Sunday, July 31, 2016

Ibadah Haji Abu Bakr Dan Pembatalan Semua Perjanjian

Ibadah Haji Abu Bakr Dan Pembatalan Semua Perjanjian

Disini Muhammad memproyeksikan sifat-sifatnya sendiri kepada orang lain. Ia mengatakan jika kaum pagan mempunyai kekuasaan yang lebih, maka mereka akan melanggar perjanjian, maka kamu pun dapat membatalkannya. Tetapi selama 13 tahun kaum pagan tetap setia dan mereka tidak menyakiti Muhammad. Namun ketika Muhammad berkuasa ia hanya memberi mereka 4 bulan untuk berubah pikiran atau menghadapi murkanya.
 
Dalam bulan terakhir tahun ke-9 Hijriah, Muhammad mengutus Abu Bakr bersama 300 orang Muslim berjalan kaki untuk menunaikan ibadah Haji. Ia juga mengirim 20 ekor unta untuk dikubankan. Ritualnya dilakukan dengan cara melukai binatang itu dan menyapukan darahnya ke tubuhnya dan menghiasinya dengan kain berwarna-warni. Untuk alasan tertentu Allah menyukai darah.
Sebelum Abu Bakr tiba di Mekkah, Ali tiba terlebih dahulu, mengatakan bahwa Muhammad telah menerima wahyu yang baru yang hendak diumumkannya kepada orang-orang dalam ibadah Haji. Pesan itu adalah bagian pertama dari Sura Pelepasan, atau Tobat (at Taubah). Saya telah mengutip beberapa ayat dari bagian terakhir Sura tersebut, mengenai orang-orang yang menolak pergi menyerang Tabuk.
Setelah para peziarah itu pergi, Muhammad menulis Sura Pertobatan, yang juga disebut At Taubah. Bagian mengenai pertobatan kini dikumpulkan dalam paruhan kedua dari Sura itu yang berisikan pertobatan orang-orang yang tidak pergi ke Tabuk, yang telah kita bahas sebelumnya. Dalam bagian pertama Sura ini Allah mengatakan kepada Muhammad untuk membatalkan semua perjanjiannya dengan para penyembah berhala dan mengabaikan semua persetujuannya yang terdahulu. Oleh karena pentingnya Sura ini, saya mengutip ayat-ayat yang relevan dalam keseluruhannya. Memahami Sura ini sangatlah penting demi memahami Islam. Sura ini mengabrogasi [membatalkan] ayat-ayat manapun yang dapat memberikan rasa toleransi atau pendamaian, dan inilah perkataan terakhir Allah kepada orang Muslim. 
“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka). Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. kecuali orang-orang musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka tidak mengurangi sesuatu pun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa. Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.”
Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidil haraam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa” (Quran Sura 9:1-7).

Menurut ayat ini, adalah hal yang gila bagi Allah dan utusan-Nya untuk berdamai dengan non Muslim. Allah ingin membunuh mereka, bukan berdamai dengan mereka. Namun demikian, jika ada perjanjian luar biasa di antara kamu dan mereka, maka biarkanlah itu hingga habis masa berlaku perjanjian itu.
“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian)”. (Quran Sura 9:8)
Disini Muhammad memproyeksikan sifat-sifatnya sendiri kepada orang lain. Ia mengatakan jika kaum pagan mempunyai kekuasaan yang lebih, maka mereka akan melanggar perjanjian, maka kamu pun dapat membatalkannya. Tetapi selama 13 tahun kaum pagan tetap setia dan mereka tidak menyakiti Muhammad. Namun ketika Muhammad berkuasa ia hanya memberi mereka 4 bulan untuk berubah pikiran atau menghadapi murkanya.
“Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu. Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas” (Quran Sura 9:9-10).
Sekali lagi kita melihat Muhammad melakukan proyeksi. Dialah yang tidak menghormati ikatan kekeluargaan dan mendorong para pengikutnya untuk melakukan hal yang sama dan dia pula yang membatalkan perjanjiannya dan membuat Allahnya menyetujuinya.
“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”. (Quran Sura 9:11)
Bertobat dari apa? Dari tidak beriman! Itu berarti jika mereka memeluk Islam dan membayar zakat mereka, maka kamu harus menerima mereka sebagai saudara.
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti. Mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (Quran Sura 9:12-13).
Seperti yang kita lihat, semua ini hanyalah wacana dan klaim palsu. Orang Mekkah tidak mengusir Muhammad atau para pengikutnya dari Mekkah.
“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka”. (Quran Sura 9:14-17)
Bertentangan dengan ini, orang Mekkah justru meninggalkan kota dan membiarkan Muhammad serta para pengikutnya untuk datang dan melaksanakan ziarah mereka (ibadah Haji), sekalipun orang Muslim adalah musuh mereka, yang telah menyerang mereka, menjarah mereka, dan membunuh banyak pemimpin mereka.
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim” (Quran Sura 9:18-19)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”  (Quran Sura 9:20-24) 
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling. Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (Quran Sura 9:28-31)
Setelah mengeluarkan ultimatum ini, berbagai suku di seluruh Hijaz mengirim utusan kepada Muhammad dan menerima Islam.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...