Sunday, November 6, 2016

Kitab Henokh: Kisah Nyata Malaikat dan Asal-usul Setan (1 o 3)


fallen-angel

Author: Iwan Steven

Pada tahun 2002, Vatican mengeluarkan larangan bagi umatnya untuk melakukan pemujaan atau penghormatan kepada malaikat-malaikat yang tidak tercantum dalam teks-teks Alkitab. Selanjutnya, doa-doa umat Katholik hanya boleh diarahkan kepada tiga penghulu malaikat, Michael, Gabriel dan Raphael yang disebutkan di dalam Kitab Suci. Menurut kitab yang dilarang peredarannya oleh Vatican, yakni Kitab Henokh, mereka adalah penghulu malaikat yang bertanggung jawab untuk mengikat para Malaikat Jatuh yang jahat atau Malaikat Pengawas yang melanggar hukum-hukum Elohim.
Otoritas Gereja Kristen pada tahun 363 Masehi, dalam Konsili Laodikia, telah mengeluarkan Kitab Henokh dari daftar kanon Alkitab, karena buku ini menggambarkan dengan detail para Malaikat yang Jatuh dan segala macam perbuatan-perbuatan mereka. Kitab Henokh akhirnya dilarang, dinyatakan sesat dan dimusnahkan, dan secara bertahap hilang dari peredaran.
Siapakah para Malaikat Pengawas atau Malaikat yang Jatuh ini dan mengapa Gereja Kristen abad ke-4 dan Vatican modern sangat khawatir bahwa jemaat Gereja mengetahui tentang keberadaan mereka?
fallen-angel
Kitab Kejadian 6:1-4 mencatat,
“Dan terjadilah, ketika manusia di muka bumi mulai berlipat ganda, dan anak-anak perempuan telah diperanakkan bagi mereka, lalu anak-anak Elohim (Ibr. benei haElohim; para malaikat) melihat anak-anak perempuan manusia (Ibr. benot haAdam; anak-anak perempuan Adam), bahwa mereka elok. Maka mereka mengambil istri-istri bagi mereka semua yang telah mereka pilih.” (ILT)
Menurut tradisi purbakala, Ben Elohim atau Anak-anak Elohim yang jumlahnya mencapai ratusan turun ke bumi di puncak Gunung Hermon. Gunung Hermon ini akhirnya menjadi tempat keramat atau tempat suci, baik bagi bangsa Kanaan maupun Ibrani kuno yang akhirnya menguasai wilayah tersebut. Pada masa-masa selanjutnya, kuil-kuil dewa Baal, Zeus, Helios, Pan dan dewi Astarte atau Asytoret (Ibr. ashtarot; bintang) dibangun di lereng-lereng gunung ini.
Ben Elohim atau para Malaikat yang Jatuh ini juga dikenal sebagai Malaikat Pengawas, Grigori atau Irin. Dalam mitologi Yahudi, Grigori berasal dari malaikat-malaikat berkedudukan tinggi yang tinggal di surga paling atas bersama Elohim dan perwujudan mereka menyerupai manusia. Gelar “Malaikat Pengawas” memiliki arti “mereka yang berjaga-jaga”, “pengawas”, “mereka yang bangun” atau “mereka yang tidak tidur”. Nama ini mencerminkan relasi khusus antara Malaikat Pengawas dengan ras manusia sejak zaman purbakala.
Dalam tradisi esoterik Luciferian, mereka adalah makhluk-makhluk malaikat yang memiliki posisi sangat elite, yang diciptakan Elohim untuk menjadi penjaga manusia mula-mula yang hidup di bumi. Tugas mereka adalah mengawasi dan menjaga spesies manusia yang semakin berkembang dan melaporkan kembali tentang kemajuan mereka. Mereka ini dibatasi oleh instruksi awal Ilahi, untuk tidak mencampuri perkembangan evolusi manusia. Namun sayangnya mereka memutuskan untuk mengabaikan perintah Elohim dan melawan perintah-Nya dan menjadi para pengajar bagi ras manusia, yang memiliki dampak baik kepada diri mereka sendiri maupun umat manusia.
Sebagian besar informasi yang kita ketahui tentang Malaikat Pengawas dan aktivitas mereka berasal dari Kitab Henokh. Dalam Kitab Suci, Henokh, (Ibr. Chanok; artinya pengajar, permulaan, atau mengawali), merupakan sosok figur yang misterius. Dalam Alkitab, ada 2 orang yang sama-sama bernama Henokh. Yang pertama dalam Kejadian 4:16-18, dia disebutkan sebagai anak Kain, “pembunuh pertama”, dan kota pertama yang dibangun oleh Kain diberi nama Henokh, sesuai nama anaknya.
Kejadian 4:16-19 (AYT) Kain pergi menjauh dari YHWH dan tinggal di tanah Nod, sebelah Timur Eden. Kain berhubungan seksual dengan istrinya. Ia mengandung dan melahirkan seorang anak bernama Henokh. Kain membangun kota dan memberikan nama kota itu Henokh, sama seperti nama anaknya. Henokh mempunyai seorang anak bernama Irad. Irad mempunyai seorang anak bernama Mehuyael. Mehuyael mempunyai seorang anak bernama Metusael. Dan Metusael mempunyai seorang anak bernama Lamekh.
Selanjutnya dalam Kejadian 5:18-19, beberapa generasi kemudian, ada lagi seseorang yang bernama Henokh, keturunan ke-7 dari Adam, yang merupakan anak Yared.
Kejadian 5:18-19 (AYT) Setelah Yared berumur 162 tahun, ia mempunyai seorang anak bernama Henokh. Setelah Henokh lahir, Yared hidup 800 tahun dan mempunyai beberapa anak laki-laki dan perempuan lain.
Nama Yared dalam bahasa Ibrani yered, artinya “turun”. Pada zaman Yared inilah 200 Malaikat Pengawas turun ke bumi, dan mengambil wujud seperti tubuh manusia.
Kitab Henokh 106:13-14 Dan aku, Henokh, menjawab, dan berkata kepadanya, “Tuhan akan membuat hal-hal yang baru di bumi, dan ini aku ketahui, dan telah aku lihat dalam suatu penglihatan, dan aku ungkapkan kepadamu bahwa di dalam generasi ayahku Yared, beberapa malaikat dari tempat tinggi di surga meninggalkan firman Tuhan. Dan lihatlah, mereka berbuat dosa, dan meninggalkan hukum, dan menyatukan diri mereka dengan perempuan, dan melakukan dosa dengan mereka, dan mengawini beberapa diantara mereka, dan memperanakkan anak-anak dari mereka.
Kitab Yobel, salah satu teks Ibrani kuno yang dipercayai bahwa kitab ini didiktekan langsung oleh malaikat YHWH kepada Musa di Gunung Sinai ketika dia menerima Sepuluh Perintah Elohim, juga menyebutkan mengenai turunnya Malaikat Pengawas ini pada zaman Yared.
Kitab Yobel 4:15 Dan dalam minggu kedua dari Yobel kesepuluh [449-55 A.M.] Mahalalel mengambil bagi dirinya untuk menjadi istri Dînâh, anak perempuan Barâkî’êl anak perempuan saudara ayahnya, dan dia melahirkan baginya seorang anak laki-laki pada minggu ketiga dalam tahun keenam, [461 A.M.] dan dia menyebut namanya Yered, karena dalam zamannya malaikat-malaikat Yahweh turun ke bumi, mereka yang disebut Malaikat Pengawas, supaya mereka membimbing anak-anak manusia, dan supaya mereka melakukan keadilan dan kebenaran di bumi.
Nama Sungai Yordan (Ibrani: yarden) juga berasal dari akar kata yang sama, “yered” yang berarti “turun, turun ke bawah atau jatuh”. Sumber air dari Sungai Yordan adalah Gunung Hermon – yang merupakan lokasi dimana para Malaikat Pengawas turun dari surga dan mendarat di puncak Gunung Hermon.
Lebih jauh, Kitab Yobel menyebutkan bahwa Henokh adalah orang “yang pertama diantara anak-anak manusia di bumi yang mempelajari tulisan, pengetahuan dan hikmat.” Disebutkan bahwa Henokh menuliskan “tanda-tanda langit” (zodiak) menurut bulan-bulan mereka di dalam sebuah kitab. Dan melalui inilah umat manusia mengetahui musim-musim dalam tahun-tahun, dalam hubungannya dengan tatanan bulan-bulan dan bintang-bintang. Henokh menerima informasi ini dari sumber-sumber surgawi, yaitu para Malaikat.
Kitab Yobel 4:16-19 Dan dalam Yobel kesebelas [512-18 A.M.] Yered mengambil bagi dirinya seorang istri, dan namanya adalah Bâraka, anak perempuan Râsûjâl, seorang anak perempuan saudara ayahnya, dalam minggu keempat dari Yobel ini, [522 A.M.] dan dia melahirkan baginya seorang anak laki-laki dalam minggu kelima, dalam tahun keempat dari Yobel ini, dan dia menyebut namanya Chanokh. Dan dialah yang pertama dari antara manusia yang dilahirkan di bumi yang mempelajari tulisan dan pengetahuan dan hikmat dan yang menuliskan tanda-tanda langit menurut urutan bulan-bulan mereka dalam sebuah kitab, supaya manusia mengetahui musim-musim dari tahun-tahun menurut urutan pemisahan bulan-bulan mereka. Dan dialah yang pertama kali menuliskan kesaksian dan dia bersaksi kepada anak-anak manusia di antara generasi-generasi di bumi, dan menceritakan minggu-minggu dari Yobel-yobel, dan memperkenalkan kepada mereka hari-hari dari tahun-tahun, dan menyusun urutan bulan-bulan dan menceritakan Shabbat-shabbat dari tahun-tahun seperti yang kami tunjukkan kepadanya. Dan apa yang telah dan apa yang akan terjadi dia saksikan di dalam penglihatan waktu tidurnya, seperti yang akan terjadi kepada anak-anak manusia di seluruh generasi-generasi mereka sampai Hari Penghakiman. Dia melihat dan memahami segala sesuatu, dan menuliskan kesaksiannya, dan meninggalkan kesaksian itu di bumi bagi semua anak-anak manusia dan bagi generasi-generasi mereka.

