olo n mamad kan anak buah iblis. ha...x
makenye murtad dare eslam skarang juga. ha...7x
Simbol-Simbol Iblis di Saudi: Tanduk Setan di Atas Lafadz Allah di Abraj Al-Bait Tower
Eramuslim.com – Aneh tapi nyata. Kematian Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdul Azis, Jumat (23/1) kemarin, dirayakan dengan penuh suka cita oleh sebagian umat Islam, di wilayah-wilayah di mana syariah dan jihad tengah ditegakkan. Bahkan seorang khatib Jumat di Masjidil Aqsha yang tengah ceramah pada hari Jumat siang yang meratapi kematian Raja Abdullah diinterupsi kotbahnya dan digelandang keluar masjid oleh para jamaah.
Mereka yang mensyukuri kematian Raja Abdullah mengatakan jika Raja Abdullah merupakan sekondan dari Amerika Serikat, bukan sekutu bagi para Mujahidin penegak syariat Islam. Hal ini bukan rahasia lagi bagi Dunia Islam.
Di masa kekuasaan Raja Abdullah yang meninggalkan tujuh isteri dan dan duapuluhan anak ini, Saudi membangun wilayah sekitar Mekkah secara besar-besaran yang dikenal dengan The Great Mecca Project. Bukan hanya itu, secara keseluruhan wilayah Saudi Arabia juga mengalami pembangunan yang cukup berarti. Hal yang sebenarnya patut disyukuri, namun ada hal-hal aneh yang melingkupi pembangunan di sana-sininya tersebut. Salah satunya bisa dilihat dari simbol-simbol iblis yang ternyata sekarang ini cukup banyak bermunculan di Saudi Arabia.
Adalah mengherankan, di saat banyak situs-situs bersejarah Islam dihancurkan oleh kaum wahabi karena dianggap bisa merusak kemurnian tauhid, namun di sisi lain pembangunan situs-situs dengan simbol iblis semakin banyak dan sama sekali tidak mendapatkan gangguan.
Hal inilah yang membuat banyak kalangan percaya jika Kerajaan Saudi Arabia sesungguhnya adalah kerajaan yang tidak islami, karena selain terus-menerus berteman dengan musuh-musuh Islam dan memusuhi para mujahidin yang berjihad demi tegaknya kalimat tauhid di seluruh Bumi Allah, sistem pemerintahan Saudi juga menyalahi Sunnah Rasul. Sistem kekuasaan berbentuk kerajaan adalah asing bagi Rasul dan sejarah Sahabatnya pada generasi awal. Dalam sejarahnya, Islam hanya mengenal kekhalifahan, bukan yang lain.
Berikut adalah sebagian dari simbol-simbol Iblis yang memenuhi wilayah Saudi Arabia:
Abraj Al-Bait Tower, Ketika Tanduk Setan Ditempatkan Lebih Tinggi Dari Lafadz Allah Swt
Menara Abraj Al Bait atau Kompleks Abraj Al Bait adalah sebuah kompleks bangunan yang terletak di Kota Mekkah, Arab Saudi, tepat di atas Kabah, kiblat umat Islam. Kompleks bangunan ini dirancang oleh para arsitek dari Dar Al Handasah Architects dan pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh Saudi Binladin Group. Lokasi menara ini berada di seberang jalan Masjidil Haram, salah satu masjid suci umat Islam.
Kompleks Abraj Al Bait dibangun untuk menampung para jamaah Haji yang semakin banyak datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Bisnis perhotelan yang semakin lama menjadi berkembang di kota ini juga tak terlepas dari banyaknya jamaah haji ini. Selain itu, Menara Abraj Al Bait ini juga dirancang untuk mampu menampung sampai dengan 10.000 orang.
Bangunan yang paling tinggi di kompleks Abraj Al Bait (Hotel Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower).
Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000 m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas didunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre, suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China.
Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam pada setiap sisi dari Hotel Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Keempat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar, sekaligus tertinggi (berdasarkan letaknya) di dunia.
