Thursday, September 25, 2014

Abu Muhammad Ali bin Ahmad ibn-Khazem(994 - 1064 T.M.) orang pertama yang memfitnah alkitab telah dipalsukan.

Asal Muasal Tuduhan Alkitab Dipalsukan.

Saat umat Kristen mengutip dari
Injil, umat Muslim acapkali
menegur :
‘Nats yang kamu baca itu bukanlah
Injil yang benar. Injil Isa al-Masih
yang asli itu telah hilang. Generasi
Kristen yang terdahulu telah
memalsukan Kitab suci kamu, jadi
pada hari ini Kitab kamu tidak
berguna lagi’.
Prasangka ini begitu meyakinkan
bagi kaum Muslim. Sehingga hal ini
mengeruhkan hubungan dan
komunikasi apapun yang berarti di
antara mereka dan saudara-saudara
Kristen mereka. Bagaimanakah
umat Kristen dapat menjelaskan
pemahaman dan akidah (keyakinan)
mereka mengenai Yesus (Isa) al-
Masih jika umat Muslim yakin
bahwa ‘Injil yang asli’
menggambarkan Yesus (Isa) yang
berbeda? Dakwaan itu senantiasa
ditonjolkan, bahwa ‘Kamu umat
Kristen bergantung pada Kitab-kitab
yang sudah dipalsukan.’
Dakwaan-dakwaan ini juga terdapat
pada banyak media cetak. Belum
lama ini, sebuah buku berjudul
‘Jesus Prophet of Islam’ (Isa Nabi
Islam) telah diterbitkan. Seturut
dengan ajaran Islam, penulisnya
mendakwa bahwa Yesus (Isa) telah
mengemukakan diri-nya hanya
sebagai seorang Rasul dan Ia tidak
mati disalib (beliau telah
diselamatkan oleh sekumpulan
malaikat), juga bahwa Ia telah
‘memberitahukan tentang
kedatangan Muhammad’. Akidah
umat Kristen pada hari ini
merupakan suatu penyelewengan
yang telah dikenalkan dengan
sengaja pada tahun-tahun setelah
kebangkitan Yesus (Isa). Bahkan
pemalsu-pemalsu ini, si penulis
terus mendakwa, ‘sanggup
‘memotong atau menghilangkan’
sebagian dari kitab suci mereka.
Malah mereka telah menerbitkan
tulisan-tulisan palsu untuk
mendukung ajaran-ajaran mereka.
‘Buku-buku yang berisi ajaran-
ajaran Yesus (Isa) itu telah
dimusnahkan, sengaja ditumpas
atau diubah untuk menghindari
pertentangan yang ada dalam ajaran
baru mereka. Ajaran yang asli itu
telah mengalami perubahan secara
menyeluruh dan telah hilang
selama-lamanya’.
Tidak puas hati dengan
menjatuhkan tuduhan umum
tersebut, si penulis mencoba untuk
menunjuk pada satu titik awal yang
menurutnya sangat ‘tepat saat
terjadinya proses pemalsuan itu’.
‘Pada 325 Tahun Masihi, Telah
diadakan Sidang Nicea yang
terkenal itu. Ajaran Tritunggal telah
ditetapkan sebagai ajaran resmi
bagi ‘Gereja Pauline’ dan salah satu
akibatnya, yaitu pada lebih kurang
tiga ratus ‘Injil’ yang ada pada masa
itu, hanya empat yang telah dipilih
sebagai ‘Injil resmi’ gereja. Yang
lainnya termasuk ‘Injil Barnabas’
diperintahkan untuk dimusnahan.
Satu lagi perintah telah dikeluarkan
yang menyatakan bahwa; siapapun
yang di temukan memiliki Injil
tidak resmi itu akan dihukum mati.
Ini adalah detik-detik awal dimana
secara teratur mereka mencoba
untuk menghapuskan segala
catatan dan data-data tentang
ajaran Isa al-Masih, baik didalam
ingatan manusia maupun yang
tertulis dalam buku’.
Bagi mereka yang mendalami
dasar-dasar sejarah, baik itu umat
Kristen, Muslim, atau agama
lainnya bahkan seorang Atheis-pun
akan dengan mudah untuk
mematahkan tuduhan-tuduhan dan
dakwaan seperti tersebut di atas.
Apakah yang dapat dikata kepada
mereka yang percaya bahwa kota
London terletak di negeri Libya?
Akan tetapi bukanlah semudah itu
bagi umat Kristen yang kurang
mempelajari teologi ataupun
sejarah gereja. Mereka mungkin
kurang pasti apa jawaban yang
seharusnya diberikan terhadap
tanggapan dan prasangka saudara-
saudara Muslim mereka.
Bagi pihak merekalah, saya akan
menguraikan beberapa fakta-fakta
dan bukti-bukti yang menunjukkan
bahwa Injil pada hari ini tidak
mengalami perubahan. Tetapi
adalah sangat menggelitik untuk
mempertanyakan : ‘Dari manakah
umat Muslim memperoleh
tanggapan tersebut, bahwa Injil
Kristen telah dirubah?’
Berawalnya suatu mitos (cerita
dongeng)
Dalam al-Qur’an umat Muslim
diperintahkan untuk menghormati
Injil Isa-al-Masih yang dibaca oleh
umat Kristen. Al-Qur’an
menganggap Injil yang dimiliki oleh
umat Kristen pada dasarnya sama
dengan yang telah diajarkan oleh
Yesus (Isa). ‘Dalam empat abad
yang pertama setelah wafatnya nabi
Muhammad (600-1000 TM) tidak
ada satu pun dari ahli Ulama yang
membawa tuduhan bahwa nats-
nats Kitab Injil bukan sahih. Mereka
mungkin menuduh umat Kristen
memberikan tafsiran yang salah
pada perkataan-perkataan yang ada
didalam Kitab Injil; tetapi mereka
tidak mempertikaikan atau
memperdebatkan perkataan-
perkataan Kitab Injil itu sendiri.
Kajian ke dalam apologetik Islam
telah membuktikan bahwa tuduhan
atas ‘pemalsuan’ ini asalnya
hanyalah dari seorang tokoh Islam,
Ibn-Khazem yang meninggal dunia
di Kordoba pada 1064 T.M.’
Ibn-Khazem memerintah di selatan
Andalus (Sepanyol) sebagai
pelindung bagi khalifah (pemimpin
agama Muslim). Dia selalu keluar
untuk berperang dalam banyak
peperangan saudara bagi pihak
khalifah. Dia juga melibatkan diri
didalam pembicaran-pembicaraan
polemik agama dan teologi. Ia
berpegang pada faham Zahiri dan
menentang ahli Shi’a dengan sangat
tegasnya. ‘Didalam kedua bidang
ini, baik itu politik maupun hal hal
keagamaan, dia selalu bersikap
bagai seorang pahlawan yang sangat
tegas. Siapapun yang berani
menentangnya akan mencelakai
dirinya sendiri, seumpama
dihantam oleh batu karang.
‘Penanya sehebat sebilah pedang
pahlawan’. Oleh karena sifatnya
yang terlalu bringas dan arogan
itulah yang membuat Ibn Khazem
gagal mempunyai murid bagi
dirinya, tetapi tulisannya sangat
berpengaruh pada masa yang akan
datang.
nama lengkapnya: Abu Muhammad
Ali bin Ahmad ibn-Khazem(994 -
1064 T.M.)
Semasa perjuangannya menentang
umat Kristen, Ibn Khazem telah
menemukan beberapa
pertentangan antara al-Qur’an dan
al-Injil. Satu contoh yang jelas
adalah nats al-Qur’an sebagai
berikut :
‘Padahal bukanlah mereka
membunuhnya dan bukan pula
menyalibnya’ (Q.4:156).
Pada hemat Ibn Khazem :
‘Qur’anlah yang seharusnya
dianggap benar, jadi ajaran Injil
yang bertentangan dengan al-Quran
itu pastilah salah. Akan tetapi nabi
Muhammad telah menyuruh
umatnya supaya menghormati Injil,
oleh karena itu, dia menganggap
bahwa nats-nats al-Kitab itu telah
dipalsukan oleh umat Kristen’.
Tanggapannya ini tidak berdasarkan
kepada fakta-fakta sejarah, tetapi
hanya menurut pendapat dan
hemat Ibn Khazem semata-mata,
dan juga pada niatnya untuk
menjaga kebenaran al-Qur’an
walaupun tidak sesuai dengan
fakta-fakta sejarah yang ada.
Setelah dia memutuskan untuk
mengambil jalan ini, tidak ada yang
berdaya untuk dapat menghentikan
Ibn Khazem melakukan
keputusannya itu. Nampaknya cara
yang paling mudah adalah dengan
menyerang dan mengecam musuh-
musuhnya. ‘Kalau kita dapat
membuktikan kepalsuan Kitab
mereka, semua bantahan-bantahan
mereka akan kehilangan semua
kewibawaannya’. Ini telah
mendorongnya sehingga membuat
pernyataan sinis ‘Umat Kristen
telah kehilangan Injil yang telah
diwahyukan bagi mereka kecuali
segelintir yang dibenarkan oleh
Tuhan sebagai satu kesaksian untuk
menentang mereka’.
Penulis-penulis selanjutnya telah
menganut dan mengembangkan
tanggapan Ibn Khazem ini. Tuduhan
pemalsuan Al-Kitab terus
dikumandangkan oleh Salikh ibn-al-
Khusain (meninggal dunia 1200 TM)
, Ahmad at-Qarafi (meninggal dunia
1285 TM), Sa’id ibn-Khasan (1320
TM), Muhammad ibn-Abi Talib
(1327 TM), ibn-Taimija (1328 TM)
dan lainnya. Sejak saat itu tuduhan
dan tanggapan ini telah menjadi
bahan baku dalam ‘persepsi’
polemik Islam menentang
kemuliaan Kristen.
Penulis-penulis ini menuduh
Maharaja Konstantine dan Paulus
sebagai pemalsu-pemalsu yang
utama. Karakter Konstantine yang
telah dijadikan kambing hitam oleh
penulis-penulis ini (sebab beliau
telah melibatkan diri dalam Sidang
Nicea) sehingga dipersalahkan oleh
karena asumsi bahwa dia yang telah
membuat cerita penyaliban Yesus
(Isa) untuk alasan politik, dan juga
yang memerintahkan agar catatan-