Malaikat yang Jatuh Menuntun Umat Manusia

Dua ratus Malaikat yang Jatuh turun dari surga ke puncak Gunung Hermon dan mereka begitu terpesona dengan kecantikan anak-anak perempuan manusia sehingga, menggunakan tubuh lahiriah mereka yang baru, Malaikat-malaikat Pengawas ini mengambil mereka menjadi istri-istrinya dan berhubungan seksual dengan mereka. Semuanya ini mendatangkan murka YHWH, dan menurut Kitab Suci, akibat dari perkawinan campuran antara Mereka yang Jatuh dan manusia bumi yang mortal ini, lahirlah keturunan hybrid separuh malaikat – separuh manusia, yang dinamai Nephilim. Mereka itu ras para raksasa.
Kejadian 6:4 (ILT) Pada hari-hari itu, para raksasa (Ibr: Nephilim) telah ada di bumi, bahkan juga sesudahnya, ketika anak-anak Elohim (Ibr: benei haElohim; malaikat) menghampiri anak-anak perempuan manusia (Ibr: benot haAdam; anak-anak perempuan Adam) dan mereka telah melahirkan baginya; mereka adalah orang-orang perkasa yang ada sejak lama, orang-orang yang ternama.
Kitab Henokh 7:1-2 Dan mereka [Malaikat Pengawas] mengambil bagi diri mereka sendiri istri, dan masing-masing memilih untuk dirinya sendiri seseorang, dan mereka mulai mendekati perempuan-perempuan itu, dan bersetubuh dengan mereka, dan mengajari mereka mantera dan ilmu sihir, dan memperkenalkan mereka cara pemotongan akar-akaran dan kayu-kayuan. Dan mereka mengandung dan melahirkan raksasa besar yang tingginya tiga ribu ells.
Kitab Yobel 5:1 Dan terjadilah ketika anak-anak manusia mulai berlipat ganda di muka bumi dan anak-anak perempuan dilahirkan bagi mereka, bahwa malaikat-malaikat Elohim memandang mereka pada suatu tahun dalam Yobel ini, bahwa mereka itu cantik-cantik untuk dipandang. Dan mereka mengambil bagi diri mereka sendiri istri-istri dari semua yang mereka pilih, dan mereka melahirkan bagi mereka anak-anak lelaki dan mereka itu raksasa-raksasa.
Ras Nefelim atau Nephilim ini adalah ras raksasa yang dahulu kala menguasai seluruh bumi purbakala.
Nephilim berasal dari akar kata bahasa Ibrani ‘naphal’, yang artinya jatuh, gugur, gagal, buangan, rendah, dicampakkan, dibawah standar, dilemparkan (ke bawah).
Malaikat yang Jatuh ini mengajar istri-istri dan anak-anak mereka berbagai keahlian teknologi surgawi, ilmu sihir dan okultisme. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan-kemampuan fisik, paranormal dan kuasa-kuasa sihir asalnya merupakan warisan purbakala yang berasal dari dunia malaikat, yang diajarkan kepada manusia mula-mula. Dalam tradisi Luciferian ini dikenal dengan istilah spiritual dan metafora “darah penyihir” atau “darah peri”, yang dimiliki oleh para penyihir.
Dalam Kitab Henokh disebutkan bahwa salah satu pemimpin mereka, bernama Azazel mengajar manusia menempa pedang dan membuat perisai dan baju zirah. Azazel juga mengajar mereka ilmu metalurgi dan bagaimana menambang dari bumi dan berbagai penggunaan logam-logam bumi, seni membuat gelang, ornamen, cincin dan kalung dari berbagai jenis logam mulia dan batu permata. Kepada kaum perempuan Azazel mengajarkan mereka bagaimana “mempercantik kelopak mata” dengan antimoni (logam perak sebagai eye shadow), dan menggunakan kosmetik untuk menarik, memikat dan merayu lawan-lawan seksualnya. Karena perbuatan-perbuatan ini, Henokh mengatakan bahwa terjadi banyak kefasikan, percabulan, penyesatan dan umat manusia menjadi rusak jalan-jalannya.
Ini menjadi dasar bagi gereja mula-mula untuk mengutuk Malaikat yang Jatuh karena mengajar kaum perempuan untuk memakai kalung dari ornamen-ornamen emas dan gelang-gelang untuk tangan mereka. Rasul Paulus mengatakan bahwa perempuan seharusnya menudungi kepala mereka di dalam sinagoga, oleh karena para malaikat.
1Korintus 11:5-6 (AYT) Namun, setiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, hal itu sama seperti jika kepalanya dicukur. Sebab, jika seorang perempuan tidak menudungi kepalanya, biarlah ia juga memotong semua rambutnya. Namun, jika memalukan bagi seorang perempuan memotong rambut atau mencukur kepalanya, biarlah ia menudungi kepalanya.
1Korintus 11:10 (TB) Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya oleh karena para malaikat.
Ini disebabkan karena Malaikat yang Jatuh – menurut tradisi – tertarik kepada anak-anak perempuan manusia dengan rambut panjang yang terurai. Aturan bagi kaum wanita untuk menudungi kepala mereka di dalam gereja masih dijumpai di dalam Gereja Orthodoks dan Roma Katholik, demikian juga dijalankan dalam tradisi Islam.
Kitab Henokh 8:1-4 Dan Azâzêl mengajari manusia membuat pedang dan pisau dan perisai dan baju zirah, dan memperkenalkan logam-logam di bumi dan mengajari mereka seni melakukan pekerjaan logam: gelang dan ornamen, cara menggunakan antimoni, dan cara mempercantik alis mata, dan segala jenis batu-batu berharga dan semua zat pewarna. Dan ada kejahatan yang besar dan banyak percabulan, dan mereka berdosa, dan semua jalan hidup mereka rusak. Amêzârâk mengajarkan semua ilmu sihir dan cara memotong akar-akaran, Armârôs cara melepaskan mantera sihir, Baraq’âl astrologi, Kôkâbêl pengetahuan akan tanda-tanda, dan Temêl mengajarkan cara melihat bintang-bintang, dan Asrâdêl mengajarkan lintasan bulan serta tipu muslihat manusia. Dan dalam penghancuran umat manusia, mereka berteriak keras, dan suara mereka mencapai surga.
Kitab Henokh 8:2 (terjemahan Yunani)
Dan muncullah banyak kefasikan, dan mereka melakukan percabulan, dan mereka disesatkan, dan menjadi rusak dalam seluruh jalan-jalan mereka. Semjâzâ mengajarkan mantera pemikat, dan pemotongan akar-akaran, Armârôs menangkal mantera pemikat, Barâqîjâl, (mengajarkan) astrologi, Kôkabêl rasi-rasi bintang, Ezêqêêl pengetahuan akan awan-awan, Araqiêl tanda-tanda bumi, Shamsiêl tanda-tanda matahari, dan Sariêl lintasan bulan. Dan sementara manusia binasa, mereka berteriak, dan teriakan mereka mencapai surga.
Malaikat Semjaza, dikatakan oleh Henokh, telah mengajar manusia memotong akar-akaran dan seni ilmu sihir untuk memikat. Malaikat Armaros mengajar bagaimana menangkal pemikat. Baraqijal mengajarkan astrologi. Kokabiel, pengetahuan konstelasi (astronomi). Ezeqiel, pengetahuan awan dan langit (pengetahuan cuaca dan meramal). Shamsiel, tanda-tanda matahari (misteri matahari). Sariel, lintasan bulan (siklus bulan yang digunakan dalam hortikultur dan agrikultur dan misteri esoterik bulan). Penemuel mengajarkan manusia seni tulisan dan membaca. Kasdeja mengajarkan pukulan oleh roh-roh jahat dan setan-setan, cara menggugurkan kandungan, dan racun.
Kitab Henokh 69:6-12 Dan yang ketiga disebut Gâdreêl; dia adalah yang mengajarkan anak-anak manusia semua pukulan yang mematikan, dan yang menyesatkan Hawa, dan yang menunjukkan kepada anak-anak manusia senjata-senjata yang mematikan, baju zirah dan perisai dan pedang untuk berperang, dan semua senjata-senjata kematian kepada anak-anak manusia. Dan dari tangannya, mereka telah pergi untuk melawan mereka yang diam di bumi, dari waktu itu dan untuk selamanya, Dan yang keempat disebut Pênêmû; dia telah mengajarkan anak-anak manusia hal-hal yang pahit dan manis, dan mengajarkan mereka semua rahasia kebijaksanaan mereka. Dia mengajarkan manusia menulis dengan tinta dan kertas, dan karenanya banyak terjadi dosa dari kekekalan sampai kekekalan dan sampai hari ini. Karena manusia tidak dilahirkan untuk tujuan bahwa mereka harus memperkuat iman mereka dengan pena dan dengan tinta. Karena manusia tidak diciptakan berbeda dari para malaikat, bahwa mereka harus tetap benar dan murni, dan kematian, yang menghancurkan segala sesuatu, tidak akan menjamah mereka, tetapi melalui pengetahuan ini mereka hancur, dan melalui kuasa ini kematian menghabiskan aku. Dan yang kelima bernama Kasdejâ; dia telah mengajarkan anak-anak manusia semua pukulan jahat oleh roh dan setan-setan, pukulan terhadap janin di dalam rahim, sehingga keguguran, dan pukulan untuk menyerang jiwa, gigitan ular, dan pukulan yang dilakukan pada siang hari, dan anak ular yang namanya Tabâ’t.
Menjadi jelas dari gambaran-gambaran di atas bahwa melalui ajaran-ajaran Malaikat Pengawas ini, telah menjadi contoh dan membawa peradaban kepada ras manusia mula-mula. Status kedudukan yang tinggi terhadap “anak-anak Elohim” dan “malaikat Elohim” dapat ditemukan dalam catatan-catatan kuno cerita malaikat. Contohnya, Kokabiel (Ibr: kokab: bintang; el: elohim; arti namanya Bintang Elohim) digambarkan sebagai “malaikat penguasa besar yang memerintah atas bintang-bintang.” Dalam Sibylline Oracle, Araqiel adalah salah satu Malaikat yang Jatuh yang membimbing jiwa-jiwa orang mati ke dalam penghakiman di dunia bawah tanah.
Shamsiel (Ibr: shemesh: matahari; el: Elohim; arti namanya Matahari Elohim), mungkin asalnya sebagai dewa matahari Babel kuno, dinamai “penguasa Firdaus” karena dia adalah salah satu malaikat penjaga yang mengawasi pintu-pintu gerbang Eden. Dalam kedudukannya ini, dikatakan bahwa dia membawa Musa melihat taman surgawi dan dia juga mengawasi harta karun Raja Daud dan putranya, Salomo. Dalam Kitab Zohar Yahudi, dia disebutkan sebagai perwira pembantu penghulu malaikat Uriel yang perkasa, dan membawa panji-panjinya dalam peperangan.
Sariel dikatakan sebagai malaikat yang berhubungan dengan kesuburan bumi dan titik balik musim semi (belahan bumi utara) pada bulan Maret. Dia memerintah tanda zodiak perang, Aries – domba jantan, dan dipanggil sebagai pelindung terhadap kuasa jahat dari Mata Iblis.
YHWH Elohim melarang keras bangsa Israel untuk mengarahkan mata ke langit, sujud menyembah dan beribadah kepada para tentara langit ini,
Ulangan 4:19 (TB) dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit (para malaikat), engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Elohimmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka.

