluh orang itu, empat belas harus dirawat inap dan semuanya harus menjalani operasi. Operasi berlangsung marathon dari hari Minggu jam 14.00 sampai besoknya jam 12.00, selama dua puluh dua jam.
B. Bom Meledak
Jika direnungkan, dalam tragedi 1053 ini ada banyak mujizat dan pertolongan Tuhan. Jika tidak ada satupun korban jiwa, itu adalah karena campur tangan Tuhan semata-mata. Bukan kebetulan! Karena di dalam Tuhan Yesus, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi atas ijinNya.
Sebelum kejadian, berdasarkan rekaman kamera CCTV, pelaku diperkirakan masuk dari pintu kecil samping pintu utama. Dengan berbaju putih lengan panjang, celana panjang hitam, bertopi, berkacamata dan sebuah tas kecil di kalungkan di dadanya, pelaku sempat berjalan ke tengah dan mendekati tengah ruangan Gereja. Andaikata dia meledakkan bomnya di tengah ruangan Gereja, pasti ceritanya akan berbeda. Korban yang jatuh pasti akan lebih banyak.
Tapi entah mengapa (Pasti ada campur tangan Tuhan), pelaku sempat menoleh ke kanan ke kiri seperti kebingungan. Kemudian, dia berbalik dan berjalan menuju pintu keluar. Dia melangkah keluar pintu Gereja dan berdiri di depan pintu agak menyamping ke timur. Di teras Gereja itulah dia meledakkan bom yang dia bawa tepat pukul 10:53 (sesuai dengan waktu yang terekam di CCTV), menghamburkan proyektil-proyektil maut berupa paku, mur, lempengan logam tajam dan lain sebagainya.
Semata-mata pertolongan Tuhan kalau pelaku itu meledakkan bomnya dengan menghadap ke halaman parkir. Andaikata dia meledakkan bomnya dengan menghadap ke arah pintu Gereja, di mana jemaat sedang ramainya keluar melalui pintu itu, maka korban yang berjatuhan akan makin banyak dan bisa jadi ada yang kehilangan nyawanya.
Lebih ajaib lagi, ketika dia menyalakan bomnya, posisinya agak berubah, badannya memutar sedikit sehingga arahnya tepat menghadap ke dua pilar beton. Akibatnya, ketika bom yang menempel di perutnya meledak menghamburkan serpihan-serpihan, maka sebagian tertahan oleh dua tiang beton itu. Kalau bukan tangan Tuhan yang memutar tubuhnya sedikit, maka pasti akan jatuh korban lebih banyak lagi.
Serpihan bom itu ternyata menyebar kemana-mana dan ada sebuah pecahan pipa yang tajam dan sebesar kepalan tangan, telah terlontar menembus plafon teras Gereja. Andaikata pecahan itu tidak dilemparkan oleh Tuhan ke atas dan membabat orang, maka dipastikan orang itu tidak akan mengalami kesakitan. Tapi dia akan langsung tewas di tempat. Tapi puji syukur kepada Tuhan. Tuhan sudah melemparkan pecahan yang sangat berbahaya itu ke atas plafon Gereja, sehingga tidak menimbulkan korban.
C. Mujizat
Satu hal yang saya kuatirkan dan saya doakan kepada Tuhan, “Jangan sampai ada satupun korban yang meninggal!” Kalau tidak ada yang kehilangan nyawa (kecuali pelaku), maka itu membuktikan bahwa tindakan bom bunuh diri itu adalah tindakan yang sia-sia dan tidak mencapai sasarannya, yaitu untuk mencabut nyawa korban sebanyak-banyaknya. Selamatnya para korban juga menunjukkan bahwa perlindungan Allah itu dahsyat dan ajaib! Perlindungan Allah tidak tertembus oleh bom yang bagaimanapun juga.
Oleh sebab itu, ketika diadakan doa di depan Gereja oleh saudara-saudara kita dari GP Ansor pada Minggu malam, sayapun ikut di situ. Pada saat itu, saya menerima tiga kabar yang membuat sesak nafas. Berita pertama yang muncul di sms adalah Defiana setelah operasi kepala untuk mengambil tiga mur, ternyata mengalami kejang-kejang dan kritis. Saat saudara-saudara kita dari GP Ansor berdoa, sayapun juga berdoa, “Tuhan Yesus jangan sampai anakMu ini meninggal. Sembuhkan dan pulihkan dia oleh karena bilurMu, bukan karena yang lain. Aku mohon mujizatMu Tuhan.”