catatan Injil hanya pada empat jilid
saja. Mengenai Pauluspun, banyak
juga cerita yang tidak masuk akal
telah dibuat oleh mereka. Menurut
salah satu cerita, Paulus adalah
musuh utama umat Kristen dan
sangat ingin menghapus ajarannya-
ajarannya. Usaha awalnya melalui
kekerasan dan tindakan kejam tidak
berhasil sehingga dia mencoba
jalan lain, yaitu dengan ‘berpura-
pura’ memeluk ajaran Kristen
termasuk dibaptiskan. Tujuannya
adalah untuk merusak ajaran
Kristen dari dalam. Untuk
memperkuat lagi kesan pemelukan
ajaran Kristennya ini, Paulus ingin
dikenang sebagai seorang yang
telah mati sahid bagi agama
Kristen. Jadi, dia telah mengarang
satu cerita bahwa Yesus (Isa) telah
menjelma kepadanya pada suatu
malam dan menyuruhkannya pergi
mengorbankan diri di kaki sebuah
gunung. Pada hari sebelum
kematiannya, menurut cerita ini
Paulus memanggil tiga orang raja
Kristen yang utama lalu
menyampaikan kepada tiap-tiap
raja satu wahyu rahasia yang
berbeda. Kepada raja yang pertama
diberinya wahyu bahwa ‘Al-Masih
itu adalah Anak Tuhan’, kepada raja
yang kedua diberi wahyu bahwa ‘Siti
Maryam itu isteri Tuhan’ dan
kepada raja yang ketiga dia
memberikan wahyu bahwa ‘Tuhan
itu ada tiga’.
‘Saat matahari terbit pada pagi hari
berikutnya maka keluarlah Paulus
dengan berkain selubung berwarna
kelabu dan membawa sebilah
pisau. Dan beliau telah menikam
dirinya hingga mati dengan
tangannya sendiri. Orang banyak
yang menyaksikannya kagum dan
menganggap dia sebagai seorang
pesuruh Tuhan’.
Inilah cerita yang diriwayatkan
bagaimana akhirnya umat Kristen
telah menerima ajaran-ajaran
serong dan juga sebagai ajaran-
ajaran yang berbeda. Menurut
cerita-cerita lainnya, Paulus adalah
seorang raja Yahudi, atau seorang
biarawan di kota Roma 150 tahun
setelah kematian Yesus (Isa) al-
Masih. Semua cerita-cerita ini
sependapat dengan tuduhan bahwa
beliau adalah seorang yang telah
membuat pemalsuan dengan licik,
dan ‘telah berpura-pura memeluk
agama Kristen supaya dapat
merusak agama itu dari dalam.’
Dongeng-dongeng mengenai raja
Konstantin dan Paulus ini berasal
dari beberapa sumber-sumber anti-
Kristen Yahudi, legenda-legenda
persia dan tulisan-tulisan Marcion.
Untuk membuktikan bahwa cerita-
cerita ini tidak mempunyai
kesahihan sejarah bukanlah suatu
hal yang sulit. Paulus hidup dari 5
TM ke 67 TM, dan ia
mengembangkan ajaran yang sama
dengan Hawariyun-hawariyun
(murid-murid/sahabat Isa al-Masih)
yang lain dan juga telah menulis
sebagian besar dari surat-surat
dalam kitab Perjanjian Baru.
Konstantin adalah Maharaja Roma
dari 312 - 337 TM. Beliau mengakui
keberadaan umat Kristen yang telah
menjalankan agama mereka dengan
damai.
Apakah konstantin menceritakan
penyaliban Yesus (Isa) dan juga
mencoba untuk membuat
perubahan pada Kitab Injil? Sidang
Nicea yang dilakukan pada tanggal
20 Mei hingga 25 Agustus tahun
324 T.M, tidak mengeluarkan
perintah apapun tentang tulisan-
tulisan ‘apocrypha’. Sebanyak 300
uskup-uskup yang berkumpul di
sana hanya membicarakan tentang
penafsiran serta pemahaman nats
Al-Kitab, dan BUKANNYA tentang isi
kandungan Al-Kitab itu sendiri.
Semua pemimpin-pemimpin
Kristen yang terlibat mempunyai
kesepakatan penuh mengenai nats
Al-Kitab dan kesahihannya dalam
sidang itu. Semua ini adalah fakta-
fakta sejarah yang nyata, yang
bukan hanya menurut ‘hemat
pendapat’ atau ‘asumsi’ serta
sekedar ‘persepsi’ seseorang saja
untuk membenarkan atau menuduh
suatu Kitab dengan memaksakan
pemikirannya sendiri yang mana
telah mengabaikan fakta-fakta
sejarah, yang pada akhirnya
hanyalah menjadi suatu cerita
dongeng belaka yang tidak
mempunyai dasar kebenaran.
Jikalau kita mengetahui apa yang
menyebabkan sesuatu penyakit,
itulah langkah pertama untuk
mencari obatnya. Umat Islam
seringkali membaca tulisan-tulisan
dan karya-karya mereka sendiri
yang hanya mengulangi tuduhan-
tuduhan lama terhadap ajaran
Kristen, sehingga hanya itulah yang
menjadi keyakinan mereka. ‘Seekor
katak yang hidup di dalam perigi
boleh yakin ia telah mengalami
lautan’, seperti inilah keadaan
mereka yang sebenarnya.
Bagaimanakah jawaban pada jalan
buntu seperti ini? Untuk benar-
benar mencapai kemajuan dalam
proses berdialog yang ikhlas, kedua
belah pihak, baik kaum Muslim
maupun Kristen, sudah wajarnya
untuk mengabaikan dan
melepaskan segala prasangka,
salah tafsiran dan tanggapan
lamanya masing-masing terhadap
Kitab-kitab suci mereka dan
mengkaji fakta-fakta OBJEKTIF
dengan teliti dan dengan pikiran
yang terbuka.
Teks al-Injil
Ini akan membawa kita kepada
penilaian teks Injil itu sendiri.
Dapatkah kita menemukan teks-
teks awal dan menentukan
ketepatan kata-kata yang
diilhamkan Tuhan itu? yang telah
dicatat antara 50 dan 90 T.M.
Banyak saintis-saintis dan para
ilmuan yang lain telah
mencurahkan tenaga dan
kehidupan mereka untuk
memperoleh jawaban pada
masalah ini. Pengkajian ‘text
criticism’ telah membuat
penelitian yang begitu rapi pada
banyak tulisan-tulisan yang kuno
dan yang telah lama tersimpan; di
antaranya adalah buku-buku
Perjanjian Baru (New Testament).
Saya akan mencoba untuk
menjelaskan kesahihan tulisan-
tulisan tersebut dalam paragraf-
paragraf berikut ini melalui suatu
proses yang benar menurut hukum
atau prinsip yang cukup rumit dan
teliti.
Pada zaman Yesus (Isa) al-Masih
semua buku-buku dan surat-surat
hanya ditulis dengan tangan. Ketika
semua tulisan-tulisan Perjanjian
Baru tersebut telah sempurna
dicatat, tulisan-tulisan ini dapat
diperbanyak untuk jemaah-jemaah
Kristen diberbagai tempat hanya
dengan mengambil catatan-catatan
tersebut yang telah disempurnakan
penulisannya saja. Jenis surat ini
digelar ‘manuskrip’ (dr.bahasa Latin
yang artinya ‘ditulis dengan tangan’)
. Bahan yang digunakan pada masa
itu adalah ‘papyrus’, yaitu sejenis
kertas berkualitas rendah yang
terbuat dari tumbuhan sejenis
bambu. Oleh karena kitab-kitab
suci sering digunakan, baik sewaktu
pembacaan peribadi maupun
Ibadah pada hari sabat, manuskrip-
manuskrip pertama ini mudah
menjadi luntur dan lusuh, sehingga
harus diganti dengan catatan-
catatan manuskrip yang baru.
Pada abad keempat Tahun Masehi,
sejenis bahan yang lebih kuat dari
pada bahan yang pertama telah
ditemukan, yaitu kertas kulit
(parchment). Kertas kulit ini dibuat
pada serat-serat kulit kambing atau
biri-biri yang telah dikikis, disamak
dan dijahit rapi untuk dijadikan
gulungan kertas kulit. Gulungan
kertas kulit ini jelas lebih mahal
untuk pembuatannya, akan tetapi
keistimewaannya adalah gulungan
tersebut menjadi suatu bahan yang
sangat sulit untuk dimusnahkan.
Sedikit demi sedikit, lebih banyak
lagi buku-buku Perjanjian Baru
dicatat di atas gulungan-gulungan
kulit tersebut, yang diberi nama
‘Kodis (codice)’ atau buku-buku
dimana lembaran-lembaran kulit
tersebut disusun satu demi satu
sama seperti buku yang ada pada
hari ini. Adapun kemajuan dalam
bidang penulisan, yaitu pada abad
pertama T.M. setiap huruf bahasa
Yunani mengunakan huruf besar
(tulisan Majuskul). Setelah itu satu
jenis yang berbeda telah muncul
(tulisan Miniskul). Ketika para ahli
sains menjumpai manuskrip yang
lama, mereka akan selalu menguji
untuk menentukan umur dokumen
tersebut. Lalu mereka akan
menyalin teks-teksnya dengan teliti
dan mengkaji segala ciri-ciri catatan
tersebut. Teks-teks yang telah
dipindahkan dari suatu manuskrip
itu akan dibandingkan dengan teks-
teks lain yang telah temukan.
Untuk membuat pengkajian tulisan-
tulisan Perjanjian Baru, ahli-ahli
sains mempunyai banyak sekali
bahan-bahan sejarah. Ada sekitar
4,680 buah naskah yang ditulis
dalam bahasa Yunani (Perjanjian
Baru dalam bahasa Yunani). 68
buah diantaranya dalam bentuk
papyrus, 241 dalam bentuk
majuskul, 2,533 adalah salinan
miniskul dalam gulungan kulit
(parchments) dan terdapat 1,838
koleksi petikan-petikan nats Al-
Kitab untuk ibadah hari sabat.
Juga terdapat lebih daripada 6,000