Lucifer – Lumiel dan Azazel

Di dalam tradisi Quran disebutkan bahwa Iblis memberontak terhadap Allah karena menolak untuk sujud menyembah kepada “manusia tanah liat” Adam.
Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. Al-araaf 12
Selanjutnya Allah mengusir dia keluar dari surga.
Di dalam tradisi esoterik Luciferian, Lumiel atau Lumial atau Lucifer – Tuhan mereka – bukanlah figur Iblis jahat yang membujuk umat manusia masuk ke dalam pencobaan, menyesatkan dan berbuat jahat seperti yang disebutkan oleh Alkitab. Dia dipercayai sebagai “malaikat Elohim” yang memberontak terhadap tatanan kosmos yang statis dan menggerakkan kekuatan perubahan dan evolusi. (Dr. Stephen Flowers, Fire and Ice, Llewellyn, USA, 1990, pp.43-44.)
Lumiel, arti namanya adalah Cahaya Elohim. Identik dengan Lucifer, yang dalam bahasa Latin artinya Pembawa Cahaya. Dalam bahasa Ibrani hêylêl, artinya Pembawa Cahaya.
Di dalam Alkitab, ada dua kisah besar mengenai Malaikat yang Jatuh, yang pertama adalah kejatuhan Lucifer, yang tercatat dalam Kitab Yesaya 14:12-15,
(ILT3) Betapa engkau telah jatuh dari surga, hai Heilel ben-Sakhar! Engkau telah dihempaskan ke bumi, hai yang melemahkan bangsa-bangsa. [Heilel ben-Sakhar; Lucifer Putera Fajar).
(ILT2) Betapa engkau telah jatuh dari surga, hai yang bersinar (Ibr. hêylêl; pembawa cahaya, yang bersinar, bintang fajar), putra fajar (Ibr. shachar; fajar)! Engkau telah dihempaskan ke tanah, hai yang melemahkan bangsa-bangsa.
Sebab engkau telah berkata dalam hatimu: Aku akan naik ke langit aku akan mendirikan takhtaku di atas bintang-bintang Elohim. Dan aku akan duduk di bukit pertemuan di sebelah utara. Aku akan naik melebihi ketinggian awan-awan, aku akan menyamai Yang Mahatinggi. Namun, ke alam maut engkau akan turun, ke dalam dasar lubang (Ibr. bôr; lubang sumur, penjara) itu.
Ayat di atas ini berbicara tentang kejatuhan “Yang Bersinar, putra Fajar”, yang menunjukkan terjadinya suatu pemberontakan. Dan Bintang Fajar ini akan dicampakkan ke dalam abyss.
Salah satu kutipan lainnya Kitab Suci yang berbicara mengenai pemberontakan para malaikat tercatat dalam Mazmur 82:1,5-7 (ILT),
Elohim berdiri di tengah-tengah jemaat elohim (Ibr. ‘êl; elohim, ilah, dewa, malaikat);
Dia menghakimi di tengah para ilah (Ibr. ‘ĕlôhı̂ym).
Mereka tidak mengetahui ataupun memahami,
mereka berjalan dalam kegelapan,
seluruh dasar bumi terguncang.
Aku telah berfirman, “Kamu adalah elohim,
dan kamu semua adalah anak-anak Yang Mahatinggi (Ibr. benei ‛Elyôn).
Namun kamu akan mati sebagai manusia (Ibr. ‘âdâm; manusia),
dan sebagai salah seorang pembesar (Ibr. śar; penguasa, raja, pemimpin), kamu akan tewas.
Pemberontakan Lucifer menyebabkan dia harus berperang di surga melawan penghulu malaikat Mikael atau Michael dan pasukan surga. Sebagai akibatnya Lucifer-Lumiel dan para malaikat pemberontaknya dibuang dari surga dan jatuh ke bumi. Di bumi Lumiel menjadi “Penguasa Dunia”.
Wahyu 12:7-9 (ILT) Dan terjadilah peperangan di surga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu. Dan naga itu berperang, juga para malaikatnya, tetapi mereka tidak mempunyai kekuatan, bahkan tidak ada lagi tempat mereka masih ditemukan di surga. Dan naga besar itu dilemparkan ke luar, yaitu si ular tua yang disebut si iblis (Yun. Diabolos; penuduh, pemfitnah) dan Satan (Yun. Satanas; musuh, lawan), yang menyesatkan seluruh dunia; dia telah dilemparkan ke bumi, dan para malaikatnya telah dilemparkan bersama dia.
Lucifer atau Lumiel kadang diidentifikasi oleh orang Kanaan sebagai Shahar, dewa bintang fajar (Venus). Disebutkan bahwa dia punya saudara kembar bernama Shalem, yang juga disimbolkan oleh planet Venus, tapi sebagai bintang petang. Saudara kembar terang dan gelap ilahi ini melambangkan cahaya matahari yang muncul dari kegelapan malam pada waktu fajar dan terbenamnya pada waktu petang. Mereka adalah anak-anak dewi Asherah (atau Astarte, Asytoret), dan ditemukan bukti-bukti arkeologi di Timur Tengah bahwa bangsa Ibrani mengadopsi penyembahan kepada dewi ini ketika mereka berdiam di tanah Kanaan dan menjalankan pemujaan ini disamping penyembahan kepada YHWH. Kitab Suci Perjanjian Lama berisi beberapa catatan tentang berlangsungnya penyembahan kepada Asherah sebagai “Ratu Surga” oleh bangsa Ibrani.
Yeremia 44:25 (AYT) Demikianlah firman YHWH semesta alam, Elohim Israel, ‘Kamu dan istri-istrimu keduanya telah berbicara dengan mulut-mulutmu dan menggenapinya dengan tanganmu, dengan berkata, “Kami benar-benar akan menggenapi janji-janji kami yang telah kami janjikan, untuk membakar persembahan bagi Ratu Surga dan mencurahkan persembahan minuman untuknya. ” Pergilah dan lakukanlah janji-janjimu, dan sungguh-sungguhlah menggenapi janji-janjimu. ’”
Ini terjadi di kuil-kuil di dalam hutan-hutan keramat di bukit-bukti dimana mereka mempersembahkan kue-kue dan kemenyan kepada Ratu Sorga. Dalam mitologi Kanaan, Shahar, Penguasa Bintang Fajar, dicampakkan dari surga karena menentang dewa tertinggi El, dalam rupa kilatan petir. Dalam rupa petir ini dia membuahi Ibu Bumi dengan kekuatan phalus (alat kelamin laki-laki) ilahinya.
Lukas 10:18 (ILT2) Dan, Dia (Yeshua) berkata kepada mereka, “Aku melihat Satan jatuh dari langit seperti kilat.”
Sedangkan Azazel (Ibr: azaz; kekuatan, dan el; elohim; arti namanya Kekuatan Elohim) dalam tradisi Luciferian kadang-kadang digambarkan sebagai pandai besi dan penyihir api, dan dibandingkan dengan tukang besi pertama yang tercatat dalam Alkitab, Tubal-Kain.
Kejadian 4:22 (AYT) Zila melahirkan Tubal-Kain. Tubal-Kain adalah bapa orang-orang yang bekerja dengan perunggu dan besi. Saudara perempuan Tubal-Kain bernama Naama.
Nama sebenarnya dari Azazel diterjemahkan dalam berbagai sebutan, seperti “dewa kemenangan”, “kekuatan Elohim”, “dewa kuat” dan bahkan “dewa kambing”. Dalam Kitab Wahyu Abraham, dia disebut “penguasa Goyim” (bangsa-bangsa lain, non Israel), menunjukkan asal-usulnya bahwa dia merupakan dewa pagan. Dalam teks kuno Persia, Urm al-Khibab atau Kitab Purbakala, yang berasal dari abad ke-8, malaikat Azazil atau Azazel dikatakan menolak mengakui superioritas Adam atas malaikat-malaikat. Sebagai akibatnya, Allah mengusir dia dan para malaikat pemberontaknya dari alam surgawi untuk hidup di bumi. Secara umum, dalam tradisi Islam, Azazel atau Azrael dipercayai sebagai malaikat kematian dan dia bertindak sebagai penunjuk jalan bagi jiwa-jiwa orang mati.
Dalam Kitab Imamat 16:8-10 dan dalam Gulungan Kitab Laut Mati, suatu ritual Ibrani mencatat nama Azazel sebagai nama bagi “kambing hitam” yang membawa dan menanggung seluruh kesalahan dan dosa bangsa Israel. Imam besar Harun harus mengambil dua ekor kambing dan membuang undi atasnya untuk memilih, mana yang akan menjadi persembahan penghapus dosa, dan mana yang akan menjadi kambing yang menanggung seluruh kesalahan. Kitab Torah mencatat bahwa imam besar harus mengakui “segala kesalahan dan pelanggaran dan dosa bangsa Israel” di atas kepala kambing Azazel. Ritual ini melambangkan tindakan memindahkan seluruh kesalahan dan dosa ke atas kambing ini, supaya bangsa Israel diampuni. Kambing ini kemudian dibuang di padang gurun untuk mati, atau dilemparkan ke dalam jurang supaya tubuhnya hancur menghantam batu-batuan di dasar.
Imamat 16:8-10 (ILT) Dan Harun harus membuang undi atas kedua kambing itu, satu undi bagi YAHWEH dan satu undi lagi untuk Azazel. Dan Harun harus mempersembahkan kambing yang atasnya undi telah naik bagi YAHWEH, dan harus mengolahnya sebagai persembahan penghapus dosa. Tetapi kambing yang atasnya undi telah naik untuk Azazel, haruslah ditempatkan hidup-hidup di hadapan YAHWEH untuk mengadakan penebusan dengannya, dengan menghalaunya pergi ke padang gurun sebagai Azazel.
Konsep dasar kuno mengenai korban kambing pembawa kesalahan atas dosa-dosa umat manusia yang dibuang di padang gurun, merupakan hal yang beberapa kali muncul dalam kisah Alkitab. Ini terlihat dalam kisah Kain yang menjadi pengembara yang diasingkan di bumi sesudah ditandai Elohim dan diusir ke timur Eden sesudah membunuh saudaranya, Habel. Dalam salah satu legenda Yahudi, Raja Salomo, yang memiliki kuasa sihir untuk memanggil dan mengendalikan setan-setan, jatuh dari kasih karunia Elohim karena dia “melacurkan diri dengan elohim asing.” Dia dipaksa Elohim meninggalkan Yerusalem dan mengembara di padang gurun, menyamar sebagai pengemis.
Sesudah eksodus dari perbudakan di Mesir, Musa dan bangsa Israel harus menjalani empat puluh tahun pengembaraan di padang gurun, karena dosa-dosa pemberontakan generasi bapak-bapak mereka, sebelum akhirnya mereka diijinkan masuk ke Tanah Perjanjian (Kanaan). Dalam mitologi Mesir kuno, dewa kegelapan Seth digambarkan sebagai dewa buangan yang tinggal di padang gurun. Dalam Perjanjian Baru, Yeshua berpuasa dan tinggal di padang gurun selama empat puluh hari empat puluh malam, dan dicobai Iblis, sebelum akhirnya memulai pelayanan-Nya. Dia tidak diterima sebagai nabi di kotanya sendiri, Nazareth, dan ditolak sebagai Messias oleh bangsa-Nya sendiri. Ketika Yeshua disalibkan, Dia mengambil posisi seperti yang disimbolkan oleh kambing pembawa kesalahan, yang mati menyucikan dosa-dosa umat manusia.
Yohanes 1:29 (ILT) Pada keesokan harinya, Yohanes melihat Yeshua yang datang kepadanya, dan dia berkata, “Lihatlah, Anak Domba Elohim yang menghapus dosa dunia!
Azazel juga dipercayai mempunyai serombongan setan-setan kambing jantan, yang dikenal sebagai se’irim (satyr), yang seperti Malaikat Pengawas, bernafsu birahi kepada kaum perempuan. Mereka digambarkan berbentuk separuh manusia – separuh kambing jantan, berambut, dengan phallus (alat kelamin) yang ereksi permanen, dan melakukan hubungan seksual dengan kaum wanita penyembahnya pada hari Shabbat Penyihir.
Dalam tradisi ritual penuaian atau titik balik matahari musim gugur yang berasal dari bangsa Syria, Hittite atau Kanaan, seekor kambing akan dipilih dengan ritual ramalan dan kemudian dipersembahkan kepada dewa padang gurun atau Iblis penunggu padang pasir yang harus ditenangkan atau diperdamaikan dengan menumpahkan darah. Ritual ini nampaknya diadopsi juga oleh bangsa Ibrani, seperti yang tercermin dari perintah Elohim dalam Imamat 17:7,
(AYT) Jadi, mereka tidak boleh lagi mempersembahkan kurban kepada ‘berhala kambing’ (Ibr. śâ‛ı̂yr; satyr, iblis berbulu setengah manusia – setengah kambing), yang dengannya umat Israel berzina. Peraturan ini berlaku selamanya bagi mereka, dari generasi ke generasi.
(ILT) Dan mereka tidak akan lagi mengurbankan kurban-kurban mereka kepada kambing-kambing berhala (Ibr. śâ‛ı̂yr; satyr), yang kepadanya mereka telah berbuat zina. Hal ini telah menjadi suatu ketetapan selamanya bagi mereka untuk generasi-generasi mereka.
Semjaza dianggap oleh sebagian pengikut Luciferian modern sebagai wakil Lumiel, atau salah satu dari avatarnya (inkarnasi ilahi dalam bentuk tubuh manusia). Dia tidak hanya jatuh cinta kepada kaum perempuan manusia, tapi juga dengan dewi Babel, Ishtar, dewi cinta dan perang. (Bandingkan dengan dewa Zeus Yunani, yang selain suka mengawini perempuan manusia, juga suka mengawini para saudari dewi-dewinya). Ishtar menjanjikan seks kepadanya, jika dia mau mengungkapkan kepadanya nama rahasia Elohim. Ketika Semjaza menceritakan kepadanya, Ishtar memakai pengetahuan terlarang ini untuk naik ke bintang-bintang dan dia memerintah atas konstelasi Pleiades atau Tujuh Saudari. Sementara Malaikat Pengawas lainnya dibelenggu oleh penghulu malaikat dan dihukum Elohim, Semjaza secara sukarela bertobat dari dosanya dan menghukum dirinya sendiri dengan menggantung terbalik di konstelasi Orion – Pemburu, yang diidentifikasi dengan dirinya dalam tradisi Luciferian. Dalam tradisi Kabalistik Yahudi, Naamah, saudari dari pandai besi pertama dalam Alkitab, Tubal-Kain, merayu Azazel dan dia diasosiasikan dengan Ishtar. (Michael Howard and Nigel Jackson, The Pillars of Tubal Cain, Capall Bann, UK, 2000 and 2003, p.65; Michael Howard, The Book of Fallen Angels, Capall Bann, UK, 2004.)
Namun Kitab Suci mencatat, bahwa Lucifer tidaklah identik dengan Azazel dan Semjaza. Alkitab dan Kitab Henokh mencatat dengan jelas, bahwa para Malaikat yang Jatuh, Azazel, Semjaza dan kawan-kawannya ini diikat di bawah bumi:
Yudas 1:6 (AYT) Dan, malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, melainkan meninggalkan tempat kediaman mereka, telah Ia ikat dengan rantai abadi dalam kegelapan yang paling gelap untuk penghakiman pada hari besar nanti.
2Petrus 2:4 (ILT) Sebab, jika Elohim tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang telah berdosa, sebaliknya, Dia telah menyerahkan ke dalam belenggu-belenggu kegelapan dengan melemparkannya ke dalam tartarus (Yun. tartaroō; abyss neraka yang paling dalam) untuk ditahan sampai penghakiman;
Kitab Henokh 10:4-5,11-12 Dan lagi Tuhan berfirman kepada Rufael, “Ikat tangan dan kaki Azâzêl, lemparkan dia ke dalam kegelapan; belahlah gurun pasir yang di Dudâêl, dan campakkan dia di sana. Dan timbunilah dia dengan batu-batu kasar dan tajam, dan selubungi dirinya dengan kegelapan supaya dia tetap ada di sana selamanya, dan selubungi wajahnya sehingga dia tidak dapat melihat cahaya! Dan Elohim berkata kepada Michael, “Umumkan kepada Semjâzâ dan yang ada bersamanya, yang telah mengikatkan diri dengan perempuan, akan dihancurkan bersama mereka dalam semua kecemaran mereka. Setelah semua anak-anak mereka [Nephilim] saling membunuh satu sama lain, dan mereka melihat kehancuran orang-orang yang dikasihinya, ikat mereka [Malaikat Pengawas] di bawah bukit bumi untuk tujuh puluh generasi, sampai hari penghakiman mereka dan akhir kesudahan mereka, sampai penghakiman yang terakhir telah dilaksanakan untuk selama-lamanya.
Lucifer atau Satan nampaknya masih dibiarkan ‘bebas’ oleh Elohim, dan baru akan dibelenggu dan dipenjarakan pada Akhir Zaman ini, sebelum permulaan Kerajaan Seribu Tahun Messias di bumi.
Wahyu 20:1-3 (ILT) Dan aku melihat seorang malaikat yang turun dari surga dengan memegang kunci Abyssos dan sebuah rantai besar pada tangannya. Dan dia menangkap naga itu, yaitu ular tua, yang adalah si iblis dan Satan, dan dia membelenggunya selama seribu tahun, dan dia melemparkannya ke dalam Abyssos dan menutupnya dan memeteraikan di atasnya supaya dia tidak dapat lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sampai masa seribu tahun digenapi. Dan setelah masa ini dia harus dibebaskan untuk beberapa saat.
Yesaya 24:21-22 (ILT) Dan akan terjadi pada hari itu, YAHWEH akan berperkara dengan tentara langit di tempat tinggi, dan raja-raja bumi di atas bumi. Dan mereka akan dikumpulkan sebagai kumpulan tawanan di dalam lubang, dan mereka akan ditutup dalam sebuah penjara, dan setelah beberapa hari mereka akan dilawat.

