3 VERSI QURAN
Posted on February 13, 2014 by siapmurtad
3 VERSI AL QUR’AN
>> Musshaf Warsh
https://www.dropbox.com/s/bktziskd91k3fbe/musshaf-warsh.pdf
>> Musshaf Qaloon
https://www.dropbox.com/s/wgxbr4dh6bz5h77/musshaf-qaloon.pdf
>> Musshaf Al Madinah
https://www.dropbox.com/s/bkj0favhbcxucr9/musshaf-almadinah.pdf
Setidaknya ada lebih kurang 17 versi ALQURAN, saya hanya tampilkan 3 saja.
sumber : http://secretofquran.wordpress.com/2014/02/13/3-versi-quran/#comment-4222
AL-QUR’AN TETAP SAMA DARI JAMAN MUHAMMAD HINGGA SEKARANG
Sumber :
http://www.submission.org/ quran/warsh.html Are all the Arabic versions of the Quran the same ? By Said Abdo and Khalil Uthman Detroit, Michigan, USAPakar-pakar ini tidaklah menyadari akan keajaiban sebenarnya dari qur’an sehingga MEMBUAT KEBOHONGAN TENTANG NABI DAN MENGKLAIM ADANYA MUJIZAT YANG TIDAK PERNAH DILAKUKAN NABI. Salah satu PENYESATAN INFORMASI OLEH PAKAR-PAKAR INI ADALAH PERNYATAAN BAHWA QUR’AN DISELURUH DUNIA ADALAH SAMA, TIDAK ADA VARIASINYA SAMA SEKALI. INI TIDAKLAH BENAR dan tidak ada hubungannya denganjanji Allah dalam QS 15 : 9.
2. Berikut ini diberikan beberapa kutipan bahwa bahasa Al-Qur’an tidaklah sama sejak jaman nabi Muhammad SAW hingga tahun 1924 saat distandarisasi kesekian kalinya. • PADA JAMAN NABI HIDUP, AL- QUR’AN TIDAKLAH SAMA
Kutipan dari : Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an DR Subhi As Shalih Pustaka Firdaus, Jakarta, 2001, mhalaman 119
Diceritakan tentang percekcokan Umar bin Khatab dengan Hisyam bin Hakim sbb : Pada suatu hari semasa Rasulullah masih hidup, aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca SURAH AL FURQAAN. Aku mendengarkan baik-baik bacaannya. Tapi tiba-tiba ia membaca BEBERAPA HURUF YANG TIDAK PERNAH DIBACAKAN RASULULLAH kepadaku sehingga
hampir saja ia kuserang ketika ia sedang shalat. Akhirnya kutunggu ia sampai mengucapkan salam. Setelah itu
kutarik bajunya. Aku bertanya kepadanya : “Siapakah yang membacakan surah itu kepadamu?”. IA MENJAWAB,
“RASULULLAH YANG MEMBACAKANNYA KEPADAKU.” nKukatakan, “Engkau berdusta! Demi Allah, RASULULLAH TIDAK MEMBACAKAN SURAH ITU KEPADAKU SEPERTI KUDENGAR DARIMU.” Hisyam bin Hakim lalu kuseret menghadap rasulullah dan aku bertanya, “Ya Rasulullah, aku mendengar orang ini membaca surah Al-Furqaan dengan huruf-huruf yang tidak engkau bacakan kepadaku ketika engkau membacakan surah Al- Furqaan kepadaku.!” Rasulullah menjawab, “Hai Umar, lepaskan dia. Hai Hisyam, bacalah.” Hisyam kemudian membaca surah Al- Furqaan sebagaimana yang
kudengar tadi. Kemudian rasulullah menanggapinya, m“Demikian surah itu diturunkan.”. Beliau melanjutkan, “Qur’an itu diturunkan dalam tujuh huruf, karena itu BACALAH MANA YANG MUDAH DARI AL-QUR’AN.” (Sahih Bukhari VI, hal 185)
Jadi dari hadis diatas terlihat RASULULLAH MENDIKTEKAN SURAH AL-FURQAAN YANG BERBEDA kepada Umar dan Hisyam.Hal ini menandakan bahwa Al-Qur'an mditurunkan dalam 7 bahasa. Muslim biasanya berargumen bahwa perbedaan hanya sekedar perbedaan dialek. Inipun tidak tepat karena Umar dan Hisyam keduanya adalah ORANG
QURAISH dan keduanya konon adalah mereka yang MENDENGAR LANGSUNG rasulullah mendiktekan ayat-ayat Al-Qur'an
dalam dialek QURAISH.
Sumber :
Muqadimah Al-Qur’an Bab Satu, halaman 25 Tugas panitia adalah membukukan al-Qur’an, yakni menyalin dari lembaran- lembaran yang tersebut menjadi buku. Dalam pelaksanaan tugas ini Usman menasihatkan supaya : a. mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal Al- Qur’an b. kalau ada pertikaian antar mereka tentang bahasa (bacaan),
maka haruslah dituliskan dalam menurut DIALEK SUKU QUIRAISY, SEBAB AL-QUR’AN DITURUNKAN MENURUT DIALEK MEREKA Dalam penyusunan yang terjadi dalam masa khalifah Usman, bahwa Al-Qur'an ditulis secara seragam dalam dialek bahasa suku Quraisy, dengan alasan bahwa Rasulullah berasal dari suku Quraisy. Selain itu kebijakan Usman, memerintahkan kepada semua sahabat yang mempunyai mushaf Al Qur'an yang bahasanya tidak menggunakan
dialek bahasa Quraisy agar dimusnahkan. Pada awalnya Abdullah Ibn Mas'ud keberatan atas perintah Khalifah Usman,
demi persatuan umat Islam akhirnya Ibnu Mas'ud sadar dan segera membakar Mushafnya.
• SETELAH NABI MENINGGAL, AL- QUR’AN TIDAKLAH SAMA Ini sangat jelas dari alasan Usman membuat satu standar Al- Qur’an yaitu karena ADANYA PERBEDAAN AL-QUR’AN ANTARA PENGIKUT IBN MAS’UD (PRAJURIT IRAK) DAN UBAY BIN KAAB (PRAJURIT SYRIA) sebagaimana dilaporkan oleh Huzaifah bin Yaman
Sumber :
Muqadimah Al-Qur’an Bab Satu, halaman 25 Beliau ini ikut dalam pertempuran menaklukan Armenia dan Azerbaijan, maka selama dalam perjalanan dia pernah mendengar PERTIKAIAN KAUM MUSLIMIN TENTANG BACAAN BEBERAPA AYAT AL-
QUR’AN …….. Muslim akan berargumen perbedaan hanya dari segi dialek. Namun jelas perbedaan antara mushaf Ibn Mas’ud dan Ubay bin Kaab BUKAN PERBEDAAN DIALEK MELAINKAN PERBEDAAN ISI AL-QUR’AN.
Menurut laporan Suyuthi :
Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 halaman 224, 226, 270-73 IBN MAS’UD MENOLAK MEMASUKKAN SURAH 1, 113 DAN 114, KARENA SURA-SURA TERSEBUT ADALAH DOA-DOA DAN MANTERA UNTUK MENGUSIR SETAN. Hal ini diperkuat dengan laporan dari al Razi, al Tabari dan
Ibn Hajar Sementara mushaf Ubay bin Kaab, mushaf Ibn Abbas, Abu Musa al Ashari dan Ali bin Abi Thalib justru ada penambahan 2 SURAH YANG UNIKNYA SEKARANG JUSTRU TIDAK ADA DI AL-QUR’AN EDISI KAIRO 1924.
Menurut laporan Suyuthi : Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 hal 227, vol 3 hal 85 Dua surah yang bernama "AL- KHAL" DAN "AL-HAFD" TELAH DITULIS DALAM MUSHAF UBAYY BIN KA'B DAN MUSHAF IBN ABBAS, SESUNGGUHNYA ALI AS MENGAJAR KEDUA SURAH TERSEBUT KEPADA ABDULLAH AL-GHAFIQI, UMAR B. KHATTTAB DAN ABU MUSA AL- ASY'ARI juga membacanya. Jadi jelas, setelah Muhammad SAW meninggal, mushaf-mushaf sahabat berbeda satu dengan lainnya.