Irfan al-Alawi, direktur pelaksana Islamic Heritage Research Foundation di London kepada The Guardian menyebut pembangunan tersebut sebagai “It is the end of Mekkah“. Sementara Sami Angawy, arsitek pendiri Pusat Penelitian Ibadah Haji di Jeddah memandang transformasi yang berlangsung Makkah benar-benar kapitalistis tanpa memahami situs kesejarahan di sekitarnya.
“Mereka ubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam. Bahkan mereka renggut gunung dan bukit,” ujar Angawy.
Pembangunan Abraj al Bait ini juga sempat menimbulkan ketegangan antara pemerintah Arab Saudi dan Turki karena harus menggusur Benteng Ajyad yang dibangun oleh Keraajaan Turki Usmani pada tahun 1781. Pembangunan benteng ini dimaksudkan untuk melindungi Ka’bah dari serangan pihak luar. Benteng yang sangat bersejarah ini dihancurkan dan diganti dengan sebuah kompleks gedung kedua tertinggi dunia dengan simbolisasi kemenangan iblis atas Allah di puncaknya. Benarkah demikian?
Pandanglah tower itu yang nyaris menyundul langit! Jauh di sana terdapat sebuah jam mirip dengan Jam Big Ben di London namun berukuran jauh lebih besar.
Di atas jarum jam The Royal Clock Abraj Al-Bait, terdapat lafadz Allah Swt. Namun jauh di atasnya, di tempat paling puncak menara ini, ada simbol tanduk iblis (Lucifer) yang sangat familiar bagi siapa pun yang memahami bahasa simbol. Maknanya sangat dalam dan menyedihkan: Iblis mengalahkan Allah swt! Subhanallah. Naudzubillah min dzalik!
Zionis-Yahudi Mengelola Abraj Al-Bait
Walau di dalam naskah resmi Abraj Al-Bait ini diperuntukkan bagi kaum Muslim, namun pada kenyataannya Abraj al-Bait dikelola oleh Jaringan Fairmot Hotel. Benjamin Swig, seorang tokoh Zionis Yahudi dan banker kenamaan dunia adalah pendiri Fairmont pada tahun 1945. Fairmont ini juga mengelola banyak kasino atau pusat judi di Mote Carlo, Las Vegas, dan lainnya. Aneh saja jika penguasa Saudi Arabia begitu permisifnya dengan membolehkan perusahaan maksit dan zionis ini mengelola sebuah kompleks hotel yang berdiri sangat megah mengangkangi Baitullah dan kompleks Masjidil Haram. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
Aneh tapi nyata. Kematian Raja Saudi Arabia Abdullah bin Abdul Azis, beberapa waktu yang lalu, dirayakan dengan penuh suka cita oleh sebagian umat Islam, di wilayah-wilayah di mana syariah dan jihad tengah ditegakkan. Bahkan seorang khatib Jumat di Masjidil Aqsha yang tengah ceramah pada hari Jumat siang yang meratapi kematian Raja Abdullah diinterupsi kotbahnya dan digelandang keluar masjid oleh para jamaah.
Mereka yang mensyukuri kematian Raja Abdullah mengatakan jika Raja Abdullah merupakan sekondan dari Amerika Serikat, bukan sekutu bagi para Mujahidin penegak syariat Islam. Hal ini bukan rahasia lagi bagi Dunia Islam.
Di masa kekuasaan Raja Abdullah yang meninggalkan tujuh isteri dan dan dua puluhan anak ini, Saudi membangun wilayah sekitar Mekkah secara besar-besaran yang dikenal dengan The Great Mecca Project. Bukan hanya itu, secara keseluruhan wilayah Saudi Arabia juga mengalami pembangunan yang cukup berarti. Hal yang sebenarnya patut disyukuri, namun ada hal-hal aneh yang melingkupi pembangunan di sana-sininya tersebut. Salah satunya bisa dilihat dari simbol-simbol iblis yang ternyata sekarang ini cukup banyak bermunculan di Saudi Arabia.
Adalah mengherankan, di saat banyak situs-situs bersejarah Islam dihancurkan oleh kaum wahabi karena dianggap bisa merusak kemurnian tauhid, namun di sisi lain pembangunan situs-situs dengan simbol iblis semakin banyak dan sama sekali tidak mendapatkan gangguan.