naskah terjemahan dalam bahasa-
bahasa lama, seperti bahasa bahasa
Latin, Syria, Koptic Mesir, Eropah
tengah (Gothic), Armenia, Habsyah,
Georgia, Arab Nubia, Persia dan
Slav.
Sumber ketiga untuk tujuan
perbandingan adalah petikan-
petikan Kitab suci yang terdapat
pada lebih dari 220 tokoh-tokoh
dan pemimpin gereja awal (church
Fathers) dan para ulama-ulama
Kristen.
Ada juga di antara naskah-naskah
tersebut yang sangat tua, salah
satunya adalah koleksi papyrus
yang dikenal sebagi ‘P52′ yang
berisi bagian dari Injil yang dicatat
oleh Yahya (Yohanes) seorang
Hawariyun dan murid Yesus (Isa) al-
Masih. Tahunnya telah ditetapkan
pada 130 T.M., yakni salinan Injil ini
tidak melebihi empat puluh tahun
setelah catatan aslinya. Satu lagi
contoh salinan Injil yang sahih
adalah Kodeks Sinaiticus yang telah
disalin pada tahun 350 T.M. di
Mesir. Sebanyak 347 mukadimah
telah dipelihara dan ini juga
menjangkau lebih kurang
keseluruhan jangka waktu
Perjanjian Baru. Dengan
membandingkan tulisan manuskrip
tersebut dapat disimpulkan bahwa
tiga orang penyalin telah
mengusahakannya.
Ciri-ciri dari dalil-dalil tersebut
Untuk membandingkan ribuan
naskah-naskah ini dan sumber-
sumber lain yang menjangkau
jangka waktu lebih kurang dari abad
kedua hingga abad keempat-belas
merupakan satu tugas yang sangat
berat. Tetapi hal ini telah
dilakukan!!! Proses penyalinan yang
berulang-ulang dari abad ke abad
telah menyebabkan penyerapan
beberapa perbedaan yang kecil
kepada teks-teks. Ini dikenal
sebagai ‘perbedaan bacaan’. Sekali
terjadinya suatu perbedaan kecil
pada isi sesuatu teks, maka akan
‘diwarisi’ oleh naskah-naskah yang
telah disalin berikutnya. Dengan
menganalisis semua perbedaan-
perbedaan kecil ini, ahli sains telah
berhasil mengumpulkan banyak
naskah-naskah pada beberapa
kelompok utama, dan dengan ini
dapat menyimpulkan bahwa semua
naskah-naskah tersebut berasal
dari sumber yang sama. Dengan
cara begini, versi-versi teks yang
paling awal dapat ditanggapi dan
dibentuk kembali dengan rapi dan
sangat tepat. Kita dapat
mengesahkan bentuk dan keadaan
teks pada penghujung abad yang
ketiga T.M. menurut empat aliran
transmisi, yaitu Iskandariah, Barat,
Kaisaria dan Antiokus. Dengan
proses ekstrapolasi kearah yang
lebih dalam lagi mengenai sejarah
teks-teks itu, kita dapat
menentukan teks yang asli dari
semua teks-teks tersebut.
Hasil dari semua penyelidikan dan
kajian-kajian tersebut adalah
kesahihan dan kewibawaan teks
Perjanjian Baru telah dikukuhkan
kedudukannya tanpa adanya
keraguan lagi. Kita telah
mempunyai dasar untuk
mempercayai bahwa teks yang ada
pada kita hari ini adalah sama
dengan teks Perjanjian Baru yang
asli.
Untuk menyatakannya dengan cara
kuantitatif :
Kesan perbedaan-perbedaan kecil
yang telah menyerap kedalam teks
dalam proses penyalinan selama
berabad-abad ini hanyalah pada
satu persepuluhan berbanding lima
perseratus dari jumlah teks asli
(yakni satu kata dalam setiap enam
puluh kata); dan tidak membawa
pengaruh apapun pada suatu
kalimat pengajaran atau perbedaan
pada ajaran Kristen pada hari ini.
Sebanyak sembilan puluh delapan
persepuluhan berbanding lima
perseratus teks Alkitab mempunyai
dasar sahih yang kukuh yang tidak
dapat dipertikaikan.
Ini membuktikan bahwa teks itu
tidak pernah dipalsukan.
Sesungguhnya, kalau ada seseorang
yang ingin coba membuat suatu
pemalsuan, tipuan ini dapat
dirasakan dengan mudahnya.
Cobalah pikirkan satu skenario
berikut, dimana seorang pemilik
Bank yang kaya di Singapura telah
menulis surat wasiatnya yang
menguraikan bagaimanakah harta
bendanya akan dibagikan setelah
lima puluh tahun yang akan datang.
Orang kaya ini mempunyai lima
orang anak dan setiap orang dari
mereka telah membuat satu
salinan dari surat wasiat tersebut
untuk masing-masing. Setiap orang
di antara mereka berlima ini
membawa salinan surat wasiatnya
sewaktu berpindah ke lima tempat
yang berbeda di dunia, yaitu
London, Cape Town, Los Angeles,
Sydney dan Rio de Janeiro. Setiap
orang anak pemilik Bank kaya
tersebut masing-masing
mempunyai lima orang anak dan
mereka juga telah membuat
salinan surat wasiat dari orang
tuanya sebagaiman surat wasiat
yang asli itu. Cucu-cucu orang kaya
inipun masing-masing telah
memperoleh lima orang anak dan
mereka juga telah membuat
salinan surat wasiat kakek buyutnya
untuk anak-anak mereka. Pada
suatu hari, pemilik Bank yang kaya
di Singapura itu telah kehilangan
surat wasiatnya yang asli. Lalu
dengan membandingkan salinan-
salinan yang banyak yang telah
dibuat oleh anak-anak, cucu-cucu
dan cicit-cicitnya dari seluruh
pelosok dunia, surat wasiat yang
hilang tersebut dapat diperolehmya
kembali dan disahkan keasliannya
sebagaimana surat wasiat pertama
yang hilang. Jika seandainya ada
diantara anak, cucu ataupun cicit si
orang tua kaya itu ingin membuat
perubahan pada teks Surat warisan
yang baru ini, pastilah perubahan
dalam pemalsuannya itu akan
langsung terlihat karena berbeda
dengan salinan-salinan surat asli
yang sudah ada hasil dari beberapa
surat wasiat yang sudah tersebar
tersebut dikumpulkan dan disusun
kembali!
Dengan cara yang sama, siapapun
yang mencoba untuk memalsukan
teks Al-Injil akan terlihat secara
langsung karena adanya
pertentangan dan perbedaannya
dengan beribu-ribu salinan teks-
teks lain yang tersebar dan
kemudian dikumpulkan serta
disusun kembali.
Raja Ashoka yang beragama Buddha
telah memerintah di India dari 273
S.M. ke 240 S.M., beliau
mengumumkan suatu
perlembagaan berlandaskan
perikemanusiaan yang unik. Dia
memerintahkan supaya
perlembagaannya itu diukir pada
tempat-tempat umum di istananya,
saperti batu-batan besar, tiang-
tiang dan tembok-tembok gua.
Lebih kurang tiga-puluh lima dari
ukiran-ukiran tersebut telah
ditemukan dan dipulihkan kembali.
Oleh karena itu kita dapat
mengesahkan isi dari
perlembagaan Raja Ashoka yang
asli. Walaupun seorang dari
pengukir-pengukir itu mencoba
mengubah teks asli Ashoka untuk
memperdaya kita. Pemalsuan itu
dapat dibuktikan dengan
membandingkan ukiran-ukiran lain
yang ada.
Injil merupakan perlembagaan bagi
gereja yang awal. Beribu-ribu
salinannya telah dibuat sama
dengan teks-teks aslinya semenjak
awal, kalaulah kabarnya suatu
pemalsuan telah terjadi, tentu
sekali hal ini dapat dilihat dengan
mudah.
H.K.Moulton yang telah menyelidiki
dan mengkaji manuskrip-manuskrip
Injil lebih dari empat puluh tahun,
boleh kita kutip untuk memberi
kesimpulan untuk dasar ini. Dia
telah mencapai kesimpulan bahwa
perbedaan-perbedaan kecil diantara
beberapa teks tidak membawa
pengaruh yang buruk pada setiap
ajaran-ajaran Kristen. Katanya lagi :
‘Setelah semua dokumen-dokumen
disaring dan diteliti serapi-rapinya
didapati bahwa pada dasarnya
dokumen-dokumen ini sangat
cocok atau tidak terdapat
perubahan…!’
Tidak ada buku yang pernah ada di
dunia ini yang telah diuji, diteliti
dan diselidik dengan begitu
hebatnya seperti buku-buku
Perjanjian Baru, bahkan al-Quran-
pun tidak (Al-Kitab/Bible Mampu,
Tetapi Al-Quran Tidak Mampu
Tahan Uji, Menurut Pengakuan
Tokoh-Tokoh Islam).
Tidak satupun pemalsuan yang
dapat tahan pengujian dan
penyelidikan sedemikian rupa (yang
telah diadakan terhadap buku-buku
Perjanjian Baru). Kita dapat
meyakini Kitab-Aslilah yang ada
pada kita hari ini, sebab telah
dilakukan pengujian yang tajam,
tetapi tidak dapat menunjukan
kelemahan apapun padanya.
Penjaga-penjaga Ajaran.
Jadi, telah dibuktikan di atas bahwa
umat Kristen sejak dari awal telah
memelihara dengan setia ajaran-
ajaran yang diterima mereka dari
Isa al-Masih. Inipun bukanlah
perkara yang mengherankan.
Pengikut-pengikutnya sangat
mengutamakan pemeliharaan
mutiara-mutiara rohani yang telah
dianugerahkan pada mereka oleh
Tuhan. Sejak awal 50 T.M. Paulus
telah menulis : ‘Saudara-saudaraku,
kamu harus tetap percaya dan
berpegang kepada ajaran-ajaran