• SETELAH DISTANDARISASI USMAN, AL-QUR’AN MASIH BERBEDA-BEDA. Mushaf yang distandarisasi oleh Usman ditulis dalam bahasa Arab yang masih sangat sederhana, dimana :
1. Tidak ada tanda baca
2. Tidak ada indikasi huruf hidup
3. Tidak ada pembeda konsonan
yang bersimbol sama (15 konsonan bisa dibaca menjadi 28 konsonan yang berbeda) Karenanya tulisan mushaf Usman
tersebut bisa dibaca dengan berbagai macam cara yang berbeda-beda. Tergantung penambahan huruf hidupnya
dan penambahan titik diakritis terhadap konsonannya. Akibatnya timbullah bermacam- macam variasi bacaan, maka lagi-
lagi harus dilakukan standarisasi pasca Usman : Dikutip dari Luthfi A dari Islamlib :
http://islamlib.com/id/page.php?
page=article&id=447
Merenungkan Sejarah Alquran Untuk mengatasi VARIAN-VARIAN BACAAN YANG SEMAKIN LIAR, pada tahun 322 H (944 M), Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan
Ibn Muqlah, memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. SETELAH MEMBANDING-BANDINGKAN SEMUA MUSHAF YANG ADA DI TANGANNYA, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari para
qurra ternama, yakni :
1. Nafi (Madinah)
2. Ibn Kathir (Mekah)
3. Ibn Amir (Syam)
4. Abu Amr (Bashrah)
5. Asim, Hamzah, dan Kisai
(ketiganya dari Kufah). Tindakannya ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Alquran diturunkan dalam tujuh huruf.” Adanya perbedaan tulisan Al- Qur’an ini dilaporkan juga oleh
seorang ulama yaitu ibn al-Nadim di tahun 988 M.
Sumber :
Fihrist, Ibn al-Nadim, halaman 79 Dalam buku Fihrist, Ibn Al-Nadim menuliskan daftar buku-buku kuno yang membahas tentang perbedaan antar manuskrip qur’an kuno sbb : Buku Tentang Perbedaan
Manuskrip (Qur’an)
• Perbedaan Antara Manuskrip Penduduk Madina, Kufa dan Basrah menurut al Kisai
• Kalaf, Buku Tentang Perbedaan Manuskrip
• Perbedaan antara Penduduk Kufa, Basra dan Siria tentang Manuskrip, karya al Farra
• Perbedaan Antar Manuskrip, karya al Sijistani
• Al Mada’ini tentang perbedaan antar manuskrip dan pengumpulan al Qur’an
• Perbedaan Manuskrip antara Penduduk Syria, Hijaz dan Iraq, karya Ibn Amir al Yashubi
• Buku karya Muhammad ibn ‘Abd Al-Rahman al-Isbahani tentang perbedaan manuskrip Fakta dimana penambahan huruf hidup dan titik diakritis berbeda- beda antar kota MEMATAHKAN ARGUMEN BAHWA AL-QUR’AN TELAH DIHAFALKAN DENGAN SEMPURNA. Bahkan setelah dibantu dengan tulisan dasarnya, hafalan masing-masing kota ternyata berbeda-beda.
• PENULISAN ULANG DI KAIRO
1923/1924 Upaya terakhir untuk menstandarisasi Al-Qur’an dilakukan di Kairo Mesir ditahun 1923/1924. Satu catatan yang unik adalah mushaf Kairo 1924 ini TIDAK DISUSUN DARI NASKAH KUNO YANG MANAPUN, melainkan DIKLAIM mendasarkan pada murni “HAFALAN”.
Sumber :
The writing of the Quran and the timing of the mathematical miraclewww.submission.org/miracle/writing.html
Hingga ditahun 1918 ketika pakar-pakar muslim, berkumpul di Kairo, Mesir dan memutuskan untuk MENULISKAN EDISI
STANDARD AL-QUR’AN UNTUK MENGHINDARKAN SEMUA KESALAHAN TULISAN DALAM EDISI AL-QUR’AN YANG SAAT ITU BEREDAR diseluruh dunia dan untuk menstandarkan penomoran surah dan ayat-ayat alQur’an. Di tahun 1924 mereka menerbitkan edisi Al-Qur’an yang kemudian menjadi standar edisi diseluruh dunia. MEREKA SEPENUHNYA MENDASARKAN PADA TRADISI LISAN AL-QUR’AN UNTUK MENGOREKSI SEMUA PERBEDAAN TULISAN DAN PENOMORAN DARI AL-QUR’AN YANG BERBEDA-BEDA. Ini sangat serius karena menjadikan seluruh TULISAN Al- Qur’an sebelum 1923/1924 adalah SALAH. Salah satu
contohnya adalah :
Sumber : http://www.understanding- islam.com/related/history.asp 5. The Extant Samarkand Codex at Tashkent
Many Muslims scholars believe that the Samarkand Codex preserved at the Tashkent Library is the one compiled by ‘Uthman (rta). A close examinatikon of the text of this mushaf has shown that it cannot be – since IT IS DIFFERENT FROM THE CODEX WE HAVE IN OUR HANDS TODAY. Banyak pakar muslim mempercayai bahwa kodek Samarkand yang disimpan di perpustakaan Tashkent adalah mushaf yang dikumpulkan oleh Usman. Pemeriksaan cermat terhadap teks mushaf ini membuktikan bahwa mushaf ini bukan mushaf asli Usman karena MUSHAF INI BERBEDA DENGAN KODEKS YANG KITA MULIKI SAAT INI.
Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam.
Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.
Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah inovasi yang usianya tak lebih dari 79 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang bervariasi.
Hadirnya mesin cetak dan teknik penandaan bukan saja membuat Alquran menjadi lebih mudah dibaca dan dipelajari, tapi juga telah membakukan beragam versi Alquran yang sebelumnya beredar menjadi satu standar bacaan resmi seperti yang kita kenal sekarang.
Pencetakan Edisi Mesir itu bukanlah yang pertamakali dalam upaya standarisasi versi-versi Alquran. Sebelumnya, para khalifah dan penguasa Muslim juga turun-tangan melakukan hal yang sama, kerap didorong oleh keinginan untuk menyelesaikan konflik-konflik bacaan yang muncul akibat beragamanya versi Alquran yang beredar.
Tapi pencetakan tahun 1924 itu adalah ikhtiyar yang luar biasa, karena upaya ini merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan Alquran sepanjang masa. Terbukti kemudian, Alquran Edisi Mesir itu merupakan versi Alquran yang paling banyak beredar dan digunakan oleh kaum Muslim.
Keberhasilan penyebarluasan Alquran Edisi Mesir tak terlepas dari unsur kekuasaan. Seperti juga pada masa-masa sebelumnya, kodifikasi dan standarisasi Alquran adalah karya institusi yang didukung oleh --dan menjadi bagian dari proyek-- penguasa politik. Alasannya sederhana, sebagai proyek amal (non-profit), publikasi dan penyebaran Alquran tak akan efektif jika tidak didukung oleh lembaga yang memiliki dana yang besar.
Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Saudi Arabia mencetak ratusan ribu kopi Alquran sejak tahun 1970-an merupakan bagian dari proyek amal yang sekaligus juga merupakan upaya penyuksesan standarisasi kitab suci. Kendati tidak seperti Uthman bin Affan yang secara terang-terangan memerintahkan membakar seluruh versi (mushaf) Alquran yang bukan miliknya (kendati tidak benar-benar berhasil), tindakan penguasa Saudi membanjiri pasar Alquran hanya dengan satu edisi, menutupi dan perlahan-lahan menyisihkan edisi lain yang diam-diam masih beredar (khususnya di wilayah Maroko dan sekitarnya).
