Apa Penyebab Banjir Nuh? Bukti Alkitabiah Mengguncangkan Para Peneliti
Sebagian orang meyakini bahwa membicarakan bukti-bukti arkeologi nyata yang ada harus mengesampingkan eksistensi Tuhan, namun itu tidak akan jauh dari kebenaran. Bukti-bukti arkeologi membuktikan keabsahan Elohim di dalam Alkitab, dan mengabaikan bukti-bukti yang ditinggalkan Elohim bagi kita hanyalah akan membantu dunia sekuler menyesatkan dan mengaburkan kebenaran Alkitab dengan versi sejarah rekaan mereka sendiri. Seluruh peristiwa-peristiwa dalam Alkitab terjadi oleh kehendak Elohim, namun kita juga mengerti bahwa di seluruh Perjanjian Lama, ada banyak contoh-contoh dimana Elohim menggunakan pasukan manusia, raja-raja dan bencana-bencana alam untuk melaksanakan kehendak-Nya.
Banjir Besar juga tidak ada bedanya, dan fakta bahwa bukti-bukti yang sungguh ada menjelaskan peristiwa itu, membuktikan bahwa orang-orang di luar sana perlu untuk membaca Alkitab dengan hati yang terbuka.
Alkitab menunjukkan bahwa beberapa peristiwa-peristiwa Akhir Zaman akan menyerupai apa yang terjadi pada hari-hari zaman Nuh, seperti yang dikatakan Yeshua,
Matius 24:37 (AYT) Sama seperti yang terjadi pada zaman Nuh, begitu pula kedatangan Anak Manusia akan terjadi.
Peristiwa paling besar yang terjadi pada zaman Nuh adalah apa yang menyebabkan kehancuran seluruh dunia oleh air, yang sering disebut Banjir Nuh. Dunia purbakala yang sudah rusak karena perbuatan dan ajaran para Malaikat yang Jatuh dan keturunan mereka, Nephilim, mengharuskan Elohim menyapu bersih seluruh dunia, dan memulai segala sesuatunya kembali dari awal melalui Nuh.
Kejadian 6:13 (ILT) Lalu Elohim berfirman kepada Nuh, “Kesudahan semua manusia (Ibr. Basar; makhluk, makhluk hidup yang memiliki daging dan darah) telah tiba di hadapan-Ku, karena bumi telah dipenuhi kekerasan dari pihak mereka. Dan lihatlah, Aku menghancurkan mereka bersama bumi.Kitab Henokh 10:1-2 Kemudian Yang Maha Tinggi, Yang Agung dan Kudus, berfirman dan mengirim Arsjalâljûr kepada anak Lamekh (Nuh), dan berkata kepadanya, “Katakan kepadanya dalam nama-Ku, “Sembunyikan dirimu!” dan ungkapkanlah kepadanya akhir yang akan datang. Karena seluruh bumi akan dihancurkan, dan banjir yang besar akan datang atas seluruh bumi, dan apa yang ada di atasnya akan dihancurkan.
Selama berabad-abad, gereja-gereja mengajarkan bahwa terjadi hujan selama 40 hari dan 40 malam, dan karena suatu mujizat, air ini membanjiri seluruh Bumi hingga mencapai pegunungan-pegunungan paling tinggi; namun penelitian ilmiah menunjukkan bahwa jumlah debit air hujan ini tidak memungkinkan sampai menenggelamkan seluruh bumi – menjadikan kisah ini tidak lebih dari sekedar mitos kuno. Kebenarannya, dan mengguncangkan banyak orang, adalah bahwa Alkitab jelas-jelas menyatakan bahwa air hujan bukanlah penyebab utama dari Air Bah. Bahkan, Kitab Suci menyatakan bahwa “… pada hari itu segala mata air samudera raya (Ibr. Tehom; abyss, lautan purbakala, dasar jurang lautan, kedalaman lautan subteran/bawah bumi) telah terbelah dan tingkap-tingkap langit telah terbuka.” (Kejadian 7:11 ILT)
Jadi, mempercayai Banjir Besar bukanlah hanya sekedar hal iman, tetapi merupakan fakta ilmiah – dan penyebab langsungnya adalah apa yang dinamakan “Pole Shift” bumi, yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Pergeseran geografis adalah ketika seluruh planet ini tiba-tiba dan secara dramatis bergeser atau berpindah dari sumbunya; menyebabkan kehancuran yang tidak terbayangkan di seluruh permukaan Bumi. Tentu saja Kitab Kejadian tidak menggunakan istilah modern “Pole Shift” ketika menggambarkan Banjir Besar; namun, itu menggambarkan cukup detail mengenai Bumi sebelum, selama, dan sesudah peristiwa tersebut yang membuktikan kepada kita bahwa pergeseran sumbu bumi benar-benar terjadi.