yang telah kami sampaikan…’(2
Tesalonika 2 ay.15). ‘Sentiasa
mengikut ajaran yang aku berikan
kepada kamu (1 Korintus 11 ay.2).
‘Apa yang aku sampaikan kepada
kamu adalah apa yang sudah aku
terima. Inilah perkara terpenting:
Al-Masih mati karena dosa kita,
sesuai dengan yang tertulis di
dalam AlKitab…Dia dikuburkan dan
pada hari ketiga Dia dihidupkan
semula…Kami semua
mengisytiharkan perkhabaran yang
sama dan maku semua percaya
kepadanya…Berita Baik itu akan
menyelamatkan kamu jika kamu
berpegang kepadanya dengan
teguh’ (1 Korintus 15:3-4,11,2).
Umat Kristen awal sangat
mendahulukan dan mementingkan
apa yang telah dikatakan dan
dilakukan oleh Isa Al-Masih. Orang-
orang Yunani dan Roma telah
mempunyai taraf yang lebih tinggi
didalam penulisan-penulisan
sejarah. Mereka tahu hal ini sangat
mereka pelukan dalam melaporkan
fakta-fakta yang objektif, yang dapat
dibuktikan oleh saksi-saksi dan
dokumen-dokumen yang asli.
Para ilmuwan modern telah
memutuskan bahwa beberapa ahli-
ahli sejarah pada masa kuno dapat
diyakini dan dipercayai dalam
tulisan-tulisan mereka. Herodotus,
Thucydides, Polybius dan Tacitus
adalah orang-orang yang cemerlang
dalam bidang ini; Josephus, Kaisar
(Caesar), Polynius dan Livy adalah
orang-orang yang dapat dipercayai.
Walaupun mungkin ada di antara
mereka yang ceroboh atau kurang
berhati-hati, umat Kristen yang
awal sangat akrab pada peraturan
dan tata cara mencatat kejadian-
kejadian yang benar dan sahih.
Oleh karena itu, sudah
seharusnyalah kita terima dengan
serius kenyataan Lukas, bahwa dia
telah merujuk pada saksi-saksi
(Lukas 1 ay.2) dan selanjutnya :
‘Saya sendiri telah menyelidiki
semua peristiwa itu dari
permulaannya, maka ada baiknya
saya juga menulis satu laporan
yang teratur untuk Tuan, supaya
Tuan dapat tahu dengan
selengkapnya bahwa apa yang telah
diajarkan kepada Tuan memang
benar’. (Lukas 1 ay.3-4). Umat
Kristen secara wajar ingin
mengetahui akan kebenaran
tentang apa yang diajarkan kepada
mereka.
Satu Permulaan Baru
Umat Kristen dan Muslim memiliki
banyak kesamaan pada
kepercayaannya. Tuhan yang maha
Esa, Pencipta segala-galanya dan
Sumber segala wahyu. Hakim yang
penyayang; yang akan menghukum
yang salah dan memberikan
ganjaran yang baik pada mereka
yang saleh. Pada masa sekarang ini,
saat fahaman materialisme
menonjol pengaruhnya di seluruh
dunia, sangatlah penting dan pantas
agar semua ahli-ahli Kitab
menekankan bidang-bidang yang
sama di antara mereka, dan
bukanlah perbedaan-perbedaan
yang membawa kepada suatu
pertentangan dan perselisihan
dikalangan mereka sendiri. Ini
berarti bahwa prasangka-prasangka
yang tidak berdasar diantara kedua
belah pihak seharusnya
diruntuhkan. Pada bulan Februari
1976, sebanyak 1,200 para
rombongan dari enam puluh negara
mengambil bagian di dalam suatu
Seminar ‘Dialog Islam-Kristen’.
Umat Kristen disitu telah
memohon kepada peserta-peserta
Muslim supaya mengenal dan
mengkaji Perjanjian Baru secara
lebih terbuka dan mendalam dan
untuk meruntuhkan tuduhan
‘pemalsuan’ terhadap mereka.
Untuk berdialog dangatlah
diperlukan agar kedua belah pihak
menerima kesahihan Kitab-kitab
suci mereka masing-masing.
Sesungguhnya kebanyakan tokoh
dan pemikir-pemikir Islam yang
agung telah menerima kesahihan
teks Injil dan Perjanjian Baru.
Untuk menguraikan nama-nama
mereka disini merupakan penutup
yang sesuai untuk artikel ini.
Kesaksian mereka membuktikan
bahwa dialog di antara umat
Muslim dan Kristen jangan
dibelenggu oleh tuduhan yang telah
dipelopori oleh Ibn-Khazem yang
tidak mempunyai dasar kebenaran
apapun.
Dua ahli sejarah Islam yang agung,
Al-Mas’udi (meninggal 956 T.M.)
dan Ibn-Khaldun (meninggal 1406
T.M.) telah mengakui akan
kesahihan teks Al-Injil.
Empat orang ahli ulama terkenal
yang juga telah menyetujui hakikat
ini :
Ali at-Tabari (meninggal 855 T.M.),
Qasim al-Khasani (meninggal 860
T.M.), ‘Amr al-Ghakhiz (869 T.M.)
dan tokoh yang utama, imam Al-
Ghazzali (1111 T.M.).
Pandangan ini juga didukung oleh
Abu Ali Husain Ibn Sina, yang lebih
dikenal di dunia Barat sebagai
‘Avicenna’ (m. 1037 T.M.). Al-
Bukhari (m.870 T.M.) yang terkenal
karena mengumpulkan hadith-
hadith yang terawal, telah mengutip
pada Al-Qur’an sendiri (Surah Ali-
Imran 3 ay.72,78) untuk
membuktikan bahwa teks Al-Kitab
Al-Mukaddis tidak pernah
dipalsukan.
Akhir kata, seorang tokoh Muslim
terkemuka di zaman modern,
Muhammad Abdul Sayyid Ahmad
Khan, seorang ‘ulama Islam
modern’ yang telah memelopori
pembaharuan sosial pada era
moden ini, telah menerima
keputusan-keputusan sains
modern. Beliau berkata :
‘Berkaitan dengan teks Al-Kitab
(Bible), ia tidak mengalami
perubahan apapun. Juga tidak ada
seorangpun yang dapat
mengemukakan sesuatu teks
(alternatif) yang berbeda sebagai
teks yang sahih’.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena
kesaksian tokoh-tokoh yang jujur
ini!
Bahan-bahan
---------------
1. MUHAMMAD ATA UR-RAHIM,
Jesus Prophet of Islam, Omar
Brothers Publications, Singapore
1978, ms. 12, 15 and 40.
2. G. PARRINDER, Jesus in the
Qur’an, Faber and Faber, London
1965, bab 15.
3. P. A. PALMIERI Die Polemik des
Islams, German tr. Holzer, Salzburg
1902; E. FRITSCH, Islam und
Christentum im Mittelalter, Müller
& Seiffert, Breslau 1930; see also.
H. HIRSCHFELD, Muhammadan<br /> Criticism of the Bible’. Jewish<br /> Quarterly Review 13 (1901)<br /> 222-240.<br /> 4. F. M. PAREJA, Islamologia, Orbis<br /> Catholicus, Roma 1951, ms.<br /> 460-461.<br /> 5. I. DI MATTEO,Il ‘takhrif’ od
alterazione della Bibbia secondo i
musulmani’, Bessarione 38 (1922)
64-111; 223-260; Le preteze<br /> contradizzioni della S. Scrittura<br /> secondo Ibn-Hazm’, Bessarione 39<br /> (1923) 77-127, E. FRITSCH, op. cit.,<br /> ms. 66.<br /> 6. IBN KHAZEM, Kitab al-fasl fi’l-<br /> milah wa’l ahwa’l nikhal, II,6; E.<br /> FRITSCH, op cit., ms.55.<br /> 7. IBN KHAZEM, ibid.; E. FRITSCH,<br /> op. cit, ms. 64.<br /> 8. Ringkasan drpd. AL-QARAFI; E.<br /> FRITSCH, op. cit., ms. 49.<br /> 9. Cerita2 yg.sama terdapat dalam<br /> versi Pasri Tustari: ‘Qisas al-anbija<br /> (Sejarah Nabi-nabi)’ di dalam<br /> manuskrip bertarikh 1330 TM, dan<br /> drpd.Ghalal-addin Rumi: ‘Metnewi<br /> (Satu Cerita raja Yahudi dan<br /> wazirnya, 1273 TM)’; E. FRITSCH, op.<br /> cit., ms. 50-65.<br /> 10. Bagi penjelasan lebih<br /> mendalam mengenai ‘text<br /> criticism’ dan kesimpulan2nya,<br /> saya syorkan penulis2<br /> F.G.KENYON:The Text of the Greek<br /> Bible, London<br /> 1937,1949;L.D.TWILLEY, The Origin<br /> and Transmission of the New<br /> Testament,Edinburgh 1957;<br /> V.TAYLOR, The Text of the New<br /> Testament, London and New York<br /> 1961; J.H.GREENLEE, An<br /> Introduction to New Testament<br /> Textual Criticism , Grand Rapids<br /> 1964; B.M.METZGER, The Text of<br /> the New Testament, Oxford 1968.<br /> 11. H. K. MOULTON, Pa pyrus,<br /> Parchment and Print; the story of<br /> how the New Testament text has<br /> reached us, London 1967, ms.<br /> 9-10, 70-71.<br /> 12. A.M. MOSLEY, Historical<br /> Reporting in the Ancient World,<br /> New Testament Studies 12 (1965)<br /> ms.10-26.<br /> 13. Teks Pengisytiharan Penutup<br /> bagi Seminar Tripoli, L’Osservatore<br /> Romano (English Edition), Feb. 26,<br /> 1976, ms. 6-7.<br /> 14. I. DI MATTEO, loc. cit (nota 5),<br /> AT-TABARI dan AL-GHAKHIZ<br /> menyatakan bahwa<br /> penterjemahannya mungkin kurang<br /> tepat, tetapi mereka tidak meragui<br /> kesahihan teks bahasa Yunani.<br /> Mengenai AL-GHAZZALI pula, lihat<br /> F. M. PAREJA, op. cit, ms. 463.<br /> 15. G. PARRINDER, Jesus in the<br /> Qur’an (’Isa di dalam Quran), Faber<br /> and Faber, London 1965;<br /> Terjemahan Belanda, Ten Have,<br /> Baarn 1978, ms. 124.<br /> 16. M. H. ANANIKIAN,The
Reforms and Religious Ideas of Sir
Sayyid Ahmad Khan’. The Moslem
World 14 (1934) ms. 61