Agaknya, tak lama lagi, di dunia ini hanya ada satu versi Alquran, yakni versi yang kita kenal sekarang ini. Dan jika ini benar-benar terwujud (entah kapan), maka itulah pertama kali kaum Muslim (baru) boleh mendeklarasikan bahwa mereka memiliki satu Alquran yang utuh dan seragam.
Edisi Mesir adalah salah satu dari ratusan versi bacaan Alquran (qiraat) yang beredar sepanjang sejarah perkembangan kitab suci ini. Edisi itu sendiri merupakan satu versi dari tiga versi bacaan yang bertahan hingga zaman modern. Yakni masing-masing, versi Warsh dari Nafi yang banyak beredar di Madinah, versi Hafs dari Asim yang banyak beredar di Kufah, dan versi al-Duri dari Abu Amr yang banyak beredar di Basrah. Edisi Mesir adalah edisi yang menggunakan versi Hafs dari Asim.
Versi bacaan (qiraat) adalah satu jenis pembacaan Alquran. Versi ini muncul pada awal-awal sejarah Islam (abad pertama hingga ketiga) akibat dari beragamnya cara membaca dan memahami mushaf yang beredar pada masa itu. Mushaf adalah istilah lain dari Alquran, yakni himpunan atau kumpulan ayat-ayat Allah yang ditulis dan dibukukan.
Sebelum Uthman bin Affan (w. 35 H), khalifah ketiga, memerintahkan satu standarisasi Alquran yang kemudian dikenal dengan “Mushaf Uthmani,” pada masa itu telah beredar puluhan --kalau bukan ratusan-- mushaf yang dinisbatkan kepada para sahabat Nabi. Beberapa sahabat Nabi memiliki mushafnya sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain, baik dalam hal bacaan, susunan ayat dan surah, maupun jumlah ayat dan surah.
Ibn Mas’ud, seorang sahabat dekat Nabi, misalnya, memiliki mushaf Alquran yang tidak menyertakan surah al-Fatihah (surah pertama). Bahkan menurut Ibn Nadiem (w. 380 H), pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas’ud tidak menyertakan surah 113 dan 114. Susunan surahnyapun berbeda dari Alquran yang ada sekarang. Misalnya, surah keenam bukanlah surah al-An’am, tapi surah Yunus.
Ibn Mas’ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai bagian dari Alqur’an. Sahabat lain yang menganggap surah “penting” itu bukan bagian dari Alquran adalah Ali bin Abi Thalib yang juga tidak memasukkan surah 13, 34, 66, dan 96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah al-Fatihah merupakan bagian dari Alquran atau ia hanya merupakan “kata pengantar” saja yang esensinya bukanlah bagian dari kitab suci.
Salah seorang ulama besar yang menganggap al-Fatihah bukan sebagai bagian dari Alquran adalah Abu Bakr al-Asamm (w. 313 H). Dia dan ulama lainnya yang mendukung pandangan ini berargumen bahwa al-Fatihah hanyalah “ungkapan liturgis” untuk memulai bacaan Alqur’an. Ini merupakan tradisi populer masyarakat Mediterania pada masa awal-awal Islam. Sebuah hadis Nabi mendukung fakta ini: “siapa saja yang tidak memulai sesuatu dengan bacaan alhamdulillah [dalam hadis lain bismillah] maka pekerjaannya menjadi sia-sia.”
Perbedaan antara mushaf Uthman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” Pandangan Aisyah juga didukung oleh Ubay bin Ka’b, sahabat Nabi yang lain, yang di dalam mushafnya ada dua surah yang tak dijumpai dalam mushaf Uthman, yakni surah al-Khal’ dan al-Hafd.
Setelah Uthman melakukan kodifikasi dan standarisasi, ia memerintahkan agar seluruh mushaf kecuali mushafnya (Mushaf Uthmani) dibakar dan dimusnahkan. Sebagian besar mushaf yang ada memang berhasil dimusnahkan, tapi sebagian lainnya selamat. Salah satunya, seperti kerap dirujuk buku-buku ‘ulum al-Qur’an, adalah mushaf Hafsah, salah seorang isteri Nabi, yang baru dimusnahkan pada masa pemerintahan Marwan ibn Hakam (w. 65 H) beberapa puluh tahun kemudian.
Sebetulnya, kendati mushaf-mushaf para sahabat itu secara fisik dibakar dan dimusnahkan, keberadaannya tidak bisa dimusnahkan dari memori mereka atau para pengikut mereka, karena Alquran pada saat itu lebih banyak dihafal ketimbang dibaca. Inilah yang menjelaskan maraknya versi bacaan yang beredar pasca-kodifikasi Uthman. Buku-buku tentang varian-varian bacaan (kitab al-masahif) yang muncul pada awal-awal abad kedua dan ketiga hijriah, adalah bukti tak terbantahkan dari masih beredarnya mushaf-mushaf klasik itu. Dari karya mereka inilah, mushaf-mushaf sahabat yang sudah dimusnahkan hidup kembali dalam bentuk fisik (teks tertulis).
Sejarah penulisan Alqur’an mencatat nama-nama Ibn Amir (w. 118 H), al-Kisai (w. 189 H), al-Baghdadi (w. 207 H); Ibn Hisyam (w. 229 H), Abi Hatim (w. 248 H), al-Asfahani (w. 253 H) dan Ibn Abi Daud (w. 316 H) sebagai pengarang-pengarang yang menghidupkan mushaf-mushaf klasik dalam karya masahif mereka (umumnya diberijudul kitab al-masahif atau ikhtilaf al-masahif). Ibn Abi Daud berhasil mengumpulkan 10 mushaf sahabat Nabi dan 11 mushaf para pengikut (tabi’in) sahabat Nabi.
Munculnya kembali mushaf-mushaf itu juga didorong oleh kenyataan bahwa mushaf Uthman yang disebarluaskan ke berbagai kota Islam tidak sepenuhnya lengkap dengan tanda baca, sehingga bagi orang yang tidak pernah mendengar bunyi sebuah kata dalam Alquran, dia harus merujuk kepada otoritas yang bisa melafalkannya. Dan tidak sedikit dari pemegang otoritas itu adalah para pewaris varian bacaan non-Uthmani.
Otoritas bacaan bukanlah satu-satunya sumber yang menyebabkan banyaknya varian bacaan. Jika otoritas tidak dijumpai, kaum Muslim pada saat itu umumnya melakukan pilihan sendiri berdasarkan kaedah bahasa dan kecenderungan pemahamannya terhadap makna sebuah teks. Dari sinilah kemudian muncul beragam bacaan yang berbeda akibat absennya titik dan harakat (scripta defectiva). Misalnya bentuk present (mudhari’) dari kata a-l-m bisa dibaca yu’allimu, tu’allimu, atau nu’allimu atau juga menjadi na’lamu, ta’lamu atau bi’ilmi.
Yang lebih musykil adalah perbedaan kosakata akibat pemahaman makna, dan bukan hanya persoalan absennya titik dan harakat. Misalnya, mushaf Ibn Mas’ud berulangkali menggunakan kata “arsyidna” ketimbang “ihdina” (keduanya berarti “tunjuki kami”) yang biasa didapati dalam mushaf Uthmani. Begitu juga, “man” sebagai ganti “alladhi” (keduanya berarti “siapa”). Daftar ini bisa diperpanjang dengan kata dan arti yang berbeda, seperti “al-talaq” menjadi “al-sarah” (Ibn Abbas), “fas’au” menjadi “famdhu” (Ibn Mas’ud), “linuhyiya”menjadi “linunsyira”(Talhah), dan sebagainya.
