Cerita di Balik Berita Utama "Kompas" Presiden Soeharto Siap Mundur
Kepada publik, Soeharto juga mengklarifikasi pemberitaanKompas itu. Soeharto membantah dirinya mengatakan,'saya siap mundur'.
Untuk memuat berita klarifikasi itu, redaksi Kompas saat itu dihadapkan pada dua pilihan judul berita.
"Saya punya dua pilihan waktu bikin judul berita klarifikasi itu. Pertama 'Soeharto Bantah Katakan Siap Mundur' atau yang kedua, 'Soeharto: Tidak Benar Saya Katakan Saya akan Mundur'. Ada dua hal itu," ujar James.
Dua judul berita itu memiliki dua nuansa yang berbeda pula. Judul pertama, memberikan kesan bahwa Soeharto meralat pernyataan bahwa dirinya akan mundur.
Sementara, judul kedua memberi kesan bahwa berita Kompas soal Soeharto siap mundur adalah salah.
"Akhirnya saya pilih judul pertama. Jadi seakan-akan dia sudah ngomong, lalu dia bantah. Dalam posisi seperti ini, posisi kami menjadi lebih kuat kan," ujar James.
Setelah itu, Soeharto mengumumkan akan merombak kabinetnya. Ia juga tiba-tiba membuka peluang berkomunikasi dengan tokoh oposisi.
Redaktur politik Kompas lainnya, Myrna Ratna berpendapat, upaya itu terlambat. Situasi Ibu Kota sudah tidak dapat dikendalikan.
"Seharusnya mendengarkannya dari beberapa bulan sebelumnya, dialog dengan mahasiswa, tokoh oposisi. Karena situasi ini sudah bergulir sedemikian genting," ujar Myrna.
Pada 17 Mei 1998, mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR. Mereka menuntut Soeharto mundur dari kursi presiden. Aksi itu terus berlanjut sampai 19 Mei 1998.
No comments:
Post a Comment