Pertarungan Antara Dewa-dewa dan Manusia

Hasil akhir dari hubungan seksual antara Malaikat Pengawas dan anak-anak perempuan manusia, adalah lahirnya ras monster-monster yang gemar berperang, raksasa kanibal peminum darah yang disebut Nephilim. Mereka membantai binatang-binatang untuk dimakan, dan kemudian mulai memburu dan memakan manusia.
Penulis dan penyair Pindor (518-438 SM) menggambarkan kaum perkasa purbakala sebagai “ras manusia dewa.” Dalam Gulungan Kitab Laut Mati, Nephilim kanibal pemakan manusia ini digambarkan sebagai pemelihara pengetahuan rahasia, yang “mengetahui misteri alam dan ilmu pengetahuan.” Ada juga catatan teknik peternakan yang mereka ajarkan, yang menunjukkan bahwa mereka mengajar manusia mula-mulai cara memelihara dan membesarkan binatang-binatang.
Terdapat juga catatan-catatan mengenai eksperimen-eksperimen yang menghasilkan terciptanya “monster-monter” dengan perkawinan campuran antara binatang-binatang dari jenis dan spesies yang berbeda dan tidak berhubungan.
Kitab Yashar 4:18 Dan para hakim dan penguasa mereka pergi kepada anak-anak perempuan manusia dan mengambil istri-istri mereka dengan kekerasan dari suami mereka sesuai pilihan mereka. Anak-anak manusia pada waktu itu mengambil kawanan ternak di bumi, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan mengajarkan mencampur hewan antara satu jenis dengan jenis lainnya, dengan maksud untuk memancing murka Yahweh. Elohim melihat seluruh bumi dan semuanya rusak, karena semua makhluk telah rusak jalan hidupnya di bumi, semua manusia maupun semua hewan.
Dalam okultisme theosofi modern, terdapat legenda mengenai benua Atlantis yang hilang, yang menyebutkan bahwa para ilmuwan mereka mengembangbiakkan hybrid separuh manusia, separuh binatang sebagai ras budak. Pada masa kini, para ilmuwan melakukan hal yang serupa, melakukan eksperimen genetika dan melakukan kloning. Baru-baru ini tersebar rumor bahwa China mengembangkan usaha menciptakan spesies hybrid setengah manusia – setengah binatang. Eksperimen melawan hukum alam ini berujung malapetaka dahsyat yang menghancurkan Atlantis.
Bahkan, pencampuran genetika seperti ini terjadi juga pada zaman Nuh, yang menyebabkan seluruh bumi menjadi rusak, dan menjadi alasan Elohim menghukum bumi dengan menghancurkan Nephilim dan ras manusia mula-mula oleh Air Bah. Catatan-catatan peristiwa semacam itu juga ditemukan dalam mitologi bangsa-bangsa kuno di seluruh dunia, khususnya di Sumeria, Timur Tengah.

10.000 SM dan Berakhirnya Zaman Es

Di kalangan para ahli arkeologi berkembang teori bahwa sekitar 10.000 SM nampaknya terjadi ledakan budaya yang mentransformasi manusia mula-mula. Pada akhir Zaman Es terakhir, tanda-tanda awal pertanian muncul di Timur Tengah, dengan pergeseran gaya hidup dari perburuan yang berpindah-pindah menjadi pertanian yang menetap, dan menandai permulaan peradaban di area tersebut. Sejak 9500 SM, gandum dikembangbiakkan dan ditumbuhkan oleh ras Neolithik [Nephilim?] yang tinggal di Kurdistan modern, antara Turki dan Iraq. Anjing, kambing dan domba juga dipelihara. Pengecoran tembaga dan timah dipraktekkan di Anatolia (Turki modern) dan arkeolog percaya hal ini pertama kali ditemukan di Kurdistan, bersamaan dengan pembuatan anyaman dan tembikar. Budaya Kurdi purba juga termasuk yang pertama mengembangkan tulisan dan salah satu komunitas terpelajar di Timur Tengah.
Bangsa Kurdi mengaku sebagai keturunan dari “Anak-anak Djinn”, anak-anak keturunan dari perkawinan antara djinn dan perempuan mortal. Di sebagian Kurdistan, khususnya di antara sekte Yazidi, yang menyembah Malaikat Merak (Azazel), dijumpai orang-orang yang berperawakan tinggi, berambut pirang atau kuning langsat, dan bermata biru. Meskipun ahli anthropologi percaya mereka berasal dari nenek moyang Eropa kuno, kepercayaan tradisional orang-orang Kurdi mengatakan bahwa mereka adalah keturunan “Anak-anak Djinn”, yang pada zaman purbakala membawa peradaban kepada umat manusia mula-mula.
Secara umum, wilayah Timur Tengah dikenal sebagai “asal usul peradaban”, dimana negara-kota paling awal didirikan di wilayah Mesopotamia (Iraq dan Iran modern). Orang-orang asli di wilayah itu, bangsa Sumeria dan Akkadia, mengembangkan bahasa tulisan pertama, mempelajari astronomi dan menciptakan perpustakaan. Babylonia dan Assyria mengikuti mereka, dan dalam mitologi bangsa-bangsa ini, terdapat kisah dimana elohim/dewa-dewa turun dari langit ke bumi dan mengajarkan mereka seni, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
Dalam Kitab Henokh disebutkan bahwa ketika Elohim melihat kerusakan, kekacauan, imoralitas seksual yang disebabkan hubungan antara Malaikat Pengawas dan manusia, Dia memutuskan bertindak melalui penghulu malaikat Michael, Raphael, Gabriel dan Uriel. Dia memerintahkan Raphael mengikat tangan dan kaki Azazel seperti kambing korban, dan mencampakkan dia ke dalam jurang yang dalam di padang gurun. Gabriel diutus untuk menghancurkan “anak-anak haram dan cabul” dan “anak-anak Malaikat Pengawas yang ada diantara manusia.” Penghulu malaikat Michael, pemimpin pasukan Elohim, diutus untuk menangkap Semjaza dan mengikatnya di bawah bumi sampai Hari Penghakiman Terakhir.
Kitab Yobel menuliskan bahwa penghulu malaikat mengikat para Malaikat Pengawas “di dalam kedalaman-kedalaman bumi”,
Kitab Yobel 5:6,10 Dan terhadap para malaikat yang telah Dia utus ke bumi, Dia amat sangat murka, dan Dia memberi perintah untuk mencabut mereka dari semua wilayah kekuasaan mereka. Dan Dia memerintahkan kami mengikat mereka di dalam kedalaman-kedalaman bumi. Dan lihatlah, mereka diikat di tengah-tengahnya, dan dipisahkan. Dan ayah-ayah mereka menyaksikan (kehancuran mereka/Nephilim), dan sesudah itu mereka diikat di dalam kedalaman-kedalaman bumi untuk selamanya, sampai hari penghukuman besar, ketika penghakiman dilaksanakan terhadap mereka semua yang rusak jalan-jalannya dan perbuatan-perbuatannya di hadapan Yahweh.
Dan dalam cerita tradisional Yahudi (Kitab 2Henokh) dikatakan mereka dipenjarakan di dalam “surga kedua” yang misterius.
Namun juga dikatakan bahwa beberapa “pejuang perkasa” ini memiliki tempat khusus yang disediakan bagi mereka di dalam Sheol, dunia orang mati. Di sana dikatakan mereka berbaring “bersama perisai dan tombaknya.”
Yehezkiel 32:27 (TB) Mereka tidak dibaringkan bersama pahlawan-pahlawan yang mati rebah pada zaman dahulu, yang turun ke dunia orang mati bersama segala senjata perangnya dan yang pedang-pedangnya ditaruh orang di bawah kepalanya serta perisai-perisainya terletak di atas tulang-tulangnya; sebab ketakutan terhadap pahlawan-pahlawan itu meliputi dunia orang-orang hidup.
Christian O’Brien dalam bukunya The Genius of the Few, Daintus, UK, 1985, berpendapat ada hubungan antara Malaikat Pengawas dengan figur semi-mitos semi ilahi Tuatha De Danann (anak-anak dewi Dana). Ras penyihir purbakala ini turun ke bumi ke bukit keramat Tara di Irlandia purbakala. Dengan kedatangan Kekristenan, Tuatha De Danann dibuang ke dalam “bukit-bukit berongga” dan menjadi Sidhe (Banshee) atau “Yang Bersinar”, elves dan peri-peri dalam kisah tradisional Irlandia. Ada kepercayaan kuat di antara petani pedesaan Irlandia bahwa Orang Baik atau peri berasal dari malaikat yang jatuh yang berpihak kepada Lucifer dalam Peperangan di Surga.