Untuk mengatasi varian-varian bacaan yang semakin liar, pada tahun 322 H, Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan Ibn Muqlah, memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. Setelah membanding-bandingkan semua mushaf yang ada di tangannya, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari para qurra ternama, yakni Nafi (Madinah), Ibn Kathir (Mekah), Ibn Amir (Syam), Abu Amr (Bashrah), Asim, Hamzah, dan Kisai (ketiganya dari Kufah). Tindakannya ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Alquran diturunkan dalam tujuh huruf.”
Tapi, sebagian ulama menolak pilihan Ibn Mujahid dan menganggapnya telah semena-mena mengesampingkan varian-varian lain yang dianggap lebih sahih. Nuansa politik dan persaingan antara ulama pada saat itu memang sangat kental. Ini tercermin seperti dalam kasus Ibn Miqsam dan Ibn Shanabudh yang pandangan-pandangannya dikesampingkan Ibn Mujahid karena adanya rivalitas di antara mereka, khususnya antara Ibn Mujahid dan Ibn Shanabudh.
Bagaimanapun, reaksi ulama tidak banyak punya pengaruh. Sejarah membuktikan pandangan Ibn Mujahid yang didukung penguasa itulah yang kini diterima orang banyak (atau dengan sedikit modifikasi menjadi 10 atau 14 varian). Alquran yang ada di tangan kita sekarang adalah salah satu varian dari apa yang dipilihkan oleh Mujahid lewat tangan kekuasaan. Yakni varian bacaan Asim lewat Hafs. Sementara itu, varian-varian lain, tak tentu nasibnya. Jika beruntung, ia dapat dijumpai dalam buku-buku studi Alquran yang sirkulasi dan pengaruhnya sangat terbatas.
sumber: http://islamlib.com Kolom 17/11/2003 Merenungkan Sejarah Alquran Oleh Luthfi Assyaukanie
http://www.cordova-bookstore.com/serambi/history_of_the_arabs.htm dan disana tertulis jelas kalo isinya 1044 halaman jadi anda sedang berbohong
HISTORY OF THE ARABS | Philip K. Hitti
www.cordova-bookstore.com
Buku rujukan induk dan paling otoritatif tentang sejarah peradaban Arab dan Islam
HISTORY OF THE ARABS | Philip K. Hitti
www.cordova-bookstore.com
Buku rujukan induk dan paling otoritatif tentang sejarah peradaban Arab dan Islam
Jadi klaim muslim bahwa Al- Qur’an selalu sama tidaklah berdasar. Keseragaman teks dan isi Al-Qur’an baru dicapai setelah tahun 1924 dengan diterbitkannya KARANGAN AL- QUR’AN YANG BARU OLEH ULAMA- ULAMA MUSLIM. HASIL KARYA TAHUN 1924 INILAH YANG KEMUDIAN DIKLAIM SAMA DENGAN YANG DIBACA OLEH NABI MUHAMMAD SAW.
http://faithfreedom.frihost.net/
wiki/Halaman_Utama
http://www.submission.org/ quran/warsh.html Are all the Arabic versions of the Quran the same ? By Said Abdo and Khalil Uthman Detroit, Michigan, USAPakar-pakar ini tidaklah menyadari akan keajaiban sebenarnya dari qur’an sehingga MEMBUAT KEBOHONGAN TENTANG NABI DAN MENGKLAIM ADANYA MUJIZAT YANG TIDAK PERNAH DILAKUKAN NABI. Salah satu PENYESATAN INFORMASI OLEH PAKAR-PAKAR INI ADALAH PERNYATAAN BAHWA QUR’AN DISELURUH DUNIA ADALAH SAMA, TIDAK ADA VARIASINYA SAMA SEKALI. INI TIDAKLAH BENAR dan tidak ada hubungannya denganjanji Allah dalam QS 15 : 9.
2. Berikut ini diberikan beberapa kutipan bahwa bahasa Al-Qur’an tidaklah sama sejak jaman nabi Muhammad SAW hingga tahun 1924 saat distandarisasi kesekian kalinya. • PADA JAMAN NABI HIDUP, AL- QUR’AN TIDAKLAH SAMA
Kutipan dari : Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an DR Subhi As Shalih Pustaka Firdaus, Jakarta, 2001, mhalaman 119
Diceritakan tentang percekcokan Umar bin Khatab dengan Hisyam bin Hakim sbb : Pada suatu hari semasa Rasulullah masih hidup, aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca SURAH AL FURQAAN. Aku mendengarkan baik-baik bacaannya. Tapi tiba-tiba ia membaca BEBERAPA HURUF YANG TIDAK PERNAH DIBACAKAN RASULULLAH kepadaku sehingga
hampir saja ia kuserang ketika ia sedang shalat. Akhirnya kutunggu ia sampai mengucapkan salam. Setelah itu
kutarik bajunya. Aku bertanya kepadanya : “Siapakah yang membacakan surah itu kepadamu?”. IA MENJAWAB,
“RASULULLAH YANG MEMBACAKANNYA KEPADAKU.” nKukatakan, “Engkau berdusta! Demi Allah, RASULULLAH TIDAK MEMBACAKAN SURAH ITU KEPADAKU SEPERTI KUDENGAR DARIMU.” Hisyam bin Hakim lalu kuseret menghadap rasulullah dan aku bertanya, “Ya Rasulullah, aku mendengar orang ini membaca surah Al-Furqaan dengan huruf-huruf yang tidak engkau bacakan kepadaku ketika engkau membacakan surah Al- Furqaan kepadaku.!” Rasulullah menjawab, “Hai Umar, lepaskan dia. Hai Hisyam, bacalah.” Hisyam kemudian membaca surah Al- Furqaan sebagaimana yang
kudengar tadi. Kemudian rasulullah menanggapinya, m“Demikian surah itu diturunkan.”. Beliau melanjutkan, “Qur’an itu diturunkan dalam tujuh huruf, karena itu BACALAH MANA YANG MUDAH DARI AL-QUR’AN.” (Sahih Bukhari VI, hal 185)
Jadi dari hadis diatas terlihat RASULULLAH MENDIKTEKAN SURAH AL-FURQAAN YANG BERBEDA kepada Umar dan Hisyam.Hal ini menandakan bahwa Al-Qur'an mditurunkan dalam 7 bahasa. Muslim biasanya berargumen bahwa perbedaan hanya sekedar perbedaan dialek. Inipun tidak tepat karena Umar dan Hisyam keduanya adalah ORANG
QURAISH dan keduanya konon adalah mereka yang MENDENGAR LANGSUNG rasulullah mendiktekan ayat-ayat Al-Qur'an
dalam dialek QURAISH.
Sumber :
Muqadimah Al-Qur’an Bab Satu, halaman 25 Tugas panitia adalah membukukan al-Qur’an, yakni menyalin dari lembaran- lembaran yang tersebut menjadi buku. Dalam pelaksanaan tugas ini Usman menasihatkan supaya : a. mengambil pedoman kepada bacaan mereka yang hafal Al- Qur’an b. kalau ada pertikaian antar mereka tentang bahasa (bacaan),
maka haruslah dituliskan dalam menurut DIALEK SUKU QUIRAISY, SEBAB AL-QUR’AN DITURUNKAN MENURUT DIALEK MEREKA Dalam penyusunan yang terjadi dalam masa khalifah Usman, bahwa Al-Qur'an ditulis secara seragam dalam dialek bahasa suku Quraisy, dengan alasan bahwa Rasulullah berasal dari suku Quraisy. Selain itu kebijakan Usman, memerintahkan kepada semua sahabat yang mempunyai mushaf Al Qur'an yang bahasanya tidak menggunakan
dialek bahasa Quraisy agar dimusnahkan. Pada awalnya Abdullah Ibn Mas'ud keberatan atas perintah Khalifah Usman,
demi persatuan umat Islam akhirnya Ibnu Mas'ud sadar dan segera membakar Mushafnya.