Belum selesai saya berdoa, masuk sms ke dua dan disusul yang ke tiga yang mengatakan bahwa kaki dari salah satu korban yang bernama Hariyoko harus diamputasi karena terbabat obeng yang terlontar seperti roket. Lalu urat kaki Olivia Putri yang putus harus segera disambung sebelum dua puluh empat jam. Tapi sampai saat itu belum bisa segera dilakukan operasi karena ruang operasi penuh. Padahal waktu sudah semakin sempit.
Kembali saya berdoa agar jangan sampai ada satupun yang mengalami cacat! Apalagi mereka ini masih remaja dan masih memiliki perjalanan hidup yang panjang. Jangan sampai mereka kehilangan masa depannya karena mengalami kecacatan.
Berdoa bersama saudara-saudara kita dari GP Ansor dan mengingat korban-korban ini, tak terasa air mata ini menetes. Hanya satu doa yang saya panjatkan terus, “Jangan ada yang meninggal dan jangan ada yang cacat”, supaya nama Tuhan saja yang dipermuliakan dalam peristiwa ini.
Begitu selesai doa bersama, kira-kira jam 22.30, saya langsung bergegas ke Rumah Sakit bersama Pdm. Joko Sembodo untuk menjenguk korban.
Di depan ruang operasi, saya menjumpai Ibu Hung Me, yang suaminya, Bapak Go Sing Gwan sedang menjalani operasi karena tulang bahunya hancur. Di depan kamar operasi itu, kita berdoa bersama-sama memohon anugerahNya.
Lalu saya menuju kamar Olivia Putri yang harus dioperasi sesegera mungkin karena urat kakinya putus. Dia tertidur lelap, mungkin karena pengaruh obat bius untuk mengurangi rasa sakitnya. Saya katakan kepada ibunya, “Jangan kuatir bu. Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat. Kaki Olivia pasti akan dioperasi tepat pada waktunya.” Akhirnya jam 01.00, Olivia bisa dioperasi kakinya dan tidak terlambat.
Di ruang ICU, ada dua korban, yaitu Ibu Feriana yang terluka parah. Kandung kemihnya yang pendarahan karena tertembus logam dan ususnya harus dipotong dua cm. Ketika saya doakan, Ibu Feriana justru berkata “Saya tetap kuat Pak Yo. Saya tetap cinta Tuhan dan Tuhan Yesus pasti sembuhkan saya.” Dia juga berpesan, “Pak Yo juga harus kuat. Tuhan akan pakai Pak Yo.” Saya terkejut dengan ketabahan Ibu Feriana. Saya betul-betul dikuatkan dan terharu. Di saat menderita dan menjadi korban, Ibu Feriana betul-betul tabah dan justru masih bisa memberikan kekuatan. Luar biasa!
Memang Tuhan punya rencana lain untuk Ibu Feriana. Ketika para dokter mengoperasi untuk menghentikan pendarahannya, dokter juga menemukan usus buntunya sudah infeksi. Karena itu, usus buntunyapun ikut diambil. Jadi Ibu Feriana ini juga mendapatkan pelayanan operasi usus buntu, tanpa biaya. Tuhan yang atur semuanya.
Defianapun juga berada di ruang ICU. Saya melihat sekarang dia telah bisa tidur tenang, sesudah sore tadi mengalami kejang-kejang. Saya bersyukur kepada Tuhan karena melihat Tuhan sudah melakukan mujizatNya.
Mamanya mengatakan bahwa Defiana ini dalam penderitaannya justru sangat tabah. Dalam keadaan tergeletak dan terluka parah, dia justru yang mengkuatkan orang tuanya untuk tetap kuat dan bersyukur kepada Tuhan, “Ma jangan takut. Aku pasti sembuh karena Tuhan Yesus pasti menolong.” Bahkan saat dia didorong masuk ke kamar operasi, dia menyanyikan pujian “Dalam nama Yesus! Dalam nama Yesus! Ada kemenangan!” Iman anak remaja ini betul-betul luar biasa. Dia sangat mencintai Tuhan. Saat sadar, yang dipikirkan pertama kali justru, bagaimana pelayanannya hari Senin, 3 Oktober nanti dalam acara Konser Pemuda? Luar biasa! Pada hari Senin, 3 Oktober, Defiana sudah bisa ikut acara konser pemuda di Gereja, sekalipun dengan kepala yang masih dibalut dengan perban. Mujizat!
