12 MEI 1998-2010
1998.
Hari ini mengerikan di tahun itu.Saya yang kebetulan masih mahasiswa dan menjadi salah satu pimpinan gerakan mahasiswa di Universitas Indonesia dari unsur pers mahasiswa sudah mendengar akan ada martir dari mahasiswa. Hanya saja, kami tidak menduga akan jatuh di Trisakti, universitas yang ‘terlambat panas’ (semoga kawan lama saya Julianto Hendro Cahyono -Ketua SM Usakti saat itu- tidak marah dengan istilah ini). Kenapa ‘terlambat panas’? Karena kampus itu dikenal sebagai kampus tempat orang-orang berada menyekolahkan anaknya. Maka, saat rakyat kebanyakan sudah ‘menjerit’ karena harga-harga yang melambung tinggi, mahasiswa di kampus itu masih ‘tenang-tenang’ saja.
Bahkan, demo tanggal 12 Mei 1998 itu pun baru pertama kali dilakukan Usakti dengan melakukan”short march” keluar kampus. Dan ternyata, di situlah kemudian martir mahasiswa jatuh. Kejadian itu menambah panas rangkaian aksi demonstrasi yang semula menyikapi krisis moneter, menjadi berujung pada upaya menjatuhkan Soeharto dari pucuk pimpinan nasional. Apalagi setelah itu, tepat keesokan harinya yaitu pada tanggal 13 Mei 1998, kerusuhan massal melanda Jakarta. Menurut data yang saya kumpulkan, kerusuhan justru bermula di bawah jembatan layang Grogol yang terletek tepat di depan kampus Usakti, bersamaan dengan acara mengecam jatuhnya korban mahasiswa sore sebelumnya. Bermula dari sekelompok massa beratribut seperti gelandangan dan pelajar yang membakar satu unit truk sampah. Seketika, seluruh Jakarta terbakar selama 2 hari penuh.
Kini, 12 tahun sudah berlalu. Selubung gelap di sekitar peristiwa itu masih saja menyelimuti. Para korban belum lagi mendapatkan hak-haknya, terutama masih adanya orang hilang yang belum kembali. Juga tidak ada penyelidikan memadai dari segi HAM terhadap para pelaku penembakan mahasiswa Usakti dan kasus-kasus kekerasan oleh negara lainnya di masa Orde Baru.
Ah, terlalu panjang menuliskan semua itu di dalam postingan blog yang sempit ini. Saya saat ini sedang berupaya menyelesaikan buku tentang peristiwa di sekitar 1998. Mohon do’anya ya, semoga bisa menambah khazanah sejarah bangsa.
No comments:
Post a Comment