Simbolisme dalam Mitologi Malaikat yang Jatuh

Apa makna esoterik di belakang mitologi Malaikat yang Jatuh, pengusiran Lucifer dari surga dan Kejatuhan Manusia dalam kisah Taman Eden? Di dalam Alkitab, Lucifer seringkali digambarkan dalam bentuk reptilian seekor naga atau ular, dan di Barat, makhluk ini merupakan simbolisme dari kejahatan dan kekuatan kekacauan. Mitologi bangsa Babylon, Hittite (Het), Kanaan, Persia, Mesir, Yunani dan Norwegia semuanya menggambarkan berbagai bentuk peperangan antara Elohim bapa yang superior, yang mewakili tatanan kosmos dan harmoni, dan seorang dewa muda pemberontak yang menantang dan berusaha menjungkirbalikkan otoritas Ilahi. Meskipun konflik ini terjadi pada masa pra-manusia, mereka juga digambarkan terjadi dalam sejarah dunia dan seringkali berhubungan dengan penciptaan dan perkembangan awal manusia mula-mula dan bangkitnya kebudayaan-kebudayaan kuno.
Secara simbolis, Lucifer atau Lumiel dikenal sebagai Pembawa Terang, sebagai ciptaan yang pertama. Dia mewakili energi kosmos aktif alam semesta dan seringkali diidentifikasi sebagai api, cahaya, kuasa phallus, pikiran bebas, kesadaran, kemajuan, kemerdekaan dan kebebasan. Pendiri komunitas theosofi modern, Madame Helena Blavatsky, menggambarkan Lucifer – pembawa terang – sebagai “roh dari pencerahan intelektual dan kemerdekaan berpikir” yang tanpa keberadaannya umat manusia “tidak akan lebih baik dari binatang.” (Helena Blavatsky, The Secret Doctrine Vol: II, Theosophical Society, India, 1921, p. 171, 255, 539)
Dalam Alkitab, Lucifer (atau Satan) seringkali digambarkan dalam bentuk reptilian seekor naga atau ular. Dalam mitologi Barat, makhluk ini dianggap simbol kuasa kegelapan, kekacauan, dan kejahatan. Sebaliknya, dalam mitologi Timur naga dipandang sebagai pertanda baik, yang mewakili kesuburan dan nasib baik. Lumiel atau Lucifer sering diidentifikasi sebagai ular di Taman Eden yang digambarkan dalam Kejadian. Dalam tradisi Luciferian, si ular dalam Alkitab dipandang sebagai personifikasi dari pengetahuan, kebijaksanaan dan pencerahan yang membebaskan manusia pertama dari ketidaktahuan rohani yang ditentukan atas mereka oleh Elohim. Ular dipandang sebagai simbol kekuatan luar yang membebaskan, yang membuka mata Adam dan Hawa kepada kenyataan alam semesta yang diciptakan dan keajaiban dunia material.
Ular, atau naga merupakan gambar dan rupa mitologi kuno dari tenaga phallus matahari atau tenaga kehidupan yang diasosiasikan dengan Lucifer dan ledakan cahaya yang mengikuti peristiwa alam semesta yang menciptakan dunia (yang disebut ilmuwan sebagai Big Bang). Ketika manusia pertama dan istrinya memakan buah terlarang dari Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat di Taman Eden, mereka menjadi memiliki kesadaran. Kesadaran pertama mereka adalah bahwa tubuh lahiriah mereka telanjang, dan bersegera menutupi kemaluannya.
Kisah Kejatuhan Lucifer, Kejatuhan Malaikat Pengawas, dan Kejatuhan Manusia, merupakan peristiwa kehancuran sesungguhnya dari taman Eden surgawi atau bumi, yang mewakili “Zaman Keemasan” alam semesta dan keharmonisan bumi, dimana manusia dan binatang hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan bahasa universal, yang dicerminkan dalam mitologi dan legenda semacam itu. Dalam istilah shaman Indian kuno, itu dikenal sebagai Pemisahan Besar, ketika manusia tidak lagi mengetahui atau memahami bahasa binatang.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa Kitab Yobel menuliskan bahwa pada hari Adam diusir keluar dari taman Eden, tertutuplah mulut semua binatang-binatang, sehingga mereka tidak lagi dapat berbicara.
Kitab Yobel 3:27-28 Dan pada hari di mana Adam keluar dari Taman, dia mempersembahkan sebagai bau-bauan yang harum suatu persembahan, kemenyan, getah rasamala, dan kulit lokan, dan rempah-rempah pada pagi hari saat terbitnya matahari sejak hari ketika dia menutupi kemaluannya. Dan pada hari itu tertutuplah mulut semua binatang-binatang, dan ternak, dan burung-burung, dan apa pun yang berjalan, dan apa pun yang bergerak, sehingga mereka tidak lagi dapat berbicara; karena mereka semua sebelumnya berbicara satu dengan lainnya dengan satu bibir dan dengan satu lidah.

Penyelamatan Dari Surga

Di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama hanya ada “seorang manusia” yang disebut sebagai anak Elohim, yaitu Adam, yang secara langsung diciptakan oleh Elohim. Sedangkan anak Adam, Set, secara spesifik disebut “anak Adam” (anak manusia), demikian juga dengan semua keturunan mereka.
Kejatuhan manusia inilah yang menjadi titik pusat penebusan Ilahi melalui darah Yeshua, untuk menempatkan manusia kepada kedudukannya yang baru, mereka yang percaya kepada-Nya, sebagai anak-anak Elohim.
Tidak ada manusia yang mempunyai kemampuan untuk menjadi anak-anak Elohim hingga sesudah Messias (Yeshua haMasiach) datang. Kita melihat dalam Kitab Suci, menjadi “anak-anak Elohim” adalah hasil dari keselamatan pada saat seseorang menjadi ciptaan baru. Ini bukan metafora, ini adalah kelahiran kembali yang sebenarnya. (Yohanes 1:12, Lukas 20:36, Efesus 1:5, 1 Yohanes 3:2-3, 2 Korintus 5:17)
Jadi, jika seseorang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; apa yang lama sudah berlalu, lihatlah, segala sesuatu telah menjadi baru.
2 Korintus 5:17 (ILT)
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Elohim, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Elohim.
Yohanes 1:12,13 (TB)
Apa yang diberikan Elohim kepada mereka adalah kuasa untuk menjadi Benei haElohim (anak-anak Elohim), yaitu pada saat mereka percaya dan menerima Yeshua haMasiach.
Ketika seseorang diselamatkan, itu lebih dari sekedar dibasuh dosanya oleh darah Yeshua, pada saat itu Elohim menciptakan suatu roh yang baru dan memberikan kepadanya “kuasa untuk menjadi Benei haElohim (anak-anak Elohim).” Sebelum itu, tidak ada manusia yang memiliki kuasa ataupun hak untuk memperoleh itu. Anak-anak Adam itu sekarang telah menjadi Bene HaElohim.
Benei haElohim (anak-anak Elohim) adalah ciptaan langsung oleh Elohim, yang bukan dihasilkan dari perkawinan antara laki-laki dan perempuan.

Malaikat Pengawas dan Nephilim dalam Alkitab dan Literatur Lain

Selain Alkitab, berikut ini beberapa literatur lain yang mencatat peristiwa mengenai Kejatuhan Malaikat Pengawas dan Nephilim:

Malaikat Pengawas dalam Perjanjian Lama

Kejadian 6:1-4 (ILT) Dan terjadilah, ketika manusia di muka bumi mulai berlipat ganda, dan anak-anak perempuan telah diperanakkan bagi mereka, lalu anak-anak Elohim (Ibr. Benei haElohim; malaikat) melihat anak-anak perempuan manusia (Ibr. Benot haAdam; anak-anak perempuan Adam), bahwa mereka elok. Maka mereka mengambil istri-istri bagi mereka semua yang telah mereka pilih. Dan YAHWEH berfirman, “Roh-Ku tidak untuk selamanya akan beperkara dengan manusia yang juga di dalamnya dia itu daging, tetapi hari-harinya akan menjadi seratus dua puluh tahun.” Pada hari-hari itu, para raksasa (Ibr. Nephilim) telah ada di bumi, bahkan juga sesudahnya, ketika anak-anak Elohim (Ibr. Benei haElohim) menghampiri anak-anak perempuan manusia (Ibr. Benot haAdam) dan mereka telah melahirkan baginya; mereka adalah orang-orang perkasa (Ibr. Gibborim) yang ada sejak lama, orang-orang yang ternama.