Hal inilah yang membuat banyak kalangan percaya jika Kerajaan Saudi Arabia sesungguhnya adalah kerajaan yang tidak islami, karena selain terus-menerus berteman dengan musuh-musuh Islam dan memusuhi para mujahidin yang berjihad demi tegaknya kalimat tauhid di seluruh Bumi Allah, sistem pemerintahan Saudi juga menyalahi Sunnah Rasul. Sistem kekuasaan berbentuk kerajaan adalah asing bagi Rasul dan sejarah Sahabatnya pada generasi awal. Dalam sejarahnya, Islam hanya mengenal kekhalifahan, bukan yang lain.
Berikut adalah sebagian dari simbol-simbol Iblis yang memenuhi wilayah Saudi Arabia:
Abraj Al-Bait Tower, Ketika Tanduk Setan Ditempatkan Lebih Tinggi Dari Lafadz Allah Swt
Menara Abraj Al Bait atau Kompleks Abraj Al Bait adalah sebuah kompleks bangunan yang terletak di Kota Mekkah, Arab Saudi, tepat di atas Kabah, kiblat umat Islam. Kompleks bangunan ini dirancang oleh para arsitek dari Dar Al Handasah Architects dan pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh Saudi Binladin Group. Lokasi menara ini berada di seberang jalan Masjidil Haram, salah satu masjid suci umat Islam.
Ketika Simbol Tanduk Iblis Lebih Tinggi dibanding Simbol Lafadz Allah swt
Kompleks Abraj Al Bait dibangun untuk menampung para jamaah Haji yang semakin banyak datang ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Bisnis perhotelan yang semakin lama menjadi berkembang di kota ini juga tak terlepas dari banyaknya jamaah haji ini. Selain itu, Menara Abraj Al Bait ini juga dirancang untuk mampu menampung sampai dengan 10.000 orang.
Bangunan yang paling tinggi di kompleks Abraj Al Bait (Hotel Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower).
Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000 m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas didunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre, suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China.
Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam pada setiap sisi dari Hotel Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Keempat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar, sekaligus tertinggi (berdasarkan letaknya) di dunia.
Irfan al-Alawi, direktur pelaksana Islamic Heritage Research Foundation di London kepada The Guardian menyebut pembangunan tersebut sebagai “It is the end of Mekkah“. Sementara Sami Angawy, arsitek pendiri Pusat Penelitian Ibadah Haji di Jeddah memandang transformasi yang berlangsung Makkah benar-benar kapitalistis tanpa memahami situs kesejarahan di sekitarnya.
Benteng yang dibangun Turki Utsmani untuk menjaga Kab'bah dihancurkan
Benteng yang dibangun Turki Utsmani untuk menjaga Kab’bah dihancurkan
“Mereka ubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam. Bahkan mereka renggut gunung dan bukit,” ujar Angawy.
Pembangunan Abraj al Bait ini juga sempat menimbulkan ketegangan antara pemerintah Arab Saudi dan Turki karena harus menggusurBenteng Ajyad yang dibangun oleh Keraajaan Turki Usmani pada tahun 1781. Pembangunan benteng ini dimaksudkan untuk melindungi Ka’bah dari serangan pihak luar. Benteng yang sangat bersejarah ini dihancurkan dan diganti dengan sebuah kompleks gedung kedua tertinggi dunia dengan simbolisasi kemenangan iblis atas Allah di puncaknya. Benarkah demikian?
Pandanglah tower itu yang nyaris menyundul langit! Jauh di sana terdapat sebuah jam mirip dengan Jam Big Ben di London namun berukuran jauh lebih besar.
Unduhan Di atas jarum jam The Royal Clock Abraj Al-Bait, terdapat lafadz Allah Swt. Namun jauh di atasnya, di tempat paling puncak menara ini, ada simbol tanduk iblis (Lucifer) yang sangat familiar bagi siapa pun yang memahami bahasa simbol. Maknanya sangat dalam dan menyedihkan: Iblis mengalahkan Allah swt! Subhanallah. Naudzubillah min dzalik!
