Bukti Ilmiah Injil
Ratusan penemuan arkeologis dari abad pertama telah digali. Apakah arkeologi meneguhkan atau melemahkan Injil bila detil-detil dalam Injil diperiksa ?
Jika detil-detil kurang penting dari Injil terbukti akurat dari waktu ke waktu, maka ini akan meningkatkan keyakinan kita pada material lain dalam Injil yang belum dapat langsung diperiksa.
Jika detil-detil kurang penting dari Injil terbukti akurat dari waktu ke waktu, maka ini akan meningkatkan keyakinan kita pada material lain dalam Injil yang belum dapat langsung diperiksa.
Berikut contoh beberapa kasus bagaimana Injil dapat bertahan menghadapi serangan para kritikus.
Keakuratan Lukas sebagai Seorang Sejarawan
Lukas, adalah tabib dan sejarawan yang menulis Injil Lukas dan Kitab Kisah Para Rasul. Apakah Lukas adalah sejarawan yang dapat dipercaya bahwa ia menuliskan segala sesuatunya dengan benar?
Ketika para arkeologis memeriksa detil-detil dari apa yang ia tuliskan, apakah mereka menyimpulkan bahwa Lukas teliti atau ceroboh?
Para sarjana melihat Lukas sangat akurat sebagai seorang sejarawan. Ia terpelajar. Ia pandai berbicara. Bahasa Yunani Lukas mendekati kualitas yang unggul. Ia menulis sebagai seorang pria berpendidikan, dan penemuan-penemuan arkeologis menunjukkan lagi dan lagi bahwa Lukas akurat dalam apa yang ia tuliskan.
Misalnya, dalam Lukas 3:1, ia mencatat Lisanias sebagai raja wilayah Abilene sekitar tahun 27 M. Selama bertahun-tahun para sarjana menunjuk ini sebagai bukti bahwa Lukas tidak mengerti apa yang ia bicarakan, karena Lisanias bukan seorang raja melainkan pemerintah Chalcis setengah abad sebelumnya. Jika Lukas tidak dapat memberikan fakta dasar yang benar, maka tulisannya tidak dapat dipercaya.
Misalnya, dalam Lukas 3:1, ia mencatat Lisanias sebagai raja wilayah Abilene sekitar tahun 27 M. Selama bertahun-tahun para sarjana menunjuk ini sebagai bukti bahwa Lukas tidak mengerti apa yang ia bicarakan, karena Lisanias bukan seorang raja melainkan pemerintah Chalcis setengah abad sebelumnya. Jika Lukas tidak dapat memberikan fakta dasar yang benar, maka tulisannya tidak dapat dipercaya.
Tetapi selanjutnya, sebuah prasasti yang berasal dari waktu ketika Tiberius, dari tahun 14 sampai 37 M, ditemukan. Prasasti itu menyebutkan Lisanias sebagai raja di Abilene, dekat Damaskus, persis seperti yang dituliskan Lukas.
Contoh lain adalah Kisah Para Rasul 17:6, pada pemakaian kata ‘politarchs’ yang diterjemahkan sebagai `pembesar-pembesar kota`. Selama waktu yang lama, orang-orang berpikir bahwa Lukas keliru, karena tidak ditemukan bukti adanya istilah ‘politarchs’ di dokumen-dokumen Roma kuno.
Tetapi kemudian sebuah tulisan yang tertoreh di sebuah lengkungan abad pertama, diawali dengan: ‘Pada waktu ketika politarchs’. Anda dapat pergi ke British Museum dan melihatnya sendiri. Para arkeologis juga telah menemukan lebih dari 35 tulisan prasasti yang menyebutkan kata ‘politarchs’. Beberapa dari tulisan ini ada di Tesalonika dari periode yang sama yang dirujuk oleh Lukas. Sekali lagi para kritikus salah dan Lukas yang benar.
Dalam Lukas 18:35 Yesus sedang berjalan ke Yerikho ketika Ia menyembuhkan seorang buta bernama Bartimeus, sementara Markus 10:46 berkata bahwa ia keluar dari Yerikho. Tidakkah ini merupakan kontradiksi yang tajam yang menimbulkan keraguan terhadap dapat dipercayanya Perjanjian Baru?