• SETELAH NABI MENINGGAL, AL- QUR’AN TIDAKLAH SAMA Ini sangat jelas dari alasan Usman membuat satu standar Al- Qur’an yaitu karena ADANYA PERBEDAAN AL-QUR’AN ANTARA PENGIKUT IBN MAS’UD (PRAJURIT IRAK) DAN UBAY BIN KAAB (PRAJURIT SYRIA) sebagaimana dilaporkan oleh Huzaifah bin Yaman
Sumber :
Muqadimah Al-Qur’an Bab Satu, halaman 25 Beliau ini ikut dalam pertempuran menaklukan Armenia dan Azerbaijan, maka selama dalam perjalanan dia pernah mendengar PERTIKAIAN KAUM MUSLIMIN TENTANG BACAAN BEBERAPA AYAT AL-
QUR’AN …….. Muslim akan berargumen perbedaan hanya dari segi dialek. Namun jelas perbedaan antara mushaf Ibn Mas’ud dan Ubay bin Kaab BUKAN PERBEDAAN DIALEK MELAINKAN PERBEDAAN ISI AL-QUR’AN.
Menurut laporan Suyuthi :
Suyuthi, al Itqan fi Ulum al Quran, vol 1 halaman 224, 226, 270-73 IBN MAS’UD MENOLAK MEMASUKKAN SURAH 1, 113 DAN 114, KARENA SURA-SURA TERSEBUT ADALAH DOA-DOA DAN MANTERA UNTUK MENGUSIR SETAN. Hal ini diperkuat dengan laporan dari al Razi, al Tabari dan
Ibn Hajar Sementara mushaf Ubay bin Kaab, mushaf Ibn Abbas, Abu Musa al Ashari dan Ali bin Abi Thalib justru ada penambahan 2 SURAH YANG UNIKNYA SEKARANG JUSTRU TIDAK ADA DI AL-QUR’AN EDISI KAIRO 1924.
Menurut laporan Suyuthi : Suyuthi, al Itqan fi ulum al Quran, vol 1 hal 227, vol 3 hal 85 Dua surah yang bernama "AL- KHAL" DAN "AL-HAFD" TELAH DITULIS DALAM MUSHAF UBAYY BIN KA'B DAN MUSHAF IBN ABBAS, SESUNGGUHNYA ALI AS MENGAJAR KEDUA SURAH TERSEBUT KEPADA ABDULLAH AL-GHAFIQI, UMAR B. KHATTTAB DAN ABU MUSA AL- ASY'ARI juga membacanya. Jadi jelas, setelah Muhammad SAW meninggal, mushaf-mushaf sahabat berbeda satu dengan lainnya.
• SETELAH DISTANDARISASI USMAN, AL-QUR’AN MASIH BERBEDA-BEDA. Mushaf yang distandarisasi oleh Usman ditulis dalam bahasa Arab yang masih sangat sederhana, dimana :
1. Tidak ada tanda baca
2. Tidak ada indikasi huruf hidup
3. Tidak ada pembeda konsonan
yang bersimbol sama (15 konsonan bisa dibaca menjadi 28 konsonan yang berbeda) Karenanya tulisan mushaf Usman
tersebut bisa dibaca dengan berbagai macam cara yang berbeda-beda. Tergantung penambahan huruf hidupnya
dan penambahan titik diakritis terhadap konsonannya. Akibatnya timbullah bermacam- macam variasi bacaan, maka lagi-
lagi harus dilakukan standarisasi pasca Usman : Dikutip dari Luthfi A dari Islamlib :
http://islamlib.com/id/page.php?
page=article&id=447
Merenungkan Sejarah Alquran Untuk mengatasi VARIAN-VARIAN BACAAN YANG SEMAKIN LIAR, pada tahun 322 H (944 M), Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan
Ibn Muqlah, memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. SETELAH MEMBANDING-BANDINGKAN SEMUA MUSHAF YANG ADA DI TANGANNYA, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari para
qurra ternama, yakni :
1. Nafi (Madinah)
2. Ibn Kathir (Mekah)
3. Ibn Amir (Syam)
4. Abu Amr (Bashrah)
5. Asim, Hamzah, dan Kisai
(ketiganya dari Kufah). Tindakannya ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Alquran diturunkan dalam tujuh huruf.” Adanya perbedaan tulisan Al- Qur’an ini dilaporkan juga oleh
seorang ulama yaitu ibn al-Nadim di tahun 988 M.
Sumber :
Fihrist, Ibn al-Nadim, halaman 79 Dalam buku Fihrist, Ibn Al-Nadim menuliskan daftar buku-buku kuno yang membahas tentang perbedaan antar manuskrip qur’an kuno sbb : Buku Tentang Perbedaan
Manuskrip (Qur’an)
• Perbedaan Antara Manuskrip Penduduk Madina, Kufa dan Basrah menurut al Kisai
• Kalaf, Buku Tentang Perbedaan Manuskrip
• Perbedaan antara Penduduk Kufa, Basra dan Siria tentang Manuskrip, karya al Farra
• Perbedaan Antar Manuskrip, karya al Sijistani
• Al Mada’ini tentang perbedaan antar manuskrip dan pengumpulan al Qur’an
• Perbedaan Manuskrip antara Penduduk Syria, Hijaz dan Iraq, karya Ibn Amir al Yashubi
• Buku karya Muhammad ibn ‘Abd Al-Rahman al-Isbahani tentang perbedaan manuskrip Fakta dimana penambahan huruf hidup dan titik diakritis berbeda- beda antar kota MEMATAHKAN ARGUMEN BAHWA AL-QUR’AN TELAH DIHAFALKAN DENGAN SEMPURNA. Bahkan setelah dibantu dengan tulisan dasarnya, hafalan masing-masing kota ternyata berbeda-beda.
• PENULISAN ULANG DI KAIRO
1923/1924 Upaya terakhir untuk menstandarisasi Al-Qur’an dilakukan di Kairo Mesir ditahun 1923/1924. Satu catatan yang unik adalah mushaf Kairo 1924 ini TIDAK DISUSUN DARI NASKAH KUNO YANG MANAPUN, melainkan DIKLAIM mendasarkan pada murni “HAFALAN”.
Sumber :
The writing of the Quran and the timing of the mathematical miraclewww.submission.org/miracle/writing.html
Hingga ditahun 1918 ketika pakar-pakar muslim, berkumpul di Kairo, Mesir dan memutuskan untuk MENULISKAN EDISI
STANDARD AL-QUR’AN UNTUK MENGHINDARKAN SEMUA KESALAHAN TULISAN DALAM EDISI AL-QUR’AN YANG SAAT ITU BEREDAR diseluruh dunia dan untuk menstandarkan penomoran surah dan ayat-ayat alQur’an. Di tahun 1924 mereka menerbitkan edisi Al-Qur’an yang kemudian menjadi standar edisi diseluruh dunia. MEREKA SEPENUHNYA MENDASARKAN PADA TRADISI LISAN AL-QUR’AN UNTUK MENGOREKSI SEMUA PERBEDAAN TULISAN DAN PENOMORAN DARI AL-QUR’AN YANG BERBEDA-BEDA. Ini sangat serius karena menjadikan seluruh TULISAN Al- Qur’an sebelum 1923/1924 adalah SALAH. Salah satu
contohnya adalah :
Sumber : http://www.understanding- islam.com/related/history.asp 5. The Extant Samarkand Codex at Tashkent
Many Muslims scholars believe that the Samarkand Codex preserved at the Tashkent Library is the one compiled by ‘Uthman (rta). A close examinatikon of the text of this mushaf has shown that it cannot be – since IT IS DIFFERENT FROM THE CODEX WE HAVE IN OUR HANDS TODAY. Banyak pakar muslim mempercayai bahwa kodek Samarkand yang disimpan di perpustakaan Tashkent adalah mushaf yang dikumpulkan oleh Usman. Pemeriksaan cermat terhadap teks mushaf ini membuktikan bahwa mushaf ini bukan mushaf asli Usman karena MUSHAF INI BERBEDA DENGAN KODEKS YANG KITA MULIKI SAAT INI.
Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa Alquran dari halaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara verbatim, baik kata-katanya (lafdhan) maupun maknanya (ma’nan). Kaum Muslim juga meyakini bahwa Alquran yang mereka lihat dan baca hari ini adalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribu empat ratus tahun silam.
Keyakinan semacam itu sesungguhnya lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasi doktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan Alquran sendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang delicate (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik, dan rekayasa.
Alquran dalam bentuknya yang kita kenal sekarang sebetulnya adalah sebuah inovasi yang usianya tak lebih dari 79 tahun. Usia ini didasarkan pada upaya pertama kali kitab suci ini dicetak dengan percetakan modern dan menggunakan standar Edisi Mesir pada tahun 1924. Sebelum itu, Alquran ditulis dalam beragam bentuk tulisan tangan (rasm) dengan teknik penandaan bacaan (diacritical marks) dan otografi yang bervariasi.
Hadirnya mesin cetak dan teknik penandaan bukan saja membuat Alquran menjadi lebih mudah dibaca dan dipelajari, tapi juga telah membakukan beragam versi Alquran yang sebelumnya beredar menjadi satu standar bacaan resmi seperti yang kita kenal sekarang.
Pencetakan Edisi Mesir itu bukanlah yang pertamakali dalam upaya standarisasi versi-versi Alquran. Sebelumnya, para khalifah dan penguasa Muslim juga turun-tangan melakukan hal yang sama, kerap didorong oleh keinginan untuk menyelesaikan konflik-konflik bacaan yang muncul akibat beragamanya versi Alquran yang beredar.
Tapi pencetakan tahun 1924 itu adalah ikhtiyar yang luar biasa, karena upaya ini merupakan yang paling berhasil dalam sejarah kodifikasi dan pembakuan Alquran sepanjang masa. Terbukti kemudian, Alquran Edisi Mesir itu merupakan versi Alquran yang paling banyak beredar dan digunakan oleh kaum Muslim.
Keberhasilan penyebarluasan Alquran Edisi Mesir tak terlepas dari unsur kekuasaan. Seperti juga pada masa-masa sebelumnya, kodifikasi dan standarisasi Alquran adalah karya institusi yang didukung oleh --dan menjadi bagian dari proyek-- penguasa politik. Alasannya sederhana, sebagai proyek amal (non-profit), publikasi dan penyebaran Alquran tak akan efektif jika tidak didukung oleh lembaga yang memiliki dana yang besar.
Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Saudi Arabia mencetak ratusan ribu kopi Alquran sejak tahun 1970-an merupakan bagian dari proyek amal yang sekaligus juga merupakan upaya penyuksesan standarisasi kitab suci. Kendati tidak seperti Uthman bin Affan yang secara terang-terangan memerintahkan membakar seluruh versi (mushaf) Alquran yang bukan miliknya (kendati tidak benar-benar berhasil), tindakan penguasa Saudi membanjiri pasar Alquran hanya dengan satu edisi, menutupi dan perlahan-lahan menyisihkan edisi lain yang diam-diam masih beredar (khususnya di wilayah Maroko dan sekitarnya).
Agaknya, tak lama lagi, di dunia ini hanya ada satu versi Alquran, yakni versi yang kita kenal sekarang ini. Dan jika ini benar-benar terwujud (entah kapan), maka itulah pertama kali kaum Muslim (baru) boleh mendeklarasikan bahwa mereka memiliki satu Alquran yang utuh dan seragam.
Edisi Mesir adalah salah satu dari ratusan versi bacaan Alquran (qiraat) yang beredar sepanjang sejarah perkembangan kitab suci ini. Edisi itu sendiri merupakan satu versi dari tiga versi bacaan yang bertahan hingga zaman modern. Yakni masing-masing, versi Warsh dari Nafi yang banyak beredar di Madinah, versi Hafs dari Asim yang banyak beredar di Kufah, dan versi al-Duri dari Abu Amr yang banyak beredar di Basrah. Edisi Mesir adalah edisi yang menggunakan versi Hafs dari Asim.
Versi bacaan (qiraat) adalah satu jenis pembacaan Alquran. Versi ini muncul pada awal-awal sejarah Islam (abad pertama hingga ketiga) akibat dari beragamnya cara membaca dan memahami mushaf yang beredar pada masa itu. Mushaf adalah istilah lain dari Alquran, yakni himpunan atau kumpulan ayat-ayat Allah yang ditulis dan dibukukan.
Sebelum Uthman bin Affan (w. 35 H), khalifah ketiga, memerintahkan satu standarisasi Alquran yang kemudian dikenal dengan “Mushaf Uthmani,” pada masa itu telah beredar puluhan --kalau bukan ratusan-- mushaf yang dinisbatkan kepada para sahabat Nabi. Beberapa sahabat Nabi memiliki mushafnya sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain, baik dalam hal bacaan, susunan ayat dan surah, maupun jumlah ayat dan surah.
Ibn Mas’ud, seorang sahabat dekat Nabi, misalnya, memiliki mushaf Alquran yang tidak menyertakan surah al-Fatihah (surah pertama). Bahkan menurut Ibn Nadiem (w. 380 H), pengarang kitab al-Fihrist, mushaf Ibn Mas’ud tidak menyertakan surah 113 dan 114. Susunan surahnyapun berbeda dari Alquran yang ada sekarang. Misalnya, surah keenam bukanlah surah al-An’am, tapi surah Yunus.
Ibn Mas’ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai bagian dari Alqur’an. Sahabat lain yang menganggap surah “penting” itu bukan bagian dari Alquran adalah Ali bin Abi Thalib yang juga tidak memasukkan surah 13, 34, 66, dan 96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah al-Fatihah merupakan bagian dari Alquran atau ia hanya merupakan “kata pengantar” saja yang esensinya bukanlah bagian dari kitab suci.
Salah seorang ulama besar yang menganggap al-Fatihah bukan sebagai bagian dari Alquran adalah Abu Bakr al-Asamm (w. 313 H). Dia dan ulama lainnya yang mendukung pandangan ini berargumen bahwa al-Fatihah hanyalah “ungkapan liturgis” untuk memulai bacaan Alqur’an. Ini merupakan tradisi populer masyarakat Mediterania pada masa awal-awal Islam. Sebuah hadis Nabi mendukung fakta ini: “siapa saja yang tidak memulai sesuatu dengan bacaan alhamdulillah [dalam hadis lain bismillah] maka pekerjaannya menjadi sia-sia.”
Perbedaan antara mushaf Uthman dengan mushaf-mushaf lainnya bisa dilihat dari komplain Aisyah, isteri Nabi, yang dikutip oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitabnya, al-Itqan, dalam kata-kata berikut: “pada masa Nabi, surah al-Ahzab berjumlah 200 ayat. Setelah Uthman melakukan kodifikasi, jumlahnya menjadi seperti sekarang [yakni 73 ayat].” Pandangan Aisyah juga didukung oleh Ubay bin Ka’b, sahabat Nabi yang lain, yang di dalam mushafnya ada dua surah yang tak dijumpai dalam mushaf Uthman, yakni surah al-Khal’ dan al-Hafd.
Setelah Uthman melakukan kodifikasi dan standarisasi, ia memerintahkan agar seluruh mushaf kecuali mushafnya (Mushaf Uthmani) dibakar dan dimusnahkan. Sebagian besar mushaf yang ada memang berhasil dimusnahkan, tapi sebagian lainnya selamat. Salah satunya, seperti kerap dirujuk buku-buku ‘ulum al-Qur’an, adalah mushaf Hafsah, salah seorang isteri Nabi, yang baru dimusnahkan pada masa pemerintahan Marwan ibn Hakam (w. 65 H) beberapa puluh tahun kemudian.