sumber : http://voa-islam.hexat.com/index/__xtblog_entry/888717-asal-muasal-tuduhan-alkitab-dipalsukan.?__xtblog_block_id=1#xt_blog

baca juge artikel terkait. Book : Bible proven forgery. http://angel-publisher.blogspot.com/2014/01/book-bible-proven-forgery.html

PEMALSUAN ALKITAB TERBUKTI. N PELAKUNYE SAPE LAGI KALO BUKAN OLO N MAMAD N JIBRIL. HA...7X

KARNE OLO N JIBRIL PIKTIP KARANGAN MAMAD MAKE PEMALSUNYE ADALAH MAMAD. HA...7X

pengakuan lupa malam ke berapa saat Lailatul Qadar, bukti MAMAD PENGARANG QORAN. HA...7X http://antikrismuhammad.blogspot.com/2014/03/pengakuan-lupa-malam-ke-berapa-saat.html

mamad merombak taurat n memutarbalikkan sgala sesuatu. http://antikrismuhammad.blogspot.com/2012/11/mamad-merombak-taurat-n-memutarbalikkan.html

bukti penepuan mamad adalah kewajiban untuk mendoakan, mencintai, memuji, memuliakan, mengagungkan mamad. ha...7x http://antikrismuhammad.blogspot.com/2013/02/bukti-penepuan-mamad-adalah-kewajiban.html

BUKTI OLO = MAMAD http://antikrismuhammad.blogspot.com/2013/03/bukti-olo-mamad.html

trik mamad nepu milyaran orang. ha...7x http://antikrismuhammad.blogspot.com/2013/03/trik-mamad-nepu-milyaran-orang-ha7x.html

trik mamad menciptakan olo n eslam. ha...7x http://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2013/04/trik-mamad-menciptakan-olo-n-eslam-ha7x_3761.html

cara menguji kepalsuan kitab suci. ha...7x http://antikrismuhammad.blogspot.com/2013/07/cara-menguji-kepalsuan-kitab-suci-ha7x_24.html

QORAN ADALAH PUISI KARANGAN MAMAD. HA...7X 
http://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2013/02/qoran-adalah-puisi-karangan-mamad-ha7x.html

eslam = agama gado2 hasil pencampuradukkan agama2 laen ato sinkretisme agama. ha...7x http://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2013/02/eslam-agama-gado2-hasil.html

BUKTI IDEOTNYE MAMAD. Muhammad tanya kpd Yahudi: Apakah aku ada dlm kitab kalian? HA...7X http://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2013/05/bukti-ideotnye-mamad-muhammad-tanya-kpd.html

dongeng ala mamad : Lewat nipu maka nabi idris bisa masuk sorga. ha...7xhttp://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2014/03/dongeng-ala-mamad-lewat-nipu-maka-nabi.html

mamad kalah debat ma cendekiawan n penyair mekah. ha...7x http://allahswtadalahiblis.blogspot.com/2013/08/mamad-kalah-debat-ma-cendekiawan-n.html


Kekuatan Sejarah Alkitab.