Melihat kondisi Defiana yang cukup parah, sebuah lembaga sosial keagamaan dari Surabaya menawarkan bantuan dana dan pertolongan untuk membawa Defiana ke Singapore jika diperlukan. Tapi rencana Tuhan berbeda. Hari Senin, 3 Oktober, Defiana tidak berada di Singapore untuk diobati. Tapi pada Hari Senin, 3 Oktober, dia berada di GBIS Kepunton sedang memuji Tuhan. Haleluya!
Hariyoko yang menurut dokter harus diamputasi kakinya mengalami mujizat yang luar biasa. Besoknya, dokter berkata bahwa kakinya tidak jadi diamputasi dan bisa sembuh sempurna. Saya yakin dan percaya, bahwa malam itu, Tuhan Yesus sudah menyambung semua pembulu darah dan urat-urat yang terputus, sehingga kakinya bisa diselamatkan. Hariyoko yang masih muda tidak kehilangan kakinya.
Ayahnya, yaitu Bpk Ristiono adalah bapak yang punggungnya hancur tertebus dua belas paku tajam. Tapi puji Tuhan, tidak ada satupun paku itu yang menembus organ vitalnya. Sebelas paku diambil melalui operasi pertama. Tapi satu paku diambil pada operasi ke dua yang beresiko tinggi. Paku itu bersarang tepat di antara paru-paru dan hatinya. Jika paku itu tertancap sedikit bergeser saja, maka akan mengenai paru-paru atau hatinya dan hasilnya pasti fatal. Tapi karena tangan Tuhan saja, maka paku itu bisa tepat bersarang di antara dua organ vital itu.
Ibu Yuliati yang berusia tujuh puluh empat tahun telah terluka di kepalanya. Ada serpihan benda tajam yang melesat cepat merobek daun telinganya. Telinganya berdarah-darah. Tapi kita bisa bersyukur kepada Tuhan, karena seandainya benda itu selisih beberapa mili saja jaraknya, maka pecahan benda tajam itu akan menembus ke kepalanya dan berakibat fatal. Tangan Tuhan betul-betul menyatakan perlindunganNya.
Para korban bersaksi bahwa sepertinya ada tameng Ilahi yang melindungi mereka. Pecahan paku, mur boleh menembus daging, tapi tidak mengenai tulang atau organ penting. Ada tangan Tuhan yang tak terlihat yang telah menahan semua proyektil-proyektil maut itu.
D. Iman Di Atas Batu Karang
Hal yang paling membahagiakan saya adalah semua korban yang dirawat ini memiliki iman yang kuat. Mereka menderita, tapi mereka tidak kecewa kepada Tuhan. Mereka disakiti, tapi mereka tidak dendam dan mau mengampuni. Ketika mereka ditanya, mereka tetap mencintai Tuhan Yesus dan akan tetap setia ke Gereja.
Seperti juga Defiana yang saat masih tergolek justru memikirkan pelayanannya, maka Olivia Putri juga berkata “Aku akan tetap ke Gereja. Kenapa harus takut?”
Bapak Stefanus dalam keadaan masih terbaring di tempat tidur bahkan sudah menanyakan, “Pak, Hari Sabtu ada kebaktian 464 (lansia)? Saya mau datang ibadah.”
Ibu Yulianti yang sudah berusia tujuh puluh empat tahun, awalnya mengalami trauma dan berkata “Tidak berani ke Gereja dulu”. Tapi besoknya dia sudah bisa berkata “Sesudah sembuh, saya pasti ke Gereja lagi. Saya tidak trauma lagi, karena Tuhan Yesus.”
Boris waktu ditanya wartawan tentang Firman Tuhan saat ibadah, dia menjawab dengan jawaban luar biasa, “Firman Tuhan tadi berbicara tentang pertolongan Tuhan dan sekarang saya langsung mengalami pertolongan Tuhan”.