Malaikat Pengawas dalam Midrash Yahudi

Kutipan ini berasal dari midrash Yahudi, dimana Hannah berdoa meminta seorang anak di Shiloh,
“Penguasa Alam Semesta! Makhluk-makhluk surgawi tidak pernah mati, dan mereka tidak memperanakkan anajk-anak mereka. Makhluk-makhluk bumi mati, namun mereka bertambah-tambah dan berlipat ganda. Karena itu aku berdoa, ‘Jadikan aku abadi, atau berikan kepadaku seorang putra!'”

Malaikat Pengawas dalam Kitab Henokh

Kitab Henokh memberikan informasi paling detail mengenai kisah kejatuhan para Malaikat dari surga. Pasal 6 berbicara bagaimana para malaikat memandangi dan birahi kepada anak-anak perempuan manusia.
Malaikat Pengawas ini turun ke puncak Gunung Hermon pada hari-hari zaman Yared. Dalam terjemahan Yunani ada 19 pemimpin malaikat yang disebutkan dalam Kitab Henokh, yang juga disebut “kepala dari sepuluh.” Sesudah mereka turun ke bumi, mereka mengawini anak-anak perempuan manusia dan memperanakkan makhluk hybrid raksasa, Nephilim.
PASAL 6
  1. Dan terjadilah, setelah anak-anak manusia bertambah banyak pada hari-hari itu, anak-anak perempuan yang cantik dan rupawan telah lahir bagi mereka.
  2. Dan para malaikat, anak-anak surgawi, memandangi dan bernafsu kepada mereka, dan berkata satu sama lain, “Lihatlah, kita akan memilih bagi diri kita sendiri istri dari antara anak-anak manusia, dan akan melahirkan anak-anak bagi kita.”
  3. Dan Semjâzâ, pemimpin mereka, berkata kepada mereka, “Aku takut bahwa mungkin kamu tidak bersedia melakukan perbuatan ini, dan aku sendiri akan menderita karena dosa besar ini.”
  4. Kemudian semua menjawab dia dan berkata, “Kita semua akan bersumpah, dan mengikatkan diri bersama-sama dengan kutukan, bahwa kita tidak akan membatalkan rencana ini, tapi akan menjalankan rencana ini.”
  5. Kemudian mereka semua bersumpah bersama-sama, dan mengikatkan diri satu sama lain dengan kutukan; mereka semuanya ada dua ratus malaikat.
  6. Dan mereka turun di Ardîs, yaitu puncak Gunung Hermon ; dan mereka menyebutnya Gunung Hermon, karena mereka telah bersumpah di atasnya dan mengikatkan diri bersama-sama dengan kutukan.
  7. Dan ini adalah nama-nama pemimpin mereka: Semjâzâ , yang adalah pemimpin mereka, Urâkibarâmêêl , Akibêêl, Tâmiêl , Râmuêl , Danel , Ezêqêêl , Sarâqujâl , Asâêl , Armers , Batraal , Anânî , Zaqêbê , Samsâvêêl , Sartaêl , Turêl , Jomjâêl , Arâzjâl .
  8. Ini adalah pemimpin dua ratus malaikat, dan semua yang lainnya ada bersama mereka.
PASAL 7
  1. Dan mereka mengambil bagi diri mereka sendiri istri, dan masing-masing memilih untuk dirinya sendiri seseorang, dan mereka mulai mendekati perempuan-perempuan itu, dan bersetubuh dengan mereka, dan mengajari mereka mantera dan ilmu sihir, dan memperkenalkan mereka cara pemotongan akar-akaran dan kayu-kayuan.
  2. Dan mereka mengandung dan melahirkan raksasa besar yang tingginya tiga ribu ells .
  3. Mereka ini melahap semua hasil jerih payah manusia sampai-sampai manusia tidak dapat bertahan lagi.
  4. Kemudian para raksasa berbalik menyerang manusia untuk memakan mereka.
  5. Dan mereka mulai berbuat dosa kepada burung-burung dan binatang-binatang, kepada binatang-binatang yang merayap, dan ikan-ikan, dan saling memakan daging mereka sendiri, dan meminum darahnya.
  6. Dan bumi mengeluh karena kejahatan mereka.
Para Malaikat mengajar kaum perempuan ilmu pemikat, guna-guna, pengetahuan memotong akar-akaran, dan pengetahuan tumbuh-tumbuhan (ramuan). Mereka mengajarkan kaum laki-laki bagaimana membuat berbagai senjata dan perisai, dan juga seni dan ilmu pengetahuan (surgawi yang terlarang). Perbuatan-perbuatan ini membuat kefasikan dan kekerasan bertambah-tambah di bumi. Para raksasa kanibal ini menghabiskan hasil tanah manusia, dan akhirnya memburu, memakan dan meminum darah mereka. Jiwa-jiwa manusia yang mati berseru-seru kepada surga, dan empat penghulu malaikat (Michael, Uriel, Raphael, dan Gabriel) berseru-seru kepada Elohim. Sebagai jawaban, Elohim mengutus Uriel kepada Nuh untuk memperingatkan dia bahwa segera akan ada Air Bah yang akan memusnahkan seluruh kefasikan dari bumi.
PASAL 8
  1. Dan Azâzêl  mengajari manusia membuat pedang dan pisau dan perisai dan baju zirah, dan memperkenalkan logam-logam di bumi dan mengajari mereka seni melakukan pekerjaan logam: gelang dan ornamen, cara menggunakan antimoni , dan cara mempercantik alis mata, dan segala jenis batu-batu berharga dan semua zat pewarna.
  2. Dan ada kejahatan yang besar dan banyak percabulan, dan mereka berdosa, dan semua jalan hidup mereka rusak.
  3. Amêzârâk mengajarkan semua ilmu sihir dan cara memotong akar-akaran, Armârôs cara melepaskan mantera sihir, Baraq’âl astrologi, Kôkâbêl  pengetahuan akan tanda-tanda, dan Temêl mengajarkan cara melihat bintang-bintang, dan Asrâdêl mengajarkan lintasan bulan serta tipu muslihat manusia.
  4. Dan dalam penghancuran umat manusia, mereka berteriak keras, dan suara mereka mencapai surga.
Raphael diperintahkan mengikat tangan dan kaki Azazel, dan mencampakkan dia ke dalam jurang di padang gurun Duda’el. Raphael menimbuninya dengan batu-batu kasar dan tajam dan menutupi wajah Azazel sehingga dia tidak dapat melihat cahaya. Michael diperintahkan mengikat Semyaza dan kawan-kawannya di bawah bukit-bukit bumi. Mereka akan tetap ada di sana sampai Hari Penghakiman Besar, ketika mereka akan dicampakkan ke dalam api kekal.
PASAL 9
  1. Lalu Michael dan Gabriel dan Surjân  dan Urjân  memandang dari surga, lalu melihat banyak darah yang telah tertumpah di bumi, dan semua kejahatan yang telah dilakukan di atas bumi.
  2. Dan mereka berkata satu sama lain, “Bumi yang telah menjadi kosong menggemakan kembali suara manusia yang menangis hingga ke pintu gerbang surga.
  3. Dan sekarang bagimu, hai para kudus di surga, telah menangis jiwa-jiwa manusia, mereka berseru, “Bawalah perkara kami kepada Yang Maha Tinggi.”
  4. Dan mereka berbicara kepada Tuhan mereka, kepada Sang Raja, “Ya Tuhan segala tuhan, Elohim segala elohim, Raja segala raja, takhta kemuliaan-Mu ada diantara semua generasi dunia, dan nama-Mu, kudus dan mulia, diantara semua generasi dunia. Engkau diberkati dan dipuji!
  5. Engkau telah menciptakan segala sesuatu dan segala kuasa ada pada-Mu, segala sesuatu terbuka di hadapan-Mu dan tidak ada yang tersembunyi, dan Engkau melihat segala sesuatu dan tidak ada yang dapat menyembunyikan dirinya dari pada-Mu.
  6. Lihat apa yang telah dilakukan Azâzêl, bagaimana dia telah mengajarkan segala hal yang jahat di bumi dan telah menyingkapkan rahasia kekal yang tersimpan di surga.
  7. Dan Semjâzâ yang kepadanya telah Engkau berikan kuasa untuk menjadi kepala rekan-rekannya telah memperkenalkan ilmu sihir.
  8. Dan mereka telah pergi bersama-sama kepada anak-anak perempuan manusia dan telah tidur dengan mereka, dengan wanita-wanita itu, dan telah mencemarkan diri mereka, dan telah menyingkapkan kepada mereka segala jenis dosa.
  9. Dan wanita-wanita itu telah melahirkan raksasa, dan dengan demikian seluruh bumi telah penuh dengan darah dan kejahatan.
  10. Dan sekarang, lihatlah, jiwa-jiwa yang telah mati, menangis dan meratap ke pintu gerbang surga, dan suara erangan mereka naik, dan mereka tidak dapat melarikan diri dari kejahatan yang dilakukan di bumi.
  11. Dan Engkau tahu segala sesuatu sebelum semuanya itu terjadi, dan Engkau tahu hal ini dan keadaan mereka, namun Engkau tidak berbicara kepada kami. Apa yang harus kami lakukan mengenai hal ini? “
PASAL 10
  1. Kemudian Yang Maha Tinggi, Yang Agung dan Kudus, berfirman dan mengirim Arsjalâljûr  kepada anak Lamekh , dan berkata kepadanya,
  2. “Katakan kepadanya dalam nama-Ku, “Sembunyikan dirimu!” dan ungkapkanlah kepadanya akhir yang akan datang. Karena seluruh bumi akan dihancurkan, dan banjir yang besar akan datang atas seluruh bumi, dan apa yang ada di atasnya akan dihancurkan .
  3. Dan sekarang perintahkan kepadanya supaya dia dapat menyelamatkan diri dan benih keturunannya tetap ada di seluruh bumi.”
  4. Dan lagi Tuhan berfirman kepada Rufael , “Ikat tangan dan kaki Azâzêl, lemparkan dia ke dalam kegelapan; belahlah gurun pasir yang di Dudâêl , dan campakkan dia di sana.
  5. Dan timbunilah dia dengan batu-batu kasar dan tajam, dan selubungi dirinya dengan kegelapan supaya dia tetap ada di sana selamanya, dan selubungi wajahnya sehingga dia tidak dapat melihat cahaya!
  6. Dan pada hari besar penghakiman dia akan dilemparkan ke dalam api.
  7. Dan pulihkanlah bumi yang telah dicemarkan para malaikat, dan umumkanlah pemulihan atas bumi supaya Aku memulihkannya, agar tidak semua anak-anak manusia akan dihancurkan melalui segala hal rahasia yang telah diperkenalkan oleh para malaikat pengawas dan telah diajarkan kepada anak-anak mereka.
  8. Dan seluruh bumi telah dicemarkan melalui contoh perbuatan dan ajaran Azâzêl ; dari padanya berasal segala dosa.”
  9. Dan Elohim berfirman kepada Gabriel, “Pergilah kepada anak-anak haram dan kepada anak-anak terkutuk dan kepada anak-anak perzinahan, dan hancurkan anak-anak perzinahan dan anak-anak para malaikat pengawas dari antara manusia; kirimkan mereka keluar, dan biarkan mereka saling menghancurkan dan saling membunuh; karena hari-hari mereka tidak akan lama.
  10. Dan mereka semua akan memohon kepadamu, tetapi ayah mereka tidak akan mendapat apa-apa bagi mereka, meskipun mereka mengharapkan hidup yang kekal, tetapi masing-masing dari mereka akan hidup lima ratus tahun.”
  11. Dan Elohim berkata kepada Michael, “Umumkan kepada Semjâzâ dan yang ada bersamanya, yang telah mengikatkan diri dengan perempuan, akan dihancurkan bersama mereka dalam semua kecemaran mereka.