Setiap buku yang mengklaim
mencatat rangkaian peristiwa
sejarah yang dapat dipercaya harus
menjalani ujian keakuratan
mengenai pokok bahasan, waktu,
adat istiadat, tempat dan tokoh-
tokohnya. Meskipun Alkitab
menyampaikan kebenaran rohani,
bukan berarti ujian keakuratan
sejarah tidak perlu dikenakan
kepadanya. Alkitab siap
menghadapi ujian ini walaupun
ditulis oleh lebih dari 50 penulis
dari berbagai macam latar belakang
budaya dalam jangka waktu lebih
dari 1500 tahun. Jika catatan
penulis Alkitab terbukti tidak
sesuai dengan fakta sejarah maka
kebenaran rohani yang Alkitab
ajarkan pun patut dipertanyakan.
Akan tetapi, jika catatan penulis
Alkitab sesuai dengan fakta sejarah
maka ajaran Alkitab pun layak
diterima kesahihannya.
Catatan Alkitab terus-menerus
menghadapi berbagai ujian
berkaitan dengan keakuratan
sejarahnya. Orang-orang skeptis
dan para arkeolog kerap
mempertanyakan hal itu. Namun
demikian, Alkitab terbukti memiliki
keakuratan sejarah yang unik dan
tidak tertandingi oleh kitab-kitab
keagamaan lainnya.
Marilah kita terlebih dahulu
membahas beberapa contoh
arkeologis awal tentang ujian
Alkitab dan kesimpulan ilmiah yang
dihasilkannya. Sebagai contoh, pada
abad kesembilan belas orang-orang
skeptis dan para arkeolog menuduh
Alkitab membuat pernyataan fiktif
ketika menyebutkan bangsa Het
karena tak ada satu pun bukti di
luar Alkitab tentang bangsa itu.
Tetapi setelah tahun 1906,
penggalian di Hattushash – yang
terbukti sebagai ibukota bangsa Het
– mengubah apa yang semula
dianggap mitos sebagai kenyataan
sejarah yang akurat. Arkeologi
mengungkapkan bahwa bangsa Het
pemah muncul sebagai bangsa
yang kuat. Penggalian tersebut
mengesahkan sepenuhnya catatan
Alkitab. Sebuah loh batu dari Mesir
mencatat pertempuran sengit
antara Ramses II dan bangsa Het di
Kadesy di Sungai Orontes. Catatan
Alkitab terbukti sebagai sejarah
yang akurat.
Ilmuwan semula menuduh catatan
Alkitab tentang Belsyazar sebagai
catatan yang salah karena tidak ada
catatan selain Alkitab yang
menyebutkan raja ini. Akan tetapi,
pada tahun 1853 para arkeolog
menemukan sebuah prasasti di Ur
yang memperkuat catatan Alkitab.
Prasasti itu menunjukkan bahwa
Belsyazar memerintah dengan
ayahnya Nabonides. Arkeologi terus
menguatkan catatan Alkitab. Dr.
J.O. Kinnaman menegaskan
keakuratan sejarah Alkitab yang
menakjubkan ini dengan
mengatakan, "Dan ratusan ribu
benda purbakala yang ditemukan
oleh para arkeolog. tak satu pun
yang berlawanan atau menyangkal
satu kata, frasa, klausa atau kalimat
dalam Alkitab, namun justru selalu
menguatkan dan membuktikan
fakta catatan Alkitab."
Dr. Nelson Glueck, arkeolog Yahudi
yang terkenal pada abad kedua
puluh, menegaskan keakuratan
Alkitab dalam bukunya River in the
Desert, dengan mengatakan,
"Dapat dikatakan secara tegas
bahwa tidak ada penemuan
arkeologi yang berlawanan dengan
acuan Alkitab. Sekian banyak
penemuan arkeologi yang ada
meneguhkan, baik secara garis
besar maupun secara terperinci,
pernyataan historis dalam Alkitab."
Seorang penanya yang jujur, yang
menyadari panjangnya rentang
sejarah yang dicakup oleh catatan
Alkitab dan beragamnya penulis
Alkitab, tentunya akan semakin
takjub oleh keakuratan catatan
sejarah Alkitab ini.
Dr. Werner Keller, penulis The
Bible in History dan buku
bergambar The Bible as History in
Pictures, mengevaluasi keakuratan
sejarah Alkitab secara menantang:
"Sebagai seorang jurnalis, saya
telah bertahun-tahun secara khusus
memperhatikan hasil-hasil ilmu
pengetahuan dan penelitian
modem.... Laporan sensasional ini
– dan, memang, kalau mengingat
pentingnya penemuan ini, tidaklah
berlebihan kalau kita menggunakan
kata sensasional' –<br /> membangkitkan hasrat dalam diri<br /> saya untuk lebih mencermati<br /> arkeologi Alkitab, area penyelidikan<br /> dunia purba yang yang paling<br /> muktahir dan, secara umum, paling<br /> jarang dibicarakan. Oleh karena itu,<br /> saya memburu bahan bacaan dari<br /> Jerman dan negara-negara lainnya<br /> untuk mendapatkan kesimpulan<br /> yang menyeluruh dan jelas atas<br /> hasil-hasil penelitian terdahulu.<br /> Saya tidak menemukan apa pun<br /> karena memang tidak ada yang bisa<br /> ditemukan. Jadi, saya mendatangi<br /> secara langsung perpustakaan<br /> berbagai negeri – ditolong oleh<br /> antusiasme istri saya dalam<br /> pekerjaan yang mirip tugas seorang<br /> detektif ini – dan mengumpulkan<br /> semua hasil penyelidikan ilmiah<br /> yang telah dilakukan sampai saat<br /> ini sehubungan dengan arkeologi<br /> Alkitab."<br /> Hasil penelitian Dr. Keller<br /> diterbitkan oleh William Morrow<br /> and Company, New York, tahun<br /> 1956 dengan judul The Bible in<br /> History. Pada tahun 1964<br /> diterbitkan cetakan kelima belas,<br /> setelah direvisi sepenuhnya,<br /> menjadikannya sumber yang<br /> terpercaya. Dr. Keller menutup<br /> bagian pendahuluannya dengan<br /> menegaskan sumbangan arkeologi<br /> dalam mendukung kesahihan<br /> catatan Alkitab: "Berdasarkan bukti<br /> yang berlimpah-limpah dan telah<br /> teruji dengan baik yang tersedia<br /> saat ini. saat saya memikirkan<br /> kecaman orang skeptis dari abad<br /> kedelapan belas dan selanjutnya<br /> yang berusaha memusnahkan<br /> Alkitab, kalimat ini terus<br /> menggema dalam pikiran saya:<br /> 'Alkitab itu benar,' akhirnya."<br /> Tahun 1929 saya mendengar Dr.<br /> Robert Dick Wilson, profesor<br /> Bahasa-bahasa Semitis yang<br /> terkenal dari Seminari Teologi<br /> Princeton, memberitahu para<br /> mahasiswanya, "Saya telah<br /> mempelajari semua bahasa yang<br /> digunakan oleh bangsa-bangsa yang<br /> tercantum dalam Kitab Kejadian.<br /> Tidak ada satu pun pernyataan<br /> Alkitab yang terbukti salah." Orang-<br /> orang skeptis tertantang sewaktu<br /> Dr. Wilson menuliskan<br /> peneguhannya: "Setelah empat<br /> puluh tahun melakukan penelitian<br /> ilmiah dalam studi tekstual Alkitab<br /> dan dalam kebahasaan, sekarang<br /> saya yakin bahwa tidak ada seorang<br /> pun yang memiliki pengetahuan<br /> memadai untuk membantah<br /> kebenaran Perjanjian Lama.<br /> Berdasarkan bukti dokumenter<br /> yang memadai untuk melakukan<br /> penyelidikan, pernyataan Alkitab,<br /> dalam naskah aslinya, lulus dalam<br /> ujian tersebut." Peneguhan ini<br /> secara singkat menegaskan fakta<br /> yang teruji tentang keakuratan unik<br /> dari catatan Alkitab. Tidak ada kitab<br /> suci lain yang sejajar dengan<br /> Alkitab dalam hal keakuratan<br /> sejarahnya.<br /> Arkeologi terus meneguhkan<br /> keakuratan sejarah Alkitab dengan<br /> bukti yang faktual dan eksternal<br /> yang dikumpulkan dalam<br /> penggalian ilmiah. Arkeologi terus<br /> meneguhkan bahwa Alkitab itu unik<br /> dalam keakuratan pernyataan<br /> sejarahnya. Apa pun bentuk ujian<br /> keakuratan tersebut, Alkitab selalu<br /> berhasil menunjukkan<br /> kesahihannya.<br /> Harry Thomas Frank menulis<br /> sebuah buku yang sangat bagus<br /> tentang keakuratan Alkitab,<br /> berjudul Discovering the Biblical<br /> World. la mengatakan, "Jika,<br /> misalnya, penemuan kembali<br /> kehidupan Timur Tengah kuno<br /> menunjukkan bahwa penulispenulis<br /> Alkitab salah baik dalam sejarah<br /> yang mereka laporkan maupun<br /> mereka mencoba untuk<br /> memalsukannya, tak ayal kejujuran<br /> pernyataan Alkitab yang lain pun<br /> akan dipertanyakan. Tetapi,<br /> kenyataannya justru sebaliknya.<br /> Penemuan arkeologis tentang<br /> kehidupan kuno terus-menerus<br /> menunjukkan betapa setianya<br /> penulis Alkitab mencatat kejadian<br /> pada zamannya. Hal ini<br /> menunjukkan bahwa Alkitab<br /> sebagai dokumen sejarah utama<br /> merupakan penuntun yang dapat<br /> dipercaya tentang kejadian dan<br /> situasi yang digambarkannya."<br /> Meskipun penegasan ini berasal<br /> dari ilmuwan yang sudah meninggal<br /> beberapa dasawarsa yang lalu,<br /> penggalian arkeologi sejak saat itu<br /> menemukan bukti yang semakin<br /> banyak dan semakin tepat. Pada<br /> kenyataannya, baik arkeolog<br /> maupun pakar Alkitab sejak abad<br /> yang lalu telah membuat kemajuan<br /> yang nyata. Mari kita babas<br /> beberapa fakta yang berhubungan<br /> dengan keakuratan Alkitab secara<br /> historis.<br /> Kita harus sadar bahwa, saat ini,<br /> penegasan Alkitab tidak lagi<br /> mendominasi penyelidikan<br /> arkeologi. Baik universitas maupun<br /> masyarakat arkeologi<br /> mengkhususkan diri dalam<br /> penggalian yang berhubungan<br /> dengan berbagai peradaban kuno.<br /> Fokusnya pada obyek yang lebih<br /> luas daripada informasi seputar<br /> Alkitab. Sebagai contoh adalah<br /> pernyataan tokoh Israel. Israel<br /> Finkelstein, yang menyatakan<br /> bahwa Alkitab tidak relevan sebagai<br /> kesaksian sejarah tentang<br /> kebangkitan Israel. Namun, Dr.