Zionis-Yahudi Mengelola Abraj Al-Bait
Walau di dalam naskah resmi Abraj Al-Bait ini diperuntukkan bagi kaum Muslim, namun pada kenyataannya Abraj al-Bait dikelola oleh Jaringan Fairmot Hotel. Benjamin Swig, seorang tokoh Zionis Yahudi dan banker kenamaan dunia adalah pendiri Fairmont pada tahun 1945. Fairmont ini juga mengelola banyak kasino atau pusat judi di Mote Carlo, Las Vegas, dan lainnya. Aneh saja jika penguasa Saudi Arabia begitu permisifnya dengan membolehkan perusahaan maksit dan zionis ini mengelola sebuah kompleks hotel yang berdiri sangat megah mengangkangi Baitullah dan kompleks Masjidil Haram.
Syekh Muhammad Al Arifi Tanduk Setan dari Najd?
Dalam Hadits Nabi disebut bahwa Najd adalah sumber FITNAH. Fitnah ini artinya PEMBUNUHAN besar2an.
Khawarij pertama memfitnah Nabi tidak adil. Khawarij berikutnya, memfitnah dan membunuh Ulama Pewaris Nabi. Muhammad bin Abdul Wahhab (MBAW) dgn Ibnu Su’ud memfitnah Muslim di Mekkah dan Madinah sbg Musyrik. Kemudian membunuh penduduknya dan ulamanya sehingga sebagian mengungsi ke Yaman dan Syam.Padahal 2 kota itu adalah KOTA SUCI YG DIBERKAHI. Sementara NAJD tempat MBAW itu sumber fitnah.
Nah turunan Wahabi seperti Syeikh Muhammad Al Arifi di Riyadh (terletak di NAJD) mengajak pengikutnya untuk membunuh Muslim di Suriah (Syams) dan Yaman. Padahal Syam dan Yaman itu menurut hadits Nabi diberkahi Allah. Sementara Najd sumber fitnah.
Ciri Khawarij: Membunuh Muslim dan Membiarkan Orang kafir. Israel aman. Ciri lain berteman dgn Yahudi dan Nasrani. Arab Saudi menyediakan pangkalan militer bagi AS untuk membunuh Muslim di Iraq. Al Qur’an dan Hadits memberikan gambaran amat jelas sebenarnya. Cuma sedikit orang yg paham.
Ibnu Umar berkata, “Nabi berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.’” [HR Bukhari]
MENGAPA ADA LAMBANG TANDUK SETAN DI ATAS KA’BAH “
Tidak diragukan lagi bahwa pembangunan menara “tanduk setan” di atas Ka’bah adalah bukti telah berkuasanya zionisme atas kota suci Mekkah.
Maka jadi beralasan jika salah satu misi Imam Mahdi kelak adalah membebaskan Mekkah dari kejahilan dan kemusrikan.
“tanduk setan” sebenarnya telah dikenal oleh umat Islam awal. Dalam kitab hadits “Shahih” tulisan Bukhari yang dianggap sebagai kitab paling afdhol oleh sebagian besar umat Islam disebutkan,suatu hari Rosulullah berkata pada orang-orang sambil menunjuk rumah Aishah (istri Rosulullah): “Di sinilah sumber fitnah, tempat munculnya “tanduk setan”"
Beberapa saat sebelum meninggal, Rosulullah memberikan perintah kepada umat Islam untuk menyingkirkan segala simbol kekotoran dari sekitar kota suci Mekkah dan Jazirah Arab. Untuk itu beliau memerintahkan pengusiran orang-orang kafir dan musyrik dari tanah Arab.
Namun kita bisa menyaksikan sendiri saat ini, amanat Rosulullah tersebut telah dikhianati oleh orang-orang Arab Saudi. Mereka mengundang pasukan kafir Amerika untuk membangun markas di Jazirah Arab.
Tidak hanya itu, orang-orang Arab Saudi bahkan mengundang orang-orang kafir dan musrik untuk membangun kota Mekkah dan tinggal di sana hingga kota Mekkah kini hampir tidak berbeda dengan kota-kota maksiat lainnya. Namun semua itu masih belum seberapa dengan pengkhianatan ini: membangun simbol “tanduk setan” raksasa di atas Ka’bah.