Para korban tidak menolak jiwa diwawancarai oleh wartawan maupun dikunjungi oleh tamu-tamu penting. Salah satunya saya tanya, “Kenapa kok mau diwawancarai atau dijenguk oleh tamu-tamu yang begitu banyak? Apa tidak justru melelahkan?” Dia menjawab “Pak Yo, justru ini kesempatan buat saya untuk menyaksikan kehebatan Tuhan Yesus. Justru inilah kesempatan buat saya untuk menunjukkan kepada orang yang belum kenal Tuhan bahwa saya tidak takut untuk mengiring Tuhan Yesus dan menunjukkan bahwa saya mengampuni mereka.”
Kuatnya iman mereka, betapa cintanya mereka kepada Tuhan Yesus, tabahnya hati mereka, semuanya itu membuat saya semakin kuat. Bukan saya yang mengkuatkan mereka. Tapi merekalah yang justru telah mengkuatkan saya.
Jika mereka yang menjadi korban saja bisa begitu kuat dan tidak takut untuk kembali beribadah. Tentunya, kita yang tidak tergores sedikitpun pasti akan tetap kuat dan setia beribadah kepada Tuhan Yesus di tempat yang sudah Tuhan tempatkan kita.
Jangan sampai kesetiaan dan iman kita kalah dengan mereka yang menjadi korban. Biarlah mereka ini menjadi teladan iman buat kita. Inilah iman yang dibangun di atas fondasi batu karang.
E. We Love, We Forgive
Setelah saya kembali dari Rumah Sakit, polisi sudah berdatangan mengamankan lokasi. Saya masuk ke dalam Gereja dan duduk di kursi tidak jauh dari pelaku pembomanan yang tergeletak di lantai. Saya amati dia cukup lama dan saya mulai merenung, “Haruskah hidupnya berakhir tragis dan sia-sia seperti ini?” Pada waktu itu, yang muncul di dalam benak saya bukan kebencian dan dendam. Perasaan yang muncul adalah belas kasihan kepada dia yang telah salah memilih jalan kehidupan.
Dari situlah inti pesan gembala itu muncul “Taburkanlah kasih dan pengampunan. Bukan dendam dan kebencian.” We love and we forgive.
Tidak ada persungutan yang kita berikan. Tapi ucapan syukur kepada Tuhan yang kita persembahkan. Habis gelap, terbitlah terang. Setelah musibah, timbulah mujizat. Karena itu, sekalipun di mata manusia, hal ini merupakan tragedi dan bencana. Tapi dengan mata iman, saya memandang bahwa tragedi 1053 pasti menjadi MUJIZAT 1053.
Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikkan bagi orang-orang yang mengasihi Dia. Tidak ada kemuliaan, tanpa melalui salib. Justru melalui peristiwa ini, dunia telah melihat bahwa Tuhan Yesus dahsyat dan ajaib.
Pdt. Jonatan Jap Setiawan
Sumber: Kesaksian Pdt.Jonatan Jap Setiawan, Bom Bunuh Diri Di GBIS Kepunton Solo-Jawa Tengah
======================================
INI
DAFTAR BUKU BAGUS YANG SEBAENYE LO BELI N BACA. HA...7X
by Mark A.
Gabriel
|
by Craig
Winn
7. THE
ISLAMIC ANTICHRIST : THE SHOCKING TRUTH ABOUT THE REAL NATURE OF THE
BEAST by Joel
Richardson
10. The
End Times in Chronological Order: A Complete Overview to
Understanding Bible Prophecy by Ron
Rhodes
12. Son
of Hamas: A Gripping Account of Terror, Betrayal, Political Intrigue,
and Unthinkable Choices by Mosab
Hassan Yousef
17. Islam
And Terrorism: What the Quran really teaches about Christianity,
violence and the goals of the Islamic jihad. by Mark
A. Gabriel
25. The
Banality of Suicide Terrorism: The Naked Truth About the Psychology
of Islamic Suicide Bombing by Nancy
Hartevelt Kobrin
41. Out
of darkness Into Light: True to life stories of Muslim's coming to
Jesus Christ Through Visions, Dreams, & Miracles. by Ali
Abdel Masih
44. Miraculous
Movements: How Hundreds of Thousands of Muslims Are Falling in Love
with Jesus by Jerry
Trousdale
LO
CUKUP BACA BEBERAPA AJE DARE REKOMENDASI BUKU DI ATAS. MAKA LO AKAN
KAGET NGELIAT BETAPA JAHATNYE ESLAM. HA...7X
YAH
JELAS JAHAT LAH KARNA ALLAH SWT ADALAH IBLIS N MAMAD ADALAH ANTIKRIS.