<br /> Finkelstein menunjukkan bahwa<br /> motivasinya bukanlah<br /> membuktikan ataupun menyangkal<br /> catatan Alkitab. Dia hanya mencari<br /> apa yang akan diungkapkan oleh<br /> catatan arkeologis selain berbagai<br /> penemuan yang telah mendukung<br /> keakuratan Alkitab. Singkatnya,<br /> ilmu pengetahuan sekuler sedikit<br /> sekali, atau malah sama sekali<br /> tidak, tertarik untuk meneguhkan<br /> keakuratan Alkitab.<br /> Pikirkanlah beberapa contoh<br /> berikut ini dari sekian banyak<br /> penemuan arkeologis yang<br /> meneguhkan keakuratan Alkitab.<br /> Yang pertama adalah catatan<br /> tentang peristitiva:<br /> • Tembok kuil Amun meneguhkan<br /> serangan raia Mesir, Sisak, terhadap<br /> Israel dalam 1 Raja-raja 14:25-26.<br /> • Prasasti Mesa meneguhkan<br /> perlawanan Moab terhadap Israel<br /> yang dicatat dalam 2 Raja-raja<br /> 3:4-27.<br /> • Tembok Istana Sargon II<br /> meneguhkan kekalahan Asdod yang<br /> dicatat dalam Yesaya 20:1.<br /> • Catatan tentang pemberian jatah<br /> makanan yang berlangsung di<br /> Babilonia meneguhkan<br /> penangkapan Yoyakin yang dicatat<br /> dalam 2 Raja-raja 24:15-16;<br /> 25:27-30.<br /> • Pembebasan tawanan Yehuda<br /> oleh Koresy Agung (mendukung<br /> Ezra 1:1-4) diteguhkan oleh Cyrus<br /> Cylinder.<br /> Pikirkan juga bagaimana arkeologi<br /> telah meneguhkan tempat-tempat<br /> berlangsungnya berbagai kejadian<br /> yang dicatat dalam Alkitab:<br /> • kuil Baal di Sikhem<br /> • kolam Gibeon, Hesybon dan<br /> Samaria<br /> • terowongan air di bawah<br /> Yerusalem yang digali Raja Hizkia<br /> • istana Raja Belsyazar yang megah<br /> di Babilonia<br /> • istana Susan yang megah (dengan<br /> kenangan kepada Ester dan<br /> Mordekhai)<br /> • pendirian sinagoga di Kapernaum<br /> Pikirkan beberapa tokoh yang<br /> diteguhkan oleh arkeologi sehingga<br /> Alkitab dan penemuan arkeologis<br /> bersesuaian:<br /> • Yehu<br /> • Hazael<br /> • Sargon II<br /> • Esar-haddon<br /> • Merodakh-Baladan<br /> • Darius I<br /> • Herodes Agripa I<br /> • Pilatus<br /> • Kayafas<br /> Hug Williamson. seorang profesor<br /> dari Universitas Oxford,<br /> menyatakan bahwa menyangkal<br /> "dasar historis" Alkitab adalah<br /> suatu hal yang bertentangan<br /> dengan akal sehat. Shmuel Ahituv.<br /> dari Universitas Ben-Gurion,<br /> Negev. berpendapat, "Marilah kita<br /> mengakui bahwa kabut yang<br /> menutupi asal mula dan fase awal<br /> sejarah Israel kuno belum bisa<br /> disingkapkan. Alkitab tetap<br /> merupakan sumber informasi kita<br /> yang paling penting untuk<br /> mempelajari hal ini." Tanpa<br /> mengabaikan motivasi para<br /> arkeolog minimalis untuk mencari<br /> data non-Alkitab, para ilmuwan ini<br /> menegaskan adanya sekian banyak<br /> informasi yang meneguhkan<br /> keakuratan sejarah catatan Alkitab.<br /> Jonathan Tubb dari Museum Inggris<br /> menyatakan bahwa adalah "suatu<br /> kebodohan yang tidak berguna<br /> kalau kita berusaha mencari<br /> katalisator lain (yang mengubah<br /> persepsi diri orang Kanaan terhadap<br /> orang Israel) di luar Kitab Keluaran<br /> dan penaklukan yang dicatat dalam<br /> Perjanjian Lama."<br /> Penjelasan tambahan bagi<br /> keakuratan Alkitab adalah apa yang<br /> tidak terkandung di dalam Alkitab.<br /> Berikut ini salah satu contoh yang<br /> jelas.<br /> Apakah Kitab Keluaran hanyalah<br /> "cerita rakyat" sebagaimana<br /> dinyatakan berbagai penyanggah<br /> Alkitab belakangan ini? Alan<br /> Millard, pakar Bahasa Ibrani dan<br /> Bahasa Semit Kuno di Universitas<br /> Liverpool, Inggris, walaupun tidak<br /> secara khusus berpendapat tentang<br /> penulisan Kitab Keluaran seperti<br /> yang dilakukan ilmuwan konservatif<br /> sebelumnya. (dalam Biblical<br /> Archaeology Review edisi Juli/<br /> Agustus 2000), ia antara lain<br /> mengatakan. "Saya hanya<br /> membahas bukti naskah yang<br /> masih ada. Seperti yang saya<br /> tunjukkan dalam artikel saya, tidak<br /> adanya kosa kata dan pengaruh tata<br /> bahasa Aram, Persia atau Yunani<br /> dalam Kitab Keluaran menjelaskan<br /> bahwa naskah tersebut ditulis<br /> sebelum zaman pembuangan ke<br /> Babel (enam abad Sebelum Masehi)<br /> . Lebih lanjut. rincian sejarah dalam<br /> Kitab Keluaran menunjukkan bahwa<br /> catatan itu merekam dengan tepat<br /> informasi tentang zaman yang<br /> digambarkannya: Zaman Perunggu<br /> Akhir, atau sekitar seribu tahun<br /> lebih awal dari naskah Kitab<br /> Keluaran tertua yang masih ada<br /> (dari pertengahan abad ketiga<br /> Sebelum Masehi)."<br /> Saya memang bukan seorang<br /> arkeolog, tetapi saya tidak mau<br /> menantang konsensus yang<br /> dihasilkan melalui penyelidikan<br /> sekian lama oleh sarjana Alkitab<br /> dan arkeolog. Tanpa kecuali, para<br /> ilmuwan menegaskan bukti-bukti<br /> arkeologis dan filologis (ilmu<br /> bahasa) bahwa catatan sejarah<br /> Alkitab itu akurat. Dalam ilmu<br /> pengetahuan masa kini, penemuan<br /> tersebut memberikan bukti yang<br /> berlimpah mengenai keakuratan<br /> catatan Alkitab. Bahkan dalam<br /> debat dengan orang-orang<br /> minimalis, masalahnya tampaknya<br /> lebih berfokus pada apa yang dapat<br /> mendorong penggalian tambahan,<br /> bukannya pada keakuratan faktual<br /> dari penemuan yang telah ada.<br /> Penemuan arkeologis terus<br /> mencengangkan orang-orang<br /> skeptis yang, meskipun hanya<br /> memiliki sedikit pengetahuan<br /> sejarah umum ataupun<br /> pengetahuan tentang catatan<br /> Alkitab, dengan tanpa alasan<br /> menyatakan bahwa Alkitab itu<br /> penuh dengan kesalahan. Para<br /> ilmuwan yang terdidik justru<br /> bersaksi tentang banyaknya bukti<br /> yang menunjukkan keakuratan<br /> catatan Alkitab. Dan bila<br /> dipertimbangkan bahwa Alkitab<br /> ditulis oleh lebih dari lima puluh<br /> penulis, dan kebanyakan dari<br /> mereka sama sekali tidak terlatih<br /> dalam ilmu sejarah, sanggahan<br /> orang-orang skeptis itu jadi tidak<br /> dapat dipertanggungjawabkan.<br /> Penilaian yang adil menuntut<br /> penjelasan yang masuk akal<br /> tentang keakuratan catatan sejarah<br /> umat manusia dalam Alkitab. Bila<br /> orang menyangkal Alkitab sebagai<br /> Finnan Allah, bagaimana mungkin<br /> catatan sejarahnya begitu akurat?<br /> Tidak seorang pun berani untuk<br /> mengusulkan teori khayalan bahwa<br /> seorang ilmuwan atau sekelompok<br /> ilmuwan yang tidak dikenal telah<br /> mengedit catatan Alkitab dan<br /> menghilangkan semua<br /> kesalahannya. Sejarah tidak<br /> mencatat adanya staf editor<br /> semacam itu. Tidak ada pula aliran<br /> filsafat yang berani mengemukakan<br /> teori menggelikan bahwa beragam<br /> penulis Alkitab itu, yang menulis<br /> dalam rentang waktu yang panjang,<br /> memiliki kemampuan tertentu –<br /> kemampuan yang tidak dimiliki<br /> manusia lain – sehingga mereka<br /> dapat tidak melakukan kesalahan<br /> sama sekali. Para penulis Alkitab<br /> bukanlah manusia super.<br /> Penilaian yang adil atau akal sehat<br /> dapat menerima penjelasan bahwa<br /> ilham Allah melindungi penulis<br /> Alkitab dari kesalahan karena<br /> Alkitab memang sebagaimana yang<br /> dinyatakannya: Firman Allah.<br /> Alternatif apa lagi yang tersedia?<br /> Keakuratan sejarah yang unik ini<br /> memberikan kesahihan yang unik<br /> pada Alkitab.<br /> Pengetahuan tentang peneguhan<br /> para ilmuwan berkenaan dengan<br /> keakuratan sejarah Alkitab<br /> mendorong Dr. W.A. Criswell pada<br /> tahun 1969 untuk menegaskan di<br /> muka umum secara be-rani dan<br /> tanpa takut akan perlawanan, "Tidak<br /> ada seserpih pun bukti arkeologis<br /> yang telah ditemukan yang<br /> berlawanan dengan Firman Allah."<br /> Dan tetap tidak ada kontradiksi!<br /> Pada kenyataannya, dalam artikel<br /> utama US. News &amp; World Report<br /> (25 Oktober 1999) yang berjudul<br /> "Apakah Alkitab itu Benar?" Jeffery<br /> L. Sheler, penulis Is the Bible True,<br /> menyatakan, "Sebelum penemuan<br /> prasastiRumah Daud' di Dan
tahun 1993, kalangan akademisi
cenderung menganggap cerita Daud
sebagai propaganda para imam
setelah pembuangan ke Babel
untuk mengangkat kembali
martabat Israel. Tetapi,
sebagaimana diakui oleh ahli
arkeologi minimalis Universitas Tel
Aviv, Israel Finkelstein, `nihilisme
terhadap Alkitab runtuh dalam satu
malam dengan ditemukannya
prasasti Daud.'"
Setiap pembaca yang jujur
seharusnya bersedia mengajukan
pertanyaan penting ini kepada
dirinya sendiri: Bila sekian banyak
ilmuwan dan ahli arkeologi terkenal
selama lebih dari dua abad
meneguhkan keakuratan sejarah
catatan Alkitab, bagaimana saya
secara egois dapat menyatakan
bahwa para ahli tersebut tidak
benar dan bahwa saya mendapati
Alkitab itu penuh dengan kesalahan
dan kekeliruan?