Sebetulnya, kendati mushaf-mushaf para sahabat itu secara fisik dibakar dan dimusnahkan, keberadaannya tidak bisa dimusnahkan dari memori mereka atau para pengikut mereka, karena Alquran pada saat itu lebih banyak dihafal ketimbang dibaca. Inilah yang menjelaskan maraknya versi bacaan yang beredar pasca-kodifikasi Uthman. Buku-buku tentang varian-varian bacaan (kitab al-masahif) yang muncul pada awal-awal abad kedua dan ketiga hijriah, adalah bukti tak terbantahkan dari masih beredarnya mushaf-mushaf klasik itu. Dari karya mereka inilah, mushaf-mushaf sahabat yang sudah dimusnahkan hidup kembali dalam bentuk fisik (teks tertulis).
Sejarah penulisan Alqur’an mencatat nama-nama Ibn Amir (w. 118 H), al-Kisai (w. 189 H), al-Baghdadi (w. 207 H); Ibn Hisyam (w. 229 H), Abi Hatim (w. 248 H), al-Asfahani (w. 253 H) dan Ibn Abi Daud (w. 316 H) sebagai pengarang-pengarang yang menghidupkan mushaf-mushaf klasik dalam karya masahif mereka (umumnya diberijudul kitab al-masahif atau ikhtilaf al-masahif). Ibn Abi Daud berhasil mengumpulkan 10 mushaf sahabat Nabi dan 11 mushaf para pengikut (tabi’in) sahabat Nabi.
Munculnya kembali mushaf-mushaf itu juga didorong oleh kenyataan bahwa mushaf Uthman yang disebarluaskan ke berbagai kota Islam tidak sepenuhnya lengkap dengan tanda baca, sehingga bagi orang yang tidak pernah mendengar bunyi sebuah kata dalam Alquran, dia harus merujuk kepada otoritas yang bisa melafalkannya. Dan tidak sedikit dari pemegang otoritas itu adalah para pewaris varian bacaan non-Uthmani.
Otoritas bacaan bukanlah satu-satunya sumber yang menyebabkan banyaknya varian bacaan. Jika otoritas tidak dijumpai, kaum Muslim pada saat itu umumnya melakukan pilihan sendiri berdasarkan kaedah bahasa dan kecenderungan pemahamannya terhadap makna sebuah teks. Dari sinilah kemudian muncul beragam bacaan yang berbeda akibat absennya titik dan harakat (scripta defectiva). Misalnya bentuk present (mudhari’) dari kata a-l-m bisa dibaca yu’allimu, tu’allimu, atau nu’allimu atau juga menjadi na’lamu, ta’lamu atau bi’ilmi.
Yang lebih musykil adalah perbedaan kosakata akibat pemahaman makna, dan bukan hanya persoalan absennya titik dan harakat. Misalnya, mushaf Ibn Mas’ud berulangkali menggunakan kata “arsyidna” ketimbang “ihdina” (keduanya berarti “tunjuki kami”) yang biasa didapati dalam mushaf Uthmani. Begitu juga, “man” sebagai ganti “alladhi” (keduanya berarti “siapa”). Daftar ini bisa diperpanjang dengan kata dan arti yang berbeda, seperti “al-talaq” menjadi “al-sarah” (Ibn Abbas), “fas’au” menjadi “famdhu” (Ibn Mas’ud), “linuhyiya”menjadi “linunsyira”(Talhah), dan sebagainya.
Untuk mengatasi varian-varian bacaan yang semakin liar, pada tahun 322 H, Khalifah Abbasiyah lewat dua orang menterinya Ibn Isa dan Ibn Muqlah, memerintahkan Ibn Mujahid (w. 324 H) melakukan penertiban. Setelah membanding-bandingkan semua mushaf yang ada di tangannya, Ibn Mujahid memilih tujuh varian bacaan dari para qurra ternama, yakni Nafi (Madinah), Ibn Kathir (Mekah), Ibn Amir (Syam), Abu Amr (Bashrah), Asim, Hamzah, dan Kisai (ketiganya dari Kufah). Tindakannya ini berdasarkan hadis Nabi yang mengatakan bahwa “Alquran diturunkan dalam tujuh huruf.”
Tapi, sebagian ulama menolak pilihan Ibn Mujahid dan menganggapnya telah semena-mena mengesampingkan varian-varian lain yang dianggap lebih sahih. Nuansa politik dan persaingan antara ulama pada saat itu memang sangat kental. Ini tercermin seperti dalam kasus Ibn Miqsam dan Ibn Shanabudh yang pandangan-pandangannya dikesampingkan Ibn Mujahid karena adanya rivalitas di antara mereka, khususnya antara Ibn Mujahid dan Ibn Shanabudh.
Bagaimanapun, reaksi ulama tidak banyak punya pengaruh. Sejarah membuktikan pandangan Ibn Mujahid yang didukung penguasa itulah yang kini diterima orang banyak (atau dengan sedikit modifikasi menjadi 10 atau 14 varian). Alquran yang ada di tangan kita sekarang adalah salah satu varian dari apa yang dipilihkan oleh Mujahid lewat tangan kekuasaan. Yakni varian bacaan Asim lewat Hafs. Sementara itu, varian-varian lain, tak tentu nasibnya. Jika beruntung, ia dapat dijumpai dalam buku-buku studi Alquran yang sirkulasi dan pengaruhnya sangat terbatas.
sumber: http://islamlib.com Kolom 17/11/2003 Merenungkan Sejarah Alquran Oleh Luthfi Assyaukanie
http://www.cordova-bookstore.com/serambi/history_of_the_arabs.htm dan disana tertulis jelas kalo isinya 1044 halaman jadi anda sedang berbohong
HISTORY OF THE ARABS | Philip K. Hitti
www.cordova-bookstore.com
Buku rujukan induk dan paling otoritatif tentang sejarah peradaban Arab dan Islam
HISTORY OF THE ARABS | Philip K. Hitti
www.cordova-bookstore.com
Buku rujukan induk dan paling otoritatif tentang sejarah peradaban Arab dan Islam
Jadi klaim muslim bahwa Al- Qur’an selalu sama tidaklah berdasar. Keseragaman teks dan isi Al-Qur’an baru dicapai setelah tahun 1924 dengan diterbitkannya KARANGAN AL- QUR’AN YANG BARU OLEH ULAMA- ULAMA MUSLIM. HASIL KARYA TAHUN 1924 INILAH YANG KEMUDIAN DIKLAIM SAMA DENGAN YANG DIBACA OLEH NABI MUHAMMAD SAW.
http://faithfreedom.frihost.net/
wiki/Halaman_Utama
GUE TAMBAHIN ISI ARTIKEL.
SEJAK JAMAN MAMAD QORAN SELALU BEROBAH.
PADAHAL OLO BILANG PIRMANNYE GA PERNAH BEROBAH KARNE OLO JAGA PIRMANNYE. HA...7X OLO JUGE BILANG KALO QORAN TERSIMPAN DI LAUH MAHFUDZ, DI SISI OLO.
TAPI SEPANJANG SEJARAH PENURUNAN QORAN MAKE OLO SENDIRI YANG NGEROBAH PIRMAN. HA...7X
ADE RATUSAN PEROBAHAN DALEM QORAN MEMPERLIHATKAN BETAPE IDEOTNYE PENGARANG QORAN. HA...7X
GUE BAHKAN BRANI TANTANGIN KALO ADE ESLAM2 YANG BISE BANTAH N BUKTIIN KE GUE KALO OLO GA IDEOT MAKE GUE KASIH DUIT 1 JUTE DOLAR AMRIK COY. HA...7X
MANGKENYE MURTAD AJE DE DARE ESLAM. GETO AJE KOK REPOT. HA...7X
YBU AMEN
============================================
INI
DAFTAR BUKU BAGUS YANG SEBAENYE LO BELI N BACA. HA...7X
by Mark A.