HA...7X
SEBENERNYE
SIH, ALLAH SWT PIKTIP ALIAS BERHALA DEWA BULAN ARAB N DI ISRAEL
NAMANYE BAAL. HA...7X
N
JIBRIL ADALAH IBLIS YANG MENYAMAR SBAGE MALAIKAT TERANG.
2
KORINTUS 11:14-15
14
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai
malaikat Terang.
15
Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar
sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal
dengan perbuatan mereka.
FATHER
- GOD
6. God
the Father - Four Week Mini Bible Study (The Holy Trinity Parenting
Series) by Heather
Bixler
Yesus.
others.
17. Elder
Northfield's home: or, Sacrificed on the Mormon altar; a story of the
blighting curse of polygamy by Jennie
Bartlett.
18. The
Mormon Delusion: The Truth Behind Polygamy and Secret Polyandry
(Volume 1) by Jim
Whitefield
20. They
Shall Expel Demons: What You Need to Know about Demons - Your
Invisible Enemies by Derek
Prince
Buy
new: $14.39 / Used from: $7.95
26. Foundational
Truths For Christian Living: Everything you need to know to live a
balanced, spirit-filled life by Derek
Prince
31. Making
Good Habits, Breaking Bad Habits: 14 New Behaviors That Will Energize
Your Life by Joyce
Meyer
38.
Sons
of Abraham: Egypt, Israel and Assyria Worshipping God Together as a
Blessing on the Earth by Tom
Hess
41. The
Bible Code by MichaelDrosnin
|
44.
The
Original Code in the Bible: Using Science and Mathematics to Reveal
God's Fingerprints by Del
Washburn
KALO
MO NGELIAT YANG LEBIH BANYAK MAKA KLIK DI SINI :
---------------------------------
My
blogs are now at the click of a variety of countries including
Indonesia, the United States, Britain, Germany, France, Russia,
Canada, India, Japan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Syria,
Egypt, Australia, New Zealand, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong,
Singapore, China, Taiwan, Argentina, Colombia, Serbia, Morocco,
Algeria, Brazil, Moldova, Macedonia, Netherlands, Spain, South Korea,
Timor Leste, Norway, Belgium, Romania, Vietnam, Bulgaria, Albania,
Azerbaijan, Mexico, Venezuela, Swedish, Irish, Turkey, Italy, Cile,
Austria, and others.
Here's
a list of my blogs:
so
help me with prayer and purchase books written by me.
Here's
a list of my books:
English
Version :
3. Biblical
evidence has been revised.
4. Allah SWT idiot proof.
5. Science in the bible.
6. Jesus is the only Savior of the world.
7. Evidence of Jesus Christ is Yahweh.
8. Jesus in the Trinity is One God.
9. Israel proof Yahweh is the creator of the universe.
10. The truth about the Koran.
11. Islam ( Invisible Satan Leader Among Muslims ).
4. Allah SWT idiot proof.
5. Science in the bible.
6. Jesus is the only Savior of the world.
7. Evidence of Jesus Christ is Yahweh.
8. Jesus in the Trinity is One God.
9. Israel proof Yahweh is the creator of the universe.
10. The truth about the Koran.
11. Islam ( Invisible Satan Leader Among Muslims ).
BELI BUKU GUE NYOK. ha...7x
Biar
gue bisa full time menyebarkan injil.
BIAR
NAMA YESUS DITINGGIKAN DAN DIMULIAKAN DI SELURUH BUMI. HA...7X
Filipi
2:5-11
5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus,
6 yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9
Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama,
10 supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan
segala lidah mengaku: ''Yesus Kristus adalah Tuhan,'' bagi kemuliaan
Allah, Bapa!
TRANSFER
UANG PEMBELIAN BUKU/HAK LISENSI KE :
Richard Nata
Bank
Central Asia, Tbk, Indonesia
002-157-6394
SETELAH ITU KIRIM EMAIL DISERTAI BUKTI TRANSFER KE guerich007@gmail.com
ATAU
SMS KE 62-8889910822 ( SMS ONLY, NO PHONE CALL ).
Jangan
lupa, beritahukan buku apa yang anda beli dari kami.
LORD JESUS BLESS YOU
AMEN
No comments:
Post a Comment