SUMBER : http://voa-islam.hexat.com/index/__xtblog_entry/232241-kekuatan-sejarah-alkitab.?__xtblog_block_id=1#xt_blog

BACA JUGA : sape sih yang bisa jaga firmannye oloh ape yahwe? http://antikrismuhammad.blogspot.com/2012/05/sape-sih-yang-bisa-jaga-firmannye-oloh.html


==========================

INI DAFTAR BUKU BAGUS YANG SEBAENYE LO BELI N BACA. HA...7X
1. CHRIST, MUHAMMAD AND I by Mohammad Al Ghazoli 
  by Mark A. Gabriel
by Craig Winn 
4. LEFT BEHIND by Jerry B. Jenkins 
5. LEFT BEHIND by Tim F. LaHaye 
6. ISLAMIC INVASION by Robert A. Morey 
8. Antichrist: Islam's Awaited Messiah by Joel Richardson 
11. Islam: In Light of History By Rafat Amari
14. The Torn Veil by Gulshan Esther 
15. Why I Am Not a Muslim by Ibn Warraq 
16. Why I Am Not A Moslem by Dr. Peter S. Ruckman 
20. Islam And The Jews: The unfinished battle by Mark A. Gabriel 
22. Slavery, Terrorism and Islam by Peter Hammond 
24. Islam Exposed by Floyd McElveen 
27. The Destiny of Islam in the End Times by Faisal Malick 
28. 10 Amazing Muslims Touched by God by Faisal Malick 
32. The Hidden Life of The Prophet Muhammad by Dr. A. A. Ahmed 
34. Islam in the End Times by Ellis H. Skolfield
35. Muhammad is The Antichrist by Cole Steele 
36. Islam - The Dark Night Of Humanity by G. P. Geoghegan 
38. What the Koran Really Says by ibn warraq
    43. Iran: Desperate for God by The Voice of the Martyrs 


LO CUKUP BACA BEBERAPA AJE DARE REKOMENDASI BUKU DI ATAS. MAKA LO AKAN KAGET NGELIAT BETAPA JAHATNYE ESLAM. HA...7X

YAH JELAS JAHAT LAH KARNA ALLAH SWT ADALAH IBLIS N MAMAD ADALAH ANTIKRIS. HA...7X

SEBENERNYE SIH, ALLAH SWT PIKTIP ALIAS BERHALA DEWA BULAN ARAB N DI ISRAEL NAMANYE BAAL. HA...7X

N JIBRIL ADALAH IBLIS YANG MENYAMAR SBAGE MALAIKAT TERANG.

2 KORINTUS 11:14-15

14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. 

15 Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka. 


FATHER - GOD

Yesus.
 1. Jesus Christ: The Real Story by United Church of God 
6. Jesus Humanity and the Trinity by Kathryn Tanner
9. Jesus Christ, Disciplemaker by Bill Hull 
11. Life of Christ by Fulton J. Sheen 
16. The Cross of Christ by John Stott 
17. Jesus for the Non-Religious by John Shelby Spong


Trinity.
3. Trinity by Joseph F. Girzone
8. The Trinity (Guides to Theology) by Roger E. Olson
9. The Biblical Doctrine of the Trinity by B.B. Warfield 


Holy Spirit.
1. Good Morning, Holy Spirit by Benny Hinn 
3. Baptism in the Holy Spirit by Derek Prince 
4. Experiencing The Holy Spirit by MURRAY ANDREW 
7. 7 Things The Holy Spirit Will Do In You by Pastor Chris Oyakhilome PhD 




others.
1. The Purpose Driven Life by Rick Warren 
3. The World On Fire by Rick Joyner 
5. The Final Quest by Rick Joyner 
7. Epic Battles of the Last Days by Rick Joyner 
8. The Prophetic Ministry by Rick Joyner 
9. The Harvest by Rick Joyner 
11. He Came To Set The Captives Free by Rebecca Brown 
12. Becoming A Vessel Of Honor by BROWN REBECCA 
13. Prepare For War by BROWN REBECCA 
14. The Gifts of the Body by Rebecca Brown 
15. Unbroken Curses by Rebecca Brown 
16. Church of Lies by Flora Jessop 
19. When God's Purpose Becomes Personal by Matthew Omaye Ajiake 
Buy new: $14.39 / Used from: $7.95
22. Blessing or Curse: You Can Choose by Derek Prince 
23. Secrets of a Prayer Warrior by Derek Prince 
24. Does Your Tongue Need Healing? by Derek Prince 
27. Entering The Presence Of God by Derek Prince 
33. Snakes in the Lobby by Scott MacLeod 
34. Why I Am A Christian by John Stott
36. Demons in the Church by Ellis H. Skolfield


41. The Bible Code by MichaelDrosnin 
42. Bible Code II: The Countdown by Michael Drosnin 
43. Bible Code III: Saving the World by Michael Drosnin 
45. Bible Code Bombshell by R. Edwin Sherman 





KALO MO NGELIAT YANG LEBIH BANYAK MAKA KLIK DI SINI :


---------------------------------


My blogs are now at the click of a variety of countries including Indonesia, the United States, Britain, Germany, France, Russia, Canada, India, Japan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Syria, Egypt, Australia, New Zealand, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Singapore, China, Taiwan, Argentina, Colombia, Serbia, Morocco, Algeria, Brazil, Moldova, Macedonia, Netherlands, Spain, South Korea, Timor Leste, Norway, Belgium, Romania, Vietnam, Bulgaria, Albania, Azerbaijan, Mexico, Venezuela, Swedish, Irish, Turkey, Italy, Cile, Austria, and others.

Here's a list of my blogs:



so help me with prayer and purchase books written by me.

Here's a list of my books: 


English Version :


BELI BUKU GUE NYOK. ha...7x
Biar gue bisa full time menyebarkan injil.
BIAR NAMA YESUS DITINGGIKAN DAN DIMULIAKAN DI SELURUH BUMI. HA...7X

Filipi 2:5-11
5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 
10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
11 dan segala lidah mengaku: ''Yesus Kristus adalah Tuhan,'' bagi kemuliaan Allah, Bapa! 

TRANSFER UANG PEMBELIAN BUKU/HAK LISENSI KE :

Richard Nata
Bank Central Asia, Tbk, Indonesia
002-157-6394

SETELAH ITU KIRIM EMAIL DISERTAI BUKTI TRANSFER KE  
guerich007@gmail.com

ATAU SMS KE 62-8889910822 ( SMS ONLY, NO PHONE CALL ).

Jangan lupa, beritahukan buku apa yang anda beli dari kami.

LORD JESUS BLESS YOU


AMEN




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...