  12. Setelah semua anak-anak mereka saling membunuh satu sama lain, dan mereka melihat kehancuran orang-orang yang dikasihinya, ikat mereka di bawah bukit bumi untuk tujuh puluh generasi, sampai hari penghakiman mereka dan akhir kesudahan mereka, sampai penghakiman yang terakhir telah dilaksanakan untuk selama-lamanya.
  13. Dan pada hari-hari itu mereka akan dibawa ke dalam jurang api, dalam siksaan dan penjara, mereka akan terkunci selama-lamanya .
  14. Dan dia akan terbakar dan dimusnahkan; mereka akan dibakar bersama-sama dari sekarang sampai akhir dari semua generasi.
  15. Dan hancurkan semua roh-roh hawa nafsu dan anak-anak dari para malaikat penjaga , karena mereka telah menindas umat manusia.
  16. Hancurkan semua penindasan dari muka bumi, dan semua perbuatan fasik akan berhenti, tanaman keadilan dan kebenaran akan muncul, dan perbuatan baik akan menjadi berkat: keadilan dan kebenaran akan ditanam dalam sukacita selamanya.
  17. Kemudian semua orang benar akan terluput, dan mereka akan tetap hidup sampai mereka melahirkan ribuan keturunan, dan mereka akan menggenapkan semua hari-hari masa muda mereka dan hari-hari Sabat mereka dalam damai sejahtera.
  18. Dan pada hari-hari itu seluruh bumi akan dibajak dalam keadilan, dan akan ditanami pohon-pohon, dan akan penuh dengan berkat.
  19. Dan semua pohon yang diinginkan akan ditanam di atasnya, dan pohon anggur akan ditanam di atasnya; anggur yang ditanam di atasnya akan berbuah melimpah. Dan dari semua benih yang ditaburkan di atasnya, dari satu ukuran akan menghasilkan sepuluh ribu, dan dari satu ukuran buah zaitun akan menghasilkan sepuluh ukuran minyak.
  20. Dan bersihkanlah bumi dari semua penindasan dan ketidakadilan dan semua dosa dan semua kejahatan dan semua kenajisan yang dilakukan di bumi: musnahkan mereka dari bumi.
  21. Dan semua anak-anak manusia akan menjadi benar, dan semua bangsa akan menyembah Aku sebagai Tuhan, dan memberkati dan semua akan menyembah-Ku.
  22. Dan bumi akan dibersihkan dari semua kerusakan dan semua dosa dan semua penghukuman dan semua siksaan, dan Aku tidak akan pernah lagi mengirimkan banjir di atasnya , dari generasi ke generasi, sampai kepada kekekalan.”
Roh para raksasa yang diperanakkan dari perkawinan campuran ini akhirnya menjadi roh-roh jahat. Roh-roh jahat itu sendiri merupakan roh-roh para raksasa yang keluar dari tubuh mereka yang sudah mati. Mereka tidak memiliki tubuh dan memiliki kebutuhan jasmani, namun mereka akan menyiksa umat manusia karena mereka berasal daripada mereka. Kitab Henokh mencatat, roh-roh ini belum akan dihukum sampai Hari Penghakiman Terakhir, berbeda dengan para ayah mereka, Malaikat Pengawas, yang sudah dihukum sebelumnya dan pada Hari Penghakiman Terakhir.
Kitab Henokh 15:
  1. Dan sekarang para raksasa, yang telah diperanakkan dari roh dan daging, akan disebut roh-roh jahat di bumi, dan tempat tinggal mereka akan ada di atas bumi.
  2. Roh-roh jahat akan keluar dari tubuh mereka; karena mereka diciptakan dari atas, awal mula mereka berasal dari malaikat penjaga kudus, mereka akan menjadi roh-roh jahat di atas bumi, dan akan disebut roh-roh jahat.
  3. Tapi roh-roh yang ada di surga memiliki tempat kediaman di surga, dan roh-roh yang ada di bumi, yang lahir di bumi, memiliki tempat kediaman di bumi.
  4. Dan roh-roh para raksasa, yang mencampakkan diri mereka sendiri ke awan-awan, akan dihancurkan dan jatuh, dan akan berperang dan menyebabkan kehancuran di bumi, dan melakukan kejahatan; mereka tidak akan memakan apa pun, ataupun mereka akan menjadi haus, dan mereka akan tidak kelihatan.
  5. Dan roh-roh ini akan bangkit melawan anak-anak manusia dan melawan perempuan, karena dari pada merekalah roh-roh ini berasal. Pada hari-hari pembunuhan dan penghancuran.
Kitab Henokh  juga memberikan petunjuk mengenai aktivitas para Malaikat yang Jatuh, yang mengindikasikan bahwa mereka disembah oleh manusia sebagai dewa-dewa pada zaman purbakala.
Kitab Henokh 19:1 Dan Uriel berkata kepadaku, “Di sini akan ditempatkan jiwa-jiwa malaikat yang telah menyatukan diri mereka dengan perempuan, dan yang mengambil berbagai bentuk, telah mencemarkan manusia, dan telah menyebabkan manusia tersesat sehingga mereka membawa persembahan kepada setan-setan seperti kepada dewa-dewa, yaitu pada hari ketika penghakiman besar, di mana mereka akan dihakimi, pada kesudahannya.
Kitab Henokh 68:4 Dan saat dia berdiri di hadapan TUHAN segala Roh, Michael yang kudus berbicara kepada Rufael, “Aku tidak akan mengambil bagian atas mereka di hadapan mata Tuhan, karena TUHAN segala Roh murka kepada mereka, karena mereka bertindak seolah-olah mereka adalah dewa-dewa.
Kitab Henokh 80:7 Dan seluruh hukum bintang akan tertutup bagi orang-orang berdosa, dan pikiran mereka yang diam di bumi akan menjadi sesat karena mereka, dan mereka akan berbalik dari semua caranya, dan akan berlaku sesat dan menganggap mereka dewa-dewa.
Kitab Henokh pasal 85-90, bagian Kitab Perumpamaan, juga memberikan kisah yang sama mengenai kejatuhan para malaikat. Dalam bagian itu, sebuah bintang (Azazel) jatuh dari surga dan mulai merumput diantara lembu-lembu jantan (umat manusia). Sejumlah bintang kemudian jatuh dan berubah wujud menjadi sapi-sapi jantan. Mereka mulai mendekati sapi-sapi itu (para malaikat mengawini perempuan mortal), yang kemudian memperanakkan kawanan gajah, unta, dan keledai (para raksasa dan monster-monster). Kawanan lembu jantan menjadi resah dan mulai berperang, namun mereka menjadi buruan dari binatang-binatang buas. Para penghulu malaikat kemudan muncul dalam bentuk manusia. Yang seorang menangkap bintang yang pertama jatuh dan mencampakkannya ke dalam abyss. Yang kedua mengirimkan pedang ke antara kawanan gajah, unta, dan keledai sehingga mereka saling membunuh satu sama lain. Yang ketiga melemparkan batu-batu dari langit kepada bintang-bintang yang jatuh lainnya dan mengikat dan mencampakkan mereka ke dalam abyss. Kisah selanjutnya menggambarkan pemberontakan Makabe, yang akhirnya menggambarkan peperangan terakhir antara Kebenaran dan Kejahatan.
PASAL 86 – Kejatuhan Malaikat dan Kerusakan Umat Manusia
  1. Dan aku melihat dengan mataku, sementara aku sedang tidur, aku melihat ke langit, dan lihatlah, sebuah bintang jatuh dari langit , dan dia bangkit dan makan dan merumput diantara lembu-lembu jantan itu.
  2. Setelah itu aku melihat lembu jantan hitam yang besar, dan lihatlah, semua berganti kandang dan padang rumput dan anak-anak mereka, dan mulai meratap  satu dengan yang lain.
  3. Lagi aku melihat dalam penglihatan, aku memandang ke langit, dan lihatlah, aku melihat banyak bintang; dan mereka jatuh dari langit, dan dilemparkan dari surga  ke dekat bintang yang pertama, diantara kawanan lembu jantan dan anak-anaknya; mereka ada disana bersama-sama, merumput di antara mereka.
  4. Dan aku melihat mereka, dan lihatlah, mereka semuanya mengeluarkan alat kelamin mereka, seperti kuda, dan mulai mengawini sapi-sapi betina itu ; dan mereka semuanya mengandung, dan melahirkan gajah-gajah dan unta-unta dan keledai-keledai .
  5. Semua lembu jantan takut dan sangat gentar kepada mereka; dan mereka mulai menggigit dengan gigi mereka, dan melahap, dan menanduk dengan tanduk mereka.
  6. Dan mereka mulai melahap lembu-lembu jantan  itu, dan lihatlah, semua anak-anak bumi gemetar, dan terguncang di hadapan mereka, dan melarikan diri.
PASAL 87
  1. Dan aku melihat mereka mulai menanduk satu sama lain, dan melahap satu sama lain , dan bumi mulai menangis keras-keras .
  2. Dan aku mengangkat mataku ke langit, dan melihat dalam penglihatan, dan lihatlah, datang dari surga orang-orang yang berkulit putih: yang seorang keluar dari tempat itu, dan tiga orang bersamanya .
  3. Dan tiga orang yang keluar terakhir itu memegang tanganku, dan membawaku pergi jauh dari generasi-generasi di bumi, dan mengangkat aku ke tempat yang luas, dan menunjukkan kepadaku sebuah menara didirikan, jauh lebih tinggi dari bumi, dan dari semua bukit.
  4. Dan mereka berkata kepadaku, “Tetaplah di sini sampai kamu melihat segala sesuatu yang akan terjadi atas gajah-gajah dan unta-unta dan keledai-keledai, dan atas bintang-bintang, dan atas semua sapi-sapi jantan.”
PASAL 88 – Penghukuman Para Malaikat Yang Jatuh oleh Para Pemimpin Malaikat
  1. Dan aku melihat salah seorang dari keempat  yang telah keluar sebelumnya, dia menangkap bintang yang pertama kali jatuh dari langit, dan mengikat tangan dan kakinya, dan memasukkannya ke dalam jurang yang dalam ; dan jurang ini sempit dan dalam dan mengerikan dan gelap .
  2. Dan salah seorang dari mereka  menghunus pedangnya, dan memberikannya kepada kawanan gajah dan unta dan keledai itu; dan mereka mulai berperang satu sama lain, dan seluruh bumi terguncang karena mereka.
  3. Dan aku melihat dalam penglihatan, lihatlah, salah seorang dari keempat yang turun itu melemparkan batu dari surga, dan mengumpulkan dan menangkap semua bintang-bintang besar, yang alat kelaminnya seperti alat kelamin kuda, dan mengikat tangan dan kaki mereka semua, dan melemparkan mereka ke jurang yang dalam di bumi .
Ada tiga aspek dosa Malaikat Pengawas dalam kisah-kisah ini. Pertama, kecemaran mereka karena para malaikat kawin dan melakukan hubungan seksual dengan anak-anak perempuan manusia. Kedua, penyatuan para malaikat dengan perempuan mortal ini sendiri menghasilkan kejahatan. Karena perbuatan anak-anak yang mereka lahirkan, Nephilim, dan kejahatan dan kecemaran yang timbul karena mereka, Elohim mendatangkan Air Bah pada Zaman Nuh. Ketiga, para malaikat ini berdosa karena mereka mengajar umat manusia dan mengungkapkan rahasia-rahasia alam semesta yang tidak dikehendaki Elohim bagi manusia untuk mengetahuinya.