Tidak sama sekali. Itu muncul sebagai kontradiksi hanya karena Anda berpikir dalam istilah yang kontemporer, di mana kota-kota dibangun dan tetap begitu adanya. Namun tidaklah demikian kasusnya di masa lampau.
Yerikho setidaknya berada di 4 lokasi berbeda 1/4 mil jauhnya pada masa-masa kuno. Kota itu dihancurkan dan dibangun kembali dekat persediaan air lain atau sebuah jalan baru atau lebih dekat ke sebuah gunung atau apa saja. Intinya adalah, Anda dapat keluar dari lokasi yang satu, di mana Yerikho ada dan menuju ke lokasi lain, di mana Yerikho juga ada.
Jadi baik Lukas maupun Markus dapat sama-sama benar. Yesus bisa saja keluar dari satu area di Yerikho dan masuk area Yerikho yang lain.
Seseorang arkeologis terkemuka dengan hati-hati memeriksa rujukan-rujukan Lukas pada 32 negara, 54 kota,dan 9 pulau, dan ia tidak menemukan satu kesalahan pun.
Jika Lukas begitu akurat dan cermat dalam melaporkan sejarah, maka ia tentu secara akurat juga melaporkan hal-hal yang jauh lebih penting, tidak hanya baginya namun bagi orang-orang lain juga. Sebagai contoh tentang kebangkitan Yesus, bukti yang paling berpengaruh dalam ketuhanan-Nya, yang oleh Lukas ditegaskan dengan kuat oleh: ‘banyak tanda … membuktikan …’ (Kisah Para Rasul 1:3).
Jika Lukas begitu akurat dan cermat dalam melaporkan sejarah, maka ia tentu secara akurat juga melaporkan hal-hal yang jauh lebih penting, tidak hanya baginya namun bagi orang-orang lain juga. Sebagai contoh tentang kebangkitan Yesus, bukti yang paling berpengaruh dalam ketuhanan-Nya, yang oleh Lukas ditegaskan dengan kuat oleh: ‘banyak tanda … membuktikan …’ (Kisah Para Rasul 1:3).
Bukti bahwa Yohanes Dapat Dipercaya
Bagaimana dengan Yohanes, yang Injilnya kadangkala dianggap mencurigakan karena ia berbicara tentang lokasi-lokasi yang tidak dapat dibuktikan benar?
Ada beberapa penemuan yang telah menunjukkan bahwa Yohanes sangat akurat. Sebagai contoh Yohanes 5:1-15 mencatat bagaimana Yesus menyembuhkan seorang cacat di kolam Betesda. Yohanes memberikan informasi detil bahwa kolam itu memiliki 5 serambi. Selama waktu yang lama orang-orang mengutip ini sebagai suatu contoh ketidakakuratan Yohanes, karena belum ditemukan satu tempat pun yang seperti itu.
Namun baru-baru ini kolam Betesda telah digali. Kolam ini terdapat sekitar 40 kaki di bawah tanah. Kolam ini memiliki 5 serambi, tepat seperti yang dijelaskan oleh Yohanes. Dan ada juga penemuan-penemuan lain, seperti: kolam Siloam (Yohanes 9:7), sumur Yakub (Yohanes 4:12), bahkan identitas Pilatus sendiri, semuanya memberikan bukti ketepatan historis bagi Injil Yohanes.
Jadi ini membantah tuduhan bahwa ‘Injil Yohanes ditulis begitu lama setelah kehidupan Yesus sehingga itu tidak mungkin akurat’.
Sensus
Lukas 2:2 mencatat bahwa sensus yang membawa Yusuf dan Maria ke Betlehem dilangsungkan ketika Kirenius menjadi wali negeri di Siria dan selama pemerintahan Herodes Agung. Ini menimbulkan masalah yang signifikan karena Herodes meninggal tahun 4 SM, dan Kirenius mulai memerintah tahun 6 M. Bagaimana Anda menangani ketidaksesuaian ini?