Pertama, kita diberitahukan dalam Kejadian 2:6 bahwa pada hari-hari permulaan manusia, tidak pernah terjadi hujan di atas Bumi dan seluruh permukaannya diairi oleh kabut di atasnya.
Kejadian 2:6 (ILT) Tetapi ada kabut naik dari bumi dan membasahi seluruh permukaan tanah.
Selama periode sebelum Air Bah, tidak ada musim atau badai dan seluruh planet ada pada temperatur yang seimbang dengan tumbuh-tumbuhan tropis – termasuk apa yang kita sebut kutub Utara dan Selatan. Bahkan, fosil-fosil pepohonan tropis baru-baru ini telah ditemukan di bawah es benua Antarctica, membuktikan kebenaran pernyataan ini. Secara ilmiah, satu-satunya cara untuk mendapatkan temperatur firdaus ini adalah apabila sumbu-sumbu geografis Bumi sejajar dengan Matahari, atau dengan kata lain, sudut kemiringan Bumi nol derajat. Kitab Kejadian kemudian dengan jelas menyatakan bahwa sesudah Air Bah (untuk pertama kalinya) ada pelangi yang dilihat oleh Nuh di langit (Kejadian 9:13) yang hanya baru mungkin terjadi sekarang, karena sebelumnya hujan tidak pernah turun dari langit yang menyebabkan refraksi cahaya yang dibutuhkan untuk terbentuknya pelangi.
Kejadian 9:13 (ILT) Aku telah menaruh busur-Ku di awan, dan itu akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Sekarang ini, sumbu Bumi berada pada kemiringan 23,5% yang menyebabkan kutub-kutub membeku, musim-musim, hujan dan badai karena pemanasan dan pendinginan tidak merata planet ini menyebabkan terbentuknya sistem cuaca. Sekarang kembali mengenai “mata air-mata air dasar samudera” seperti yang dijelaskan dalam Kejadian dan bagaimana itu sanggup membanjiri seluruh bumi dalam waktu yang demikian singkat. Model fisika dasar menunjukkan bagaimana Air Bah yang disebabkan oleh pergeseran gaya sentripetal dan sudut momentum yang terjadi pada lautan yang diakibatkan “Pole Shift” – menyebabkan seluruh lautan meluap menyapu daratan selama hari-hari dan minggu-minggu ketika “Pole Shift” terjadi, sebelum Bumi kembali stabil pada posisi sumbunya yang baru.
Lautan memiliki kedalaman rata-rata 3,7 kilometer, sedangkan daratan Bumi memiliki ketinggian rata-rata kurang dari 0,8 kilometer, jadi mudah untuk melihat bahwa seluruh planet dapat ditenggelamkan sepenuhnya oleh lautan sebanyak berkali-kali selama peristiwa malapetaka seperti itu. Hanya dibutuhkan sedikit “pergeseran” planet ini untuk menghancurkan hampir seluruh kehidupan di muka Bumi. Selama pergeseran ini, air dengan cepat dan ganas menyapu permukaan planet karena sejumlah besar air dasar lautan tumpah kesana-kesini; menutupi barisan pegunungan dengan gaya tekan ribuan kilogram per sentimeter.
Kejadian 7:19-20,24 (ILT) Dan air itu telah menjadi demikian hebatnya di muka bumi, dan telah menutupi semua gunung-gunung tinggi yang ada di seluruh kolong langit. Air itu telah menjadi tinggi lima belas hasta ke atas, dan gunung-gunung telah ditutupinya. Dan berkuasalah air itu di muka bumi seratus lima puluh hari lamanya.
Kita mengetahui dari Kitab Kejadian bahwa Air Bah menutupi dunia selama 150 hari sebelum mereka mulai menyusut.
Selama periode ini sebagian besar bukti-bukti peradaban planet ini, termasuk kota-kota dan jalanan purbakala, secara menyeluruh dihapuskan. Daerah-daerah seperti Grand Canyon di Amerika Serikat dapat terbentuk oleh gerusan sejumlah besar air lautan dalam hitungan minggu atau bulan, dan bukannya jutaan tahun seperti yang diyakini oleh banyak ahli geologi.
Ini juga menjelaskan kenapa fosil-fosil karang dan binatang laut ditemukan di seluruh padang gurun dunia, demikian juga di puncak barisan pegunungan.
