=Kebodohan Muslim=
Arif: Apakah anda dari kecil sudah muslim?
Mualaf: Tidak, saya dulu nasrani.
Arif: Kenapa anda masuk Islam?
Mualaf: Karena Kristen agama yg tidak logis.
Arif: Trus apakah Islam sendiri logis?
Mualaf: Menurut saya Islam logis karena Islam mengajari saya menalar ajaran-ajaran Kristen yg tidak masuk akal.
Arif: Kok ajaran-ajaran agama lain yg dinalar? Ngakak!!!!
Trus di mana letak logisnya Islam, apakah anda tidak merasa dibodohi?
Trus di mana letak logisnya Islam, apakah anda tidak merasa dibodohi?
Mualaf: Kalau Islam tidak logis, tentu Islam tidak akan tahu kesalahan-kesalahan kristen.
Arif: Oh, jadi karena Islam tahu kesalahan-kesalahan agama lain, lalu anda menganggap Islam itu HEBAT dan SANGAT LOGIS? Apakah anda tidak menyadari kalau diri anda sedang dibodohi oleh Islam?
Mualaf: Di bagian mana Islam membodohi saya, Pak?
Arif: Kelogisan itu bukan dari menilai pihak lain, tetapi dibuktikan dari diri sendiri. Jika memang Islam itu LOGIS, tentu kita tidak akan mengimani hal-hal tabu dan konyol di Islam dengan gaya iman anak kecil. Tentunya ada sisi-sisi kritis yang membuat kita yakin bahwa apa yang kita imani itu memang layak diimani. Tetapi di agama kita Islam ini, tidak ada sisi-sisi kritis itu, semuanya sarat dengan tipuan dan muslihat, bahkan caranya sangat kentara sekali seperti tipuan anak SD. Jika kita mencoba untuk berpikir secara dewasa (secara kritis), Islam menghalangi-halangi dan bahkan mengancam kita dengan tuduhan murtad, kafir dan menghujat. Karena itulah, cara beriman kita kepada Islam sama seperti cara beriman anak kecil atau dalam istilah agama kita disebut "orang yg masih belum cukup akalnya" alias "belum akil baligh". Kita jadi koplo kabeh.
Kita SOK kayak orang dewasa tulen sewaktu kita menalar ajaran agama lain, tapi sewaktu kita dihadapkan pada agama sendiri, kita langsung nyungsep dan IQ kita tiba-tiba drop.
Mualaf: Kata pak ustadz, agama Islam itu agama yg berdasarkan akal sehat. Islam tidak melarang umatnya memakai akal sehatnya, malah, Islam menghendaki umatnya memakai akal dalam beriman.
Arif: Contohnya tadi, kan? Islam memanipulasi muslim seolah-olah Islam sangat bernalar ketika membicarakan agama lain. Tapi yg tidak kamu sadari, Islam melarangmu memakai akal ketika membicarakan agama sendiri.
Mualaf: Bisa lebih jelas, Pak?
Arif: Sekarang saya tanya, apakah guru-guru Islam anda pernah menunjukkan kontradiksi-kontradiksi dalam Alquran?
Mualaf: Tidak pernah.
Arif: Dan seandainya sekarang ada guru yg menunjukkan kesalahan Alquran, apa yang akan dialami oleh guru tersebut?
Mualaf: Hmmm,,, dia akan dianggap menghujat agama, dan orang-orang FPI akan menerornya.
Arif: Benar. Jadi beginikah yg disebut AGAMA LOGIS? Agama yg logis tidak akan mengintimidasi orang yg mengkritiknya. Agama yg logis akan memberi ruang selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin mengkritisinya, dan semua akan dijawab secara elegan, bukan malah diteror dan dihadapi dengan pedang.
Apakah anda tahu, bagaimana caranya Muhammad menerbitkan "ayat-ayat sakti" dari mulutnya?
Mualaf: Hmmm,,,, saya tidak mengerti maksud anda. Muhammad tidak pernah membuat ayat, beliau hanya menyampaikan wahyu. Semua ayat dalam kitab suci Alquran adalah firman Allah.
Arif: Nah, di situlah ketidaktahuan anda. Apakah anda tidak tahu bahwa Islam telah memberi anda imajinasi palsu agar anda mengira bahwa ayat-ayat Alquran itu berasal dari SUARA MALAIKAT JIBRIL atau SUARA DARI LANGIT. Padahal, semua ayat-ayat itu terdengar dari kerongkongan Muhammad. Tidak ada satu pun orang di Arab ketika itu di masa hidup Muhammad yg mendengar suara malaikat ataupun suara dari langit. Ayat-ayat itu adalah buatan Muhammad, oleh Muhammad, dari Muhammad dan untuk Muhammad. Dia membuat firman palsu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Saat dia pingin apa, dia tinggal buat ayatnya, dan orang-orang bodoh itu percaya kalau kalimat-kalimat yg keluar dari mulut Muhammad itu adalah wahyu.