Seorang arkeologis terkemuka bernama Jerry Vardaman telah menemukan sebuah koin dengan nama Kirenius di atasnya. Ini menunjuk Kirenius sebagai prokonsul Siria dan Kilikia dari tahun 11 SM sampai dengan setelah kematian Herodes. Dengan demikian maka ada 2 nama Kirenius: satu yang memerintah hingga 4 SM, dan satu lagi yang memerintah setelah 6 M. Suatu hal yang biasa bila banyak orang memiliki nama Roma yang sama. Sensus ini pasti berlangsung selama pemerintahan Kirenius yang lebih awal.
Keberadaan Nazaret
Matius 2: 23 mencatat sebuah kota Nazaret, tempat Yesus menghabiskan masa kecil-Nya.
Kota Nazaret tidak pernah disebutkan oleh Rasul Paulus, atau oleh Talmud (yang mendaftar 63 kota Galilea lainnya), atau oleh Josephus (yang mendaftar 45 desa dan kota Galilea lainnya, termasuk Japha, yang berlokasi tepat 1 mil jauhnya dari Nazaret saat ini). Tidak ada sejarawan atau ahli geografi kuno yang menyebutkan Nazaret sebelum permulaan abad keempat. Nama itu pertama kali muncul dalam literatur Yahudi dalam puisi yang ditulis sekitar abad ke 7 M. Adakah penemuan arkeologis bahwa Nazaret ada selama abad pertama?
Kota Nazaret tidak pernah disebutkan oleh Rasul Paulus, atau oleh Talmud (yang mendaftar 63 kota Galilea lainnya), atau oleh Josephus (yang mendaftar 45 desa dan kota Galilea lainnya, termasuk Japha, yang berlokasi tepat 1 mil jauhnya dari Nazaret saat ini). Tidak ada sejarawan atau ahli geografi kuno yang menyebutkan Nazaret sebelum permulaan abad keempat. Nama itu pertama kali muncul dalam literatur Yahudi dalam puisi yang ditulis sekitar abad ke 7 M. Adakah penemuan arkeologis bahwa Nazaret ada selama abad pertama?
Dr. James Strange dari University of South Florida mencatat bahwa ketika Yerusalem runtuh tahun 70M, para imam tidak lagi dibutuhkan dalam Bait Suci karena bait itu telah dihancurkan, jadi mereka diutus ke berbagai lokasi lainnya, bahkan sampai ke Galilea. Para arkeologis telah menemukan sebuah daftar dalam bahasa Aram yang menjelaskan ke-24 keluarga para imam yang dipindahkan, yang salah satu dari mereka dipindahkan ke Nazaret. Ini menunjukkan bahwa Nazaret benar-benar ada pada saat itu.
Sebuah Buku Sumber yang Luar Biasa Akurat
Peneguhan arkeologi yang berulang-ulang atas keakuratan Perjanjian Baru memberikan penguatan penting bahwa Perjanjian Baru dapat dipercaya. Ini sangat kontras dengan fakta bahwa arkeologi telah menghancurkan Mormonisme.
John Ankerberg dan John Weldon menyimpulkan Mormonisme dalam sebuah buku, ‘Tidak ada kota-kota dalam Book of Mormon yang pernah ada. Tidak ada orang-orang, tempat, bangsa, atau nama dalam Book of Mormon pernah ditemukan. Tidak ada artifak-artifakBook of Mormon, tidak ada kitab-kitab Book of Mormon, tidak ada tulisan-tulisan prasastiBook of Mormon‘.
Seorang arkeologis terkemuka Australia, Clifford Wilson menulis, “Mereka yang mengetahui fakta-faktanya kini mengakui bahwa Perjanjian Baru harus diterima sebagai buku sumber yang luar biasa.”
John Ankerberg dan John Weldon menyimpulkan Mormonisme dalam sebuah buku, ‘Tidak ada kota-kota dalam Book of Mormon yang pernah ada. Tidak ada orang-orang, tempat, bangsa, atau nama dalam Book of Mormon pernah ditemukan. Tidak ada artifak-artifakBook of Mormon, tidak ada kitab-kitab Book of Mormon, tidak ada tulisan-tulisan prasastiBook of Mormon‘.
Seorang arkeologis terkemuka Australia, Clifford Wilson menulis, “Mereka yang mengetahui fakta-faktanya kini mengakui bahwa Perjanjian Baru harus diterima sebagai buku sumber yang luar biasa.”
Disalin dari : Pemuda Kristen.com
No comments:
Post a Comment