Malaikat Pengawas dalam Kitab Yobel

Kitab Yobel mencatat perbuatan-perbuatan Malaikat Pengawas seperti yang juga tertulis dalam Kitab Henokh. Di sini dijelaskan bahwa Malaikat Pengawas sebenarnya turun ke bumi untuk mengajar umat manusia dan melakukan apa yang benar, namun mereka berbuat dosa dengan anak-anak perempuan manusia karena mereka bersetubuh dengan perempuan bumi sehingga mereka menjadi cemar.
Kitab Yobel 4:22 Dan dia bersaksi kepada para Malaikat Pengawas, yang telah berdosa dengan anak-anak perempuan manusia; karena mereka ini mulai menyatukan diri mereka, sehingga akan mencemarkan, dengan anak-anak perempuan manusia, dan Chanokh bersaksi melawan (mereka) semuanya.
Kitab Yobel 4:15 Dan dalam minggu kedua dari Yobel kesepuluh [449-55 A.M.] Mahalalel mengambil bagi dirinya untuk menjadi istri Dînâh, anak perempuan Barâkî’êl anak perempuan saudara ayahnya, dan dia melahirkan baginya seorang anak laki-laki pada minggu ketiga dalam tahun keenam, [461 A.M.] dan dia menyebut namanya Yered, karena dalam zamannya malaikat-malaikat Yahweh turun ke bumi, mereka yang disebut Malaikat Pengawas, supaya mereka membimbing anak-anak manusia, dan supaya mereka melakukan keadilan dan kebenaran di bumi.
Menurut Kitab Yobel, Malaikat Pengawas ini diutus oleh Elohim,
Kitab Yobel 5:6 Dan terhadap para malaikat yang telah Dia utus ke bumi, Dia amat sangat murka, dan Dia memberi perintah untuk mencabut mereka dari semua wilayah kekuasaan mereka. Dan Dia memerintahkan kami mengikat mereka di dalam kedalaman-kedalaman bumi. Dan lihatlah, mereka diikat di tengah-tengahnya, dan dipisahkan.
Kitab Yobel mengungkapkan kisah kejatuhan para malaikat seperti dalam Kitab Henokh. Elohim murka kepada para Malaikat Pengawas ini karena nafsu birahi mereka kepada anak-anak perempuan manusia. Penyatuan antara para malaikat dengan perempuan ini melahirkan raksasa-raksasa yang disebut Naphidim/Nephilim.
Kitab Yobel 7:21-22 Karena tiga hal inilah datang Air Bah di atas bumi, yaitu, karena percabulan di mana para Malaikat Pengawas bertentangan dengan hukum ketetapan-ketetapan mereka, pergi melacurkan diri dengan anak-anak perempuan manusia, dan mengambil bagi diri mereka istri-istri dari semua yang mereka pilih. Dan mereka mengawali permulaan kenajisan. Dan mereka melahirkan anak-anak lelaki, Nâphîdîm, dan mereka semuanya tidak sama, dan mereka saling memangsa satu sama lain: dan raksasa-raksasa membunuh Nâphîl, dan Nâphîl membunuh Eljô, dan Eljô umat manusia, dan manusia seorang akan yang lain.
Dalam Kitab Yobel, Mastema adalah pemimpin roh-roh jahat. Ketika Elohim memerintahkan malaikat mengikat seluruh roh-roh jahat, Mastema datang dan meminta YHWH supaya sebagian roh-roh ini diijinkan tetap ada bersamanya, untuk melakukan kehendaknya. Elohim mengabulkan permintaannya dan mengijinkan sepersepuluh bagian dari roh-roh jahat untuk tinggal bersama Mastema, sedangkan sembilan per sepuluh bagian dilemparkan ke dalam tempat penghukuman.
Kitab Yobel 10:8-9 Dan pemimpin roh-roh itu, Mastêmâ, datang dan berkata, “Yahweh, Pencipta, biarkanlah sebagian dari mereka tetap ada di hadapanku, dan biarkan mereka mendengarkan perkataanku, dan melakukan semua yang aku katakan kepada mereka. Karena jika sebagian dari mereka tidak disisakan bagiku, aku tidak akan dapat menjalankan kekuasaan kehendakku atas anak-anak manusia. Karena mereka ini untuk merusak dan menyesatkan sebelum penghakimanku, karena besarlah kejahatan anak-anak manusia itu.” Dan Dia berfirman, “Biarkan sepersepuluh bagian dari mereka tersisa di hadapannya, dan biarlah sembilan per sepuluh bagian turun ke dalam tempat penghukuman.”

Malaikat Pengawas dalam Kitab 2 Henokh

Buku Kedua dari Henokh, biasanya disingkat 2 Henokh, atau juga dinamai Slavonic Enoch atau Rahasia Henokh, merupakan bagian dari literatur Apokaliptik. Kitab ini berbeda dari Kitab Henokh, yang juga dinamai 1 Henokh.
Teks kitab 2 Henokh yang masih tersisa secara utuh ditemukan hanya dalam bahasa Slavonic, namun tahun 2009 dipublikasikan bahwa fragmen-fragmen Kitab 2 Henokh dalam bahasa Koptik juga ditemukan. Versi teks Slavonic ini diperkirakan merupakan terjemahan dari bahasa aslinya, Yunani.
2 Henokh menyebutkan sekelompok malaikat yang disebut Grigori, yang sama dengan Malaikat Pengawas. Pemimpin mereka bernama Satanail. Perbedaan kitab ini dengan Kitab 1 Henokh adalah hanya 3 malaikat yang turun ke bumi untuk mengambil istri-istri dan memperanakkan raksasa.
Mereka inilah Grigori, yang bersama pemimpin mereka Satanail menolak Tuhan penguasa terang, dan sesudah mereka adalah mereka yang ditahan di dalam kegelapan besar di surga kedua, dan tiga dari mereka turun ke bumi ke tempat Ermon, dan melanggar sumpah mereka di bahu bukit Ermon dan melihat anak-anak perempuan manusia, betapa cantiknya mereka, dan mengambil bagi diri mereka sendiri istri-istri, dan mengotori bumi dengan perbuatan-perbuatan mereka, yang di seluruh waktu mereka melakukan kefasikan dan pencampuran, dan raksasa-raksasa dilahirkan dan orang-orang yang sangat besar dan sangat bermusuhan. Dan karena itu Elohim menghakimi mereka dengan penghakiman besar, dan mereka meratapi saudara-saudara mereka dan mereka akan dihukum pada Hari Besar Tuhan.”
2 Henokh 18:3-4

Malaikat Pengawas dalam Kitab Kesaksian Dua Belas Bapa Leluhur

Dalam Kesaksian Dua Belas Bapa Leluhur, kejatuhan para malaikat disebutkan dua kali. Salah satu hanya sepintas saja menyebutkan bahwa Malaikat Pengawas “mengubah tatanan sifat mereka” (Naphtali 3:5). Yang kedua dalam Ruben, dimana dia menuduh bahwa kaum perempuan berusaha menjerat laki-laki.
“Demikianlah mereka memikat Malaikat Pengawas sebelum Air Bah, karena sementara mereka terus-menerus memandangi mereka, mereka bergairah kepada mereka dan membayangkan perbuatan dalam pikiran mereka; karena mereka mengubah diri mereka menjadi berwujud laki-laki dan menampakkan diri kepada mereka ketika mereka ada bersama suami-suami mereka; dan perempuan, bergairah dalam pikiran mereka karena wujud mereka, melahirkan raksasa-raksasa, karena Malaikat Pengawas muncul kepada mereka sementara mencapai ke surga.”
Ruben 5

Flavius Josephus, Antiquities of the Jews (Kepurbakalaan Yahudi)

Flavius Josephus, sejarawan Yahudi, menulis dalam bukunya Antiquities of the Jews untuk mengajar orang-orang Romawi-Helenistik mengenai Yudaisme dan Yahudi. Di dalamnya, dia menuliskan kisah tentang Malaikat Pengawas,
Karena banyak malaikat Elohim bersekutu dengan perempuan, dan memperanakkan anak-anak yang terbukti fasik, dan menghinakan segala sesuatu yang baik, karena mempercayai kekuatan mereka sendiri; karena sesuai tradisi, orang-orang ini melakukan apa yang menyerupai perbuatan-perbuatan mereka yang oleh orang Yunani disebut para raksasa. Tapi Nuh sangat khawatir atas apa yang mereka perbuat; dan karena tidak berkenan atas tingkah laku mereka, menasihati mereka untuk mengubah watak mereka dan perbuatan-perbuatan mereka menjadi lebih baik: namun karena mereka tidak memperdulikan dia, namun menjadi budak dari kesenangan-kesenangan jahat mereka, dia takut bahwa mereka akan membunuhnya, bersama istri dan anak-anaknya, dan yang mereka nikahi; sehingga dia pergi dari negeri itu.
Antiquity of the Jews 1.72-75
Menurut Josephus, penyatuan antara Malaikat yang Jatuh dengan manusia perempuan menghasilkan ras para raksasa, yang pada zaman purbakala disebut Nephilim.

Penjelasan Philo mengenai Kejadian pasal 6

Philo dari Alexandria (20 SM-50 M) menulis penjelasan Kejadian 6 berjudul “Mengenai Para Raksasa.” Dalam tulisan ini, dia menegaskan bahwa kisah itu bukan mitos.
Kejadian 6:2 (TB) “maka anak-anak Elohim melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Makhluk-makhluk itu, yang oleh para filsuf lain disebut iblis, Musa menyebutnya para malaikat; dan mereka adalah jiwa-jiwa yang melayang-layang di udara. Dan jangan seorang pun mengira, bahwa apa yang dinyatakan di sini adalah dongeng, karena ini sesungguhnya benar bahwa alam semesta harus terisi dengan makhluk-makhluk hidup di semua bagiannya, karena masing-masing bagian utama dan dasarnya terdiri dari binatang-binatang yang sesuai, dan seperti itu konsisten dengan sifatnya. –bumi terdiri dari binatang-binatang bumi, lautan dan sungai berisi binatang-binatang air, dan api dari yang lahir di dalam api (namun dikatakan, bahwa yang semacam ini ditemukan utamanya di Makedonia), dan langit terdiri dari bintang-bintang: karena ini semua juga adalah seluruh jiwa-jiwa yang meliputi alam semesta, murni dan ilahi, sementara mereka bergerak dalam lingkaran, yang merupakan jenis gerakan paling lazim bagi pikiran, karena masing-masing dari mereka adalah pikiran induk. Karena itu diperlukan juga bahwa udara harus penuh makhluk-makhluk hidup. Dan makhluk-makhluk ini tidak kelihatan bagi kita, seperti udara itu sendiri tidak kelihatan dari pandangan mortal. (Namun itu tidak seperti bahwa karena pandangan kita tidak mampu melihat bentuk jiwa-jiwa, maka tidak ada jiwa-jiwa di dalam udara; namun itu sesuai kebutuhan bahwa mereka harus dipahami oleh pikiran, supaya yang seperti itu dapat direnungkan dengan yang seperti itu.
Philo, Mengenai Para Raksasa II:6-9

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...