Gabriel
|
by Craig
Winn
7. THE
ISLAMIC ANTICHRIST : THE SHOCKING TRUTH ABOUT THE REAL NATURE OF THE
BEAST by Joel
Richardson
10. The
End Times in Chronological Order: A Complete Overview to
Understanding Bible Prophecy by Ron
Rhodes
12. Son
of Hamas: A Gripping Account of Terror, Betrayal, Political Intrigue,
and Unthinkable Choices by Mosab
Hassan Yousef
17. Islam
And Terrorism: What the Quran really teaches about Christianity,
violence and the goals of the Islamic jihad. by Mark
A. Gabriel
25. The
Banality of Suicide Terrorism: The Naked Truth About the Psychology
of Islamic Suicide Bombing by Nancy
Hartevelt Kobrin
41. Out
of darkness Into Light: True to life stories of Muslim's coming to
Jesus Christ Through Visions, Dreams, & Miracles. by Ali
Abdel Masih
44. Miraculous
Movements: How Hundreds of Thousands of Muslims Are Falling in Love
with Jesus by Jerry
Trousdale
LO
CUKUP BACA BEBERAPA AJE DARE REKOMENDASI BUKU DI ATAS. MAKA LO AKAN
KAGET NGELIAT BETAPA JAHATNYE ESLAM. HA...7X
YAH
JELAS JAHAT LAH KARNA ALLAH SWT ADALAH IBLIS N MAMAD ADALAH ANTIKRIS.
HA...7X
SEBENERNYE
SIH, ALLAH SWT PIKTIP ALIAS BERHALA DEWA BULAN ARAB N DI ISRAEL
NAMANYE BAAL. HA...7X
N
JIBRIL ADALAH IBLIS YANG MENYAMAR SBAGE MALAIKAT TERANG.
2
KORINTUS 11:14-15
14
Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai
malaikat Terang.
15
Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar
sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal
dengan perbuatan mereka.
FATHER
- GOD
6. God
the Father - Four Week Mini Bible Study (The Holy Trinity Parenting
Series) by Heather
Bixler
Yesus.
others.
17. Elder
Northfield's home: or, Sacrificed on the Mormon altar; a story of the
blighting curse of polygamy by Jennie
Bartlett.
18. The
Mormon Delusion: The Truth Behind Polygamy and Secret Polyandry
(Volume 1) by Jim
Whitefield
20. They
Shall Expel Demons: What You Need to Know about Demons - Your
Invisible Enemies by Derek
Prince
Buy
new: $14.39 / Used from: $7.95
26. Foundational
Truths For Christian Living: Everything you need to know to live a
balanced, spirit-filled life by Derek
Prince
31. Making
Good Habits, Breaking Bad Habits: 14 New Behaviors That Will Energize
Your Life by Joyce
Meyer
38.
Sons
of Abraham: Egypt, Israel and Assyria Worshipping God Together as a
Blessing on the Earth by Tom
Hess
41. The
Bible Code by MichaelDrosnin
|
44.
The
Original Code in the Bible: Using Science and Mathematics to Reveal
God's Fingerprints by Del
Washburn
KALO
MO NGELIAT YANG LEBIH BANYAK MAKA KLIK DI SINI :
---------------------------------
My
blogs are now at the click of a variety of countries including
Indonesia, the United States, Britain, Germany, France, Russia,
Canada, India, Japan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Syria,
Egypt, Australia, New Zealand, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong,
Singapore, China, Taiwan, Argentina, Colombia, Serbia, Morocco,
Algeria, Brazil, Moldova, Macedonia, Netherlands, Spain, South Korea,
Timor Leste, Norway, Belgium, Romania, Vietnam, Bulgaria, Albania,
Azerbaijan, Mexico, Venezuela, Swedish, Irish, Turkey, Italy, Cile,
Austria, and others.
Here's
a list of my blogs:
so
help me with prayer and purchase books written by me.
Here's
a list of my books:
2. Bukti
Yesus Kristus adalah YAHWE.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-evidence-of-jesus-christ-is-yahweh.html
3. Bukti
ada kutukan jahat dalam
poligami. http://angel-publisher.blogspot.com/2013/12/book-there-is-evidence-evil-curse-in.html
4. bukti
muhammad adalah
antikris http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-proof-muhammad-is-antichrist.html
5. Yesus
dalam Tritunggal yang Esa.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-jesus-in-trinity-is-one-god.html
6. Sains
dalam Alkitab.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-science-in-bible.html
7. Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dunia. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-jesus-is-only-savior-of-world.html
8. Bukti Allah Swt idiot. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-allah-swt-idiot-proof_2.html
7. Yesus adalah satu-satunya Juruselamat dunia. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-jesus-is-only-savior-of-world.html
8. Bukti Allah Swt idiot. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-allah-swt-idiot-proof_2.html
9. Pemalsuan
Alkitab terbukti.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/01/book-bible-proven-forgery.html
10. Kebenaran
tentang Alquran.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-truth-about-koran.html
11. ISLAM
( Ikut Setan Lewat Ajaran Muhammad ).
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-islam-invisible-satan-leader-among.html
14.
Kisah
26 nabi dan rasul dalam Alquran.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/the-story-of-26-prophets-in-koran.html
15. Versi
yang benar dari Alquran.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/the-correct-version-of-quran.html
- Bukti Muhammad SAW idiot. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-muhammad-saw-idiot-proof.html18. Tritunggal dalam Alquran. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/05/book-trinity-in-quran.html
English
Version :
1. There
is evidence evil curse in polygamy.
http://angel-publisher.blogspot.com/2013/12/book-there-is-evidence-evil-curse-in.html
2. Proof
muhammad is the
Antichrist. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-proof-muhammad-is-antichrist.html
4. Allah
SWT idiot proof.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-allah-swt-idiot-proof_2.html
5. Science
in the bible.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-science-in-bible.html
6. Jesus is the only Savior of the world. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-jesus-is-only-savior-of-world.html
7. Evidence of Jesus Christ is Yahweh. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-evidence-of-jesus-christ-is-yahweh.html
8. Jesus in the Trinity is One God. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-jesus-in-trinity-is-one-god.html
9. Israel proof Yahweh is the creator of the universe. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-israel-proof-yahweh-is-creator-of.html
10. The truth about the Koran. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-truth-about-koran.html
6. Jesus is the only Savior of the world. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-jesus-is-only-savior-of-world.html
7. Evidence of Jesus Christ is Yahweh. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-evidence-of-jesus-christ-is-yahweh.html
8. Jesus in the Trinity is One God. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-jesus-in-trinity-is-one-god.html
9. Israel proof Yahweh is the creator of the universe. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-israel-proof-yahweh-is-creator-of.html
10. The truth about the Koran. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-truth-about-koran.html
11. Islam
( Invisible Satan Leader Among Muslims ).
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/book-islam-invisible-satan-leader-among.html
12.
Allah
is not God but the devil.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/02/book-allah-is-not-god-but-devil.html
15.
The
correct version of the Quran.
http://angel-publisher.blogspot.com/2014/03/the-correct-version-of-quran.html
- Quranic scripture most idiot in the world. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-worlds-most-idiot-scripture.html
17. Muhammad SAW idiot proof. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/04/book-muhammad-saw-idiot-proof.html
BELI
BUKU GUE NYOK. ha...7x
Biar
gue bisa full time menyebarkan injil.
BIAR
NAMA YESUS DITINGGIKAN DAN DIMULIAKAN DI SELURUH BUMI. HA...7X
Filipi
2:5-11
5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus,
6 yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah
itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7
melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9
Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala
nama,
10 supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
11 dan
segala lidah mengaku: ''Yesus Kristus adalah Tuhan,'' bagi kemuliaan
Allah, Bapa!
TRANSFER
UANG PEMBELIAN BUKU/HAK LISENSI KE :
Richard Nata
Bank
Central Asia, Tbk, Indonesia
002-157-6394
SETELAH ITU KIRIM EMAIL DISERTAI BUKTI TRANSFER KE guerich007@gmail.com
ATAU
SMS KE 62-8889910822 ( SMS ONLY, NO PHONE CALL ).
Jangan
lupa, beritahukan buku apa yang anda beli dari kami.
LORD JESUS BLESS YOU
AMEN
No comments:
Post a Comment