Caranya terlalu konyol dan sangat kentara sekali, seperti pada contoh riwayat berikut:
Kitab Asbabun Nuzul Jalaludin As-Suyuti halaman 462
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata, "Pada hari Rasulullah menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang menghadiri jamuan di rumah beliau. Setelah orang-orang tersebut selesai makan, mereka lantas tetap duduk di tempatnya sambil bercakap-cakap."Rasulullah lantas pura-pura berdiri (agar orang-orang yang hadir itu pun ikut berdiri). Melihat tindakan Rasulullah tersebut, sebagian hadirin tersebut lantas ikut berdiri. Akan tetapi, tiga orang dari mereka tetap duduk di tempat dan baru keluar beberapa saat kemudian. Setelah semuanya keluar, saya lalu mendatangi Rasulullah untuk mengabarkan hal tersebut. Rasulullah lantas datang dan masuk ke rumah. Saya pun ikut masuk ke dalam. Akan tetapi, Rasulullah langsung menurunkan tirai yang menghalangi antara saya dan beliau. Dan dari mulut Muhammad keluar ayat:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS 33:53)
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. yang berkata, "Pada hari Rasulullah menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang menghadiri jamuan di rumah beliau. Setelah orang-orang tersebut selesai makan, mereka lantas tetap duduk di tempatnya sambil bercakap-cakap."Rasulullah lantas pura-pura berdiri (agar orang-orang yang hadir itu pun ikut berdiri). Melihat tindakan Rasulullah tersebut, sebagian hadirin tersebut lantas ikut berdiri. Akan tetapi, tiga orang dari mereka tetap duduk di tempat dan baru keluar beberapa saat kemudian. Setelah semuanya keluar, saya lalu mendatangi Rasulullah untuk mengabarkan hal tersebut. Rasulullah lantas datang dan masuk ke rumah. Saya pun ikut masuk ke dalam. Akan tetapi, Rasulullah langsung menurunkan tirai yang menghalangi antara saya dan beliau. Dan dari mulut Muhammad keluar ayat:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS 33:53)
Pernahkah muslim berpikir kritis, "Kenapa Allah Islam dalam sejarah hidup nabinya tidak pernah terbukti ada? Kenapa Muhammad menyuruh kita menyanjung-nyanjung namanya setinggi langit? Jika Muhammad itu makhluk paling sempurna di muka bumi, mengapa dia menggauli budak, pemarah, pemerkosa dan pembunuh keji? Apakah arti akhlak dalam Islam tidak sama seperti yg selama ini kita pahami?" Dan masih banyak pertanyaan lain.
Kenapa Muhammad dipuji-puji sebagai makhluk berakhlak mulia, tapi setelah ketahuan akhlaknya tidak mulia, kita sebagai muslim malah dengan tidak tahu malu menurunkan status Muhammad menjadi SAMA DENGAN orang-orang sekelas Ibrahim atau Sulaiman, padahal tidak ada satupun umat yg membangga-banggakan tokoh-tokoh itu setinggi langit.
Jika kita tahu perilaku orang-orang seperti Syekh Puji, AA Gym atau Aceng Fikri adalah tidak beretika moral yg baik, mengapa kita justru membangga-banggakan Muhammad padahal akhlaknya selevel dengan orang-orang itu?
Apakah anda sebagai mualaf sudah tahu secara detil bagaimana riwayat hidup Muhammad dari kitab-kitab Islam klasik?
Mualaf: Tidak Pak.
Arif: Jadi benar, kan, anda masuk Islam hanya karena anda diajari bahwa agama lain itu SALAH, tanpa anda tahu siapa sebenarnya yang anda ikuti, Tuhan atau Setan.
Anda sudah kena tipu Islam. Tidak ada yg bisa Islam banggakan dari dirinya sendiri, maka dari itu, Islam menggunakan metode dakwah yg tidak sehat, yaitu membusuk-busukkan agama lain, setelah itu orang bodoh berhasil diperdaya, Islam mengatakan, "Masuklah Islam, Islam gak kayak gitu." Padahal ada banyak sekali BOROK di dalam tubuh Islam sendiri yg tidak pernah Islam beritahukan.
No comments:
Post a Comment