Fosil-fosil binatang laut juga ditemukan di ketinggian Himalaya, barisan pegunungan tertinggi di dunia, mencapai 8.848 m di atas muka air laut. Sebagai contoh, fosil ammonite (cephalopod laut) ditemukan di dasar batuan kapur di Himalaya, Nepal. Seluruh ahli geologi sepakat bahwa air lautan pasti telah menguburkan fosil-fosil laut ini didalam dasar-dasar batuan kapur.
Banyak dari barisan pegunungan ini terdorong ke atas oleh gerakan lempeng-lempeng bumi mencapai ketinggian mereka sekarang ini pada akhir Banjir Besar. Ini tercatat dalam Mazmur 104:8, dimana Air Bah digambarkan menggerus dan membentuk lembah-lembah, sementara pegunungan-pegunungan naik pada akhir Banjir Besar.
Mazmur 104:6-8 (AYT) Engkau menutupinya dengan samudra raya seperti sebuah pakaian, air naik melebihi gunung-gunung. Oleh hardikan-Mu, air melarikan diri, oleh bunyi guntur-Mu, mereka bergegas pergi. Mereka naik ke gunung-gunung, mereka turun ke lembah-lembah, ke tempat yang Engkau tetapkan bagi mereka.
Referensi Kitab Suci Ibrani tentang Air Bah
Kejadian 7:10-11 (ILT) Dan terjadilah, setelah tujuh hari, air bah itu pun datang meliputi bumi. Pada tahun keenam ratus dalam kehidupan Nuh, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itu segala mata air samudera raya telah terbelah dan tingkap-tingkap langit telah terbuka.
Kitab Yashar 6:11,14 Maka pada hari itu, Yahweh membuat seluruh bumi berguncang, dan matahari tidak bersinar, dasar-dasar bumi mengamuk, dan seluruh bumi berguncang dahsyat, dan kilat saling menyambar, dan guntur bergemuruh, dan seluruh mata air di bumi pecah. Seperti demikian ini tidak pernah dikenal penduduk bumi sebelumnya. Elohim melakukan perbuatan perkasa ini, untuk menggentarkan anak-anak manusia, supaya tidak ada lagi kejahatan di atas bumi. Seluruh mata air di dasar samudera raya terbelah, dan jendela-jendela langit terbuka, dan hujan turun ke atas bumi empat puluh hari dan empat puluh malam.
Kitab Henokh 65:1-11 Dan pada hari-hari itu Nuh melihat bahwa bumi bergeser menjadi miring (indikasi terjadinya “Pole Shift“), dan bahwa kehancurannya sudah dekat. Dan dia segera angkat kaki dari sana, dan pergi ke ujung bumi, dan memanggil kakeknya Henokh; dan Nuh berseru dengan suara getir, “Dengarkan aku! Dengarkan aku! Dengarkan aku!” tiga kali. Dan dia berkata kepadanya, “Katakan kepadaku apa yang terjadi pada bumi, mengapa bumi ini begitu menderita dan terguncang? Mungkin aku akan binasa bersamanya!” Dan setelah itu ada keguncangan besar di bumi, dan terdengar suara dari surga, dan aku jatuh tersungkur. Dan Henokh, kakekku, datang dan berdiri di depanku dan berkata, “Mengapa engkau menangis kepadaku dengan begitu pahit dan meratap? Sebuah perintah telah keluar dari hadapan Tuhan atas semua orang yang diam di bumi, bahwa akhir mereka sudah tiba, karena mereka telah mempelajari semua rahasia para Malaikat, dan semua perbuatan jahat dari setan-setan, dan semua kuasa yang rahasia, dan semua kekuasaan mereka yang mempraktekkan ilmu sihir dan kuasa pemikat, dan kekuasaan mereka yang membuat patung-patung logam di seluruh bumi; … Dan setelah itu kakekku Henokh memegang aku dengan tangannya, dan mengangkat aku, dan berkata kepadaku, “Pergilah, karena aku telah bertanya kepada TUHAN segala Roh mengenai guncangan di bumi ini. Dan Dia berkata kepadaku, “Oleh karena kejahatan mereka maka penghakiman atas mereka telah genap; dan mereka tidak akan diperhitungkan lagi di hadapan-Ku. Karena mereka telah menyelidiki dan mempelajari ilmu sihir, maka bumi akan dihancurkanbersama mereka yang hidup di atasnya. Dan bagi mereka tidak akan ada tempat pengungsian untuk selama-lamanya, karena mereka telah menunjukkan hal-hal yang rahasia, dan mereka akan dihakimi; tapi tidak bagi engkau, anakku; TUHAN segala Roh tahu bahwa engkau bersih dan bebas dari semua kesalahan yang menyangkut hal-hal yang rahasia.