Para pembela regim Saudi boleh saja berdalih membela pembangunan Menara Ka’bah yang menempatkan simbol “tanduk setan” di puncaknya dengan dalih Rosulullah pernah bersabda bahwa Dajjal (iblis dalam wujud fisik) tidak bisa memasuki Mekkah yang dijaga ribuan malaikat, jadi tidak mungkin simbol serupa tanduk di atas Menara Ka’bah adalah simbol “tanduk setan”.
Fine, tapi Rosulullah juga tidak pernah mengatakan bahwa para penganut iblis tidak bisa memasuki dan menguasai Mekkah.
Setelah penghancuran tempat-tempat bersejarah umat Islam di sekitar Makkah dan Madinah, termasuk penghancuran rumah Rosulullah dan kemudian penempatan prajurit-prajurit kafir Amerika-yahudi di Jazirah Arab maka tidak bisa diragukan lagi bahwa pembangunan menara “tanduk setan” di atas Ka’bah adalah bukti telah berkuasanya zionisme atas kota suci Mekkah. Maka jadi beralasan jika salah satu misi Imam Mahdi kelak adalah membebaskan Mekkah dari kejahilan dan kemusyrikan.
sumber: http://bogotabb.blogspot.co.id/2016/12/simbol-simbol-iblis-di-saudi-tanduk.html
Hikayat Simbol Bulan Bintang
Siapa sangka simbol yang kerap diagung-agungkan oleh umat Islam se-dunia itu ternyata berasal dari budaya pagan?
Sangat sulit saat ini untuk memisahkan Islam dengan simbol bulan bintang. Simbol tersebut sudah identik, seperti halnya tanda salib untuk Kristen dan bintang daud untuk Yahudi.
Jauh sebelum kedatangan Islam di tanah Mekah, sekitar 670 SM, orang-orang Byzantium sudah menggunakan simbol ini untuk menggambarkan sang dewi bulan yang bernama Artemis (Romawi mengadopsinya menjadi Diana, dan Kartago mengadopsinya menjadi Tanit).
Pada abad 2 SM, legion Romawi menyerbu Byzantium dan mendirikan Romawi Timur. Kendati menjadi penjajah, tidak serta merta mereka membuang semua yang berbau Byzantium. Beberapa kebudayaan dan keyakinan Byzantium mereka serap ke dalam kebudayaan dan keyakinan mereka.
Salah satu simbol agama yang diadopsi oleh orang-orang Romawi adalah bulan bintang tersebut.Pada masa pemerintahan Kaisar Constantinus I (306-337), bulan bintang dijadikan symbol ibu kota Konstantinopel (Constantinopolis). Di era pemerintahannya: lambang terpasang dimana-mana: mulai di gedung-gedung pemerintahan hingga di tempat-tempat peribadatan agama kaisar tersebut yakni Kristen Timur.
Hal yang sama dilakukan oleh Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) saat mereka menaklukan Konstantinopel pada 1453. Alih-alih menghancur-leburkan seluruh yang berbau Romawi Timur, mereka malah menambahkan lambang bulan bintang di bendera Ottoman yang tadinya hanya berbentuk segitiga berwarna merah polos.
Dari Kesultanan Utsmaniyyah simbol ini lantas menyebar ke negeri-negeri lain dan kerap dihubung-hubungkan dengan agama resmi kesultanan tersebut yakni Islam. Karena itu adalah wajar jika hari ini, ada belasan negara Islam yang memakai lambang bulan bintang dalam benderanya.
Bahkan bukan hanya pada bendera, di tempat-tempat peribadatan orang Islam simbol ini pun dipasang sebagai ekspresi identitas spiritual. Padahal di era Nabi Muhammad pun identitas bendera umat Islam adalah warna hitam, putih atau hijau tanpa lambang atau tulisan apapun. Itu pun digunakan oleh pasukan Nabi, sebagai penanda posisi pasukan semata. [Islam-Indonesia/hendijo]
LINK TERKAIT :
Darimana Asal Simbol Bulan Sabit & Bintang dalam Islam?
April 15, 2013 – Hikmah Islam – Ditandai: bulan bintang, bulan sabit, hilal, lambang, sejarah, simbol, turki utsmaniyah – 0 Comments
Bendera Kesultanan Turki Utsmaniyah (1453-1844)
Gambar Bulan Sabit dan kadang disertai Bintang di atasnya sering kali muncul pada situs atau gambar atau kejadian yang berkaitan dengan kegiatan umat islam. Dari manakah simbol bulan bintang ini berasal. Apakah Rasulullah menggunakannya di masa lalu? Bolehkah kita, sebagai umat islam menggunakannya sekarang?
Sejarah Samar Bulan Sabit
Sebenarnya, tidak banyak informasi yang menunjukkan asal muasal simbol bulan sabit dan bintang ini dalam islam. Tidak ada hadits atau riwayat para shahabat dan kaum tabi’in yang menyatakan adanya penggunaan simbol ini di masa awal islam. Jika ada riwayat penggunaan bendera atau panji-panji, itu terjadi di saat kaum muslimin melakukan peperangan. Dan hal semacam itu merupakan kebiasaan sebuah pasukan perang, baik di masa lalu maupun sekarang.
Panji atau bendera kaum muslimin sendiri tidak memiliki standar atau warna tertentu yang ditetapkan berdasarkan perintah Allah atau Nabi Muhammad. Ada yang mengabarkan warnanya hitam, hijau atau putih. Ada yang menyatakan itu polos saja atau bertuliskan kalimat Tauhid: laa ilaaha illaallaah, muhammadar rasuulullaah. Yang jelas tidak ada gambar bulan bintang.
Menurut catatan sejarah, simbol bulan bintang baru muncul dan dipakai kaum muslimin di masa pemerintahan Kekhalifahan Utsmaniyah di Turki. Ketika mereka berhasil menguasai Konstantinopel, kota Istambul sekarang, pada tahun 1453, mereka mengadopsi lambang kota itu sebagai panji pasukan Utsmaniyah. Legenda menyebutkan bahwa Sultan Utsman, penguasa saat itu, bermimpi melihat 2 ujung bulan sabit membentang dari ujung bumi yang satu hingga ujung lainnya. Hal itu diartikan sebagai pertanda kebaikan dan kejayaan sehingga ia memilih untuk mengadopsi lambang kota yang ditaklukkannya sebagai simbol Dinasti Utsmaniyah yang dibangunnya.
Saat itu, hanya ada bulan sabit emas dalam bendera tersebut. Seiring dengan waktu, bintang terkadang muncul dalam bendera baru mereka. Dan ketika kejatuhan Kekhilafahan terjadi, bendera terakhir mereka adalah bulan sabit dan bintang berwarna putih.
Ratusan tahun lamanya Kekhilafahan Turki Utsmaniyah mengayomi kaum muslimin dan sering terlibat pertempuran dengan pihak Kristen Eropa. Alhasil, terpatrilah dalam benak setiap orang di dunia bahwa simbol bulan sabit dan bintang merupakan simbol kaum muslimin.
Apalagi jika dikaitkan dengan kalender islam yang berbasis peredaran bulan, maka simbol itu semakin terasa pas untuk kaum muslimin. Setiap bulan, kaum muslimin akan mencoba menentukan kapan bulan sabit atau hilal bisa dilihat yang menandai masuknya bulan baru.
Hukum Menggunakan Lambang Bulan Bintang
Sebagian kaum muslimin melihat bahwa bulan bintang tidak dicontohkan penggunaannya oleh Rasulullah, dan karenanya menolak lambang ini. Sebagian yang lain melihat bahwa secara umum tidak masalah karena memang pada kenyataannya orang sudah mengasosiasikan lambang bulan sabit dengan kaum muslimin.
Yang utama bagi kita, kaum muslimin adalah bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak meminta kita untuk menjadikan simbol apapun untuk diagung-agungkan, dikeramatkan. Bahkan Islam sangat menentang kemusyrikan yang bisa bermula dari pengkultusan, pengidolaan, atau penghormatan berlebihan terhadap suatu hal.
Semoga bermanfaat.