Kitab Yobel 5:24-27 Dan Yahweh membuka tujuh pintu air di langit, dan mulut-mulut mata air-mata air di dasar yang dalam, tujuh mulut jumlahnya. Dan pintu-pintu air mulai mencurahkan air dari langit empat puluh hari dan empat puluh malam, dan mata air-mata air di kedalaman juga mengeluarkan air, hingga seluruh dunia penuh dengan air. Dan air itu bertambah-tambah di atas bumi: Lima belas hasta air itu naik di atas semua pegunungan yang tinggi, dan bahtera itu terangkat di atas bumi, dan itu terapung-apung di atas permukaan air. Dan air itu demikian hebatnya di atas muka bumi selama lima bulan –seratus lima puluh hari.
Kitab Yobel 7:21-25 Karena tiga hal inilah datang Air Bah di atas bumi, yaitu, karena percabulan di mana para Malaikat Pengawas bertentangan dengan hukum ketetapan-ketetapan mereka, pergi melacurkan diri dengan anak-anak perempuan manusia, dan mengambil bagi diri mereka istri-istri dari semua yang mereka pilih. Dan mereka mengawali permulaan kenajisan. Dan mereka melahirkan anak-anak lelaki, Nâphîdîm, dan mereka semuanya tidak sama, dan mereka saling memangsa satu sama lain: dan raksasa-raksasa membunuh Nâphîl, dan Nâphîl membunuh Eljô, dan Eljô umat manusia, dan manusia seorang akan yang lain. Dan setiap orang menjual dirinya untuk berbuat kejahatan dan untuk menumpahkan banyak darah, dan bumi dipenuhi dengan kejahatan. Dan sesudah ini mereka berdosa terhadap binatang-binatang dan burung-burung, dan segala yang bergerak dan berjalan di atas bumi. Dan banyak darah ditumpahkan di bumi, dan setiap imajinasi dan keinginan manusia memikirkan kesia-siaan dan kejahatan senantiasa. Dan Yahweh menghancurkan segala sesuatu dari atas muka bumi; karena kejahatan perbuatan-perbuatan mereka, dan karena darah yang mereka tumpahkan di tengah-tengah bumi, Dia menghancurkan segala sesuatunya.
Yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa di dalam Alkitab, Elohim menyatakan satu kali lagi bahwa peristiwa yang seperti ini akan terjadi, menegaskan kembali apa yang sudah dikatakan Yeshua, “Sama seperti yang terjadi pada zaman Nuh, begitu pula kedatangan Anak Manusia akan terjadi.” (Matius 24:37 AYT)
Ibrani 12:26 (ILT) …pada waktu itu suara-Nya mengguncangkan bumi, tetapi sekarang Dia sudah berjanji dengan berkata, “Satu kali lagi Aku mengguncang bukan hanya bumi tetapi juga langit.”
Hagai 2:6 (ILT) Sebab, beginilah YAHWEH Tsebaot berfirman: Sekali lagi, sedikit waktu lagi maka Aku akan mengguncangkan langit, dan bumi, dan lautan, dan daratan.
Amos 5:8-9 (ILT) Dia yang … mengubah kegelapan yang pekat menjadi pagi; dan Dia menggelapkan siang menjadi malam, Dialah yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi; YAHWEH adalah Nama-Nya. Dia yang menyebabkan kehancuran menyerang orang yang kuat, dan kehancuran menimpa kubu-kubu.
Ungkapan “Dia yang … mengubah kegelapan yang pekat menjadi pagi … menggelapkan siang menjadi malam” seperti yang difirmankan Elohim di atas menunjukkan bahwa Bumi satu kali lagi akan mengalami “Pole Shift”, pergeseran kutub secara mendadak dimana wilayah yang sedang mengalami kegelapan malam yang pekat akan berubah menjadi pagi, dan yang sedang mengalami siang hari secara tiba-tiba akan berganti menjadi malam.
Mungkin peristiwa ini juga menjelaskan apa yang dimaksud oleh rasul Yohanes dan nabi Yesaya ketika mereka menuliskan ungkapan “langit tergulung seperti gulungan kitab”…
Wahyu 6:13-14 (ILT) Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke bumi seperti pohon ara menggugurkan buah mentahnya karena diguncang oleh angin kencang. Dan langit terbelah seperti gulungan kitab yang digulung, dan semua gunung dan pulau terpindahkan dari tempatnya.
Yesaya 34:4 (ILT) Dan seluruh tentara langit akan diserakkan, dan langit akan digulung bersama seperti sebuah kitab; kemudian seluruh tentara mereka akan berjatuhan, seperti daun jatuh dari pohon anggur, dan seperti gugurnya daun pohon ara.
No